GEDUNG Onkologi Terpadu RSUP Adam Malik Medan, Sumatra Utara menjadi pusat kanker pertama di wilayah Sumatra bagian Utara. Pembangunan itu juga ditujukan untuk mendukung pelayanan penyakit katastropik kanker, khususnya di wilayah Sumatera Utara.
Layanan kanker memiliki angka kunjungan tertinggi dibandingkan layanan penyakit katastropik lainnya. Sejak 2019 hingga 2024, rata-rata pasien kanker di RSUP Adam Malik mencapai 67.798 pasien per tahun, diikuti layanan jantung dengan rata-rata 32.099 pasien, layanan stroke 1.493 pasien, dan uronefrologi 16.668 pasien per tahun.
"Angka tertinggi pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Adam Malik ini adalah kanker. Itu adalah bukti bahwa kanker merupakan salah satu hal yang penting dalam pelayanan kesehatan," kata Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dalam keterangannya, Jumat (17/1).
Gedung Onkologi Terpadu ini diharapkan tidak hanya menjadi pusat layanan kuratif kanker, tetapi juga dapat memberikan layanan deteksi dini sehingga dapat ditangani sebelum memasuki stadium lanjut.
“Kalau pasien-pasien tersebut didiagnosis pada stadium awal maka angka penyembuhannya jadi lebih besar. Jadi, saya pesankan juga kepada Pak Direktur bahwa tidak hanya pelayanan kuratif yang kita lakukan, tetapi deteksi dini kita upayakan secara masif,” ujar Dante.
Sebagai pusat onkologi di Provinsi Sumatera Utara, RSUP Adam Malik juga diharapkan bisa membangun jejaring pengampuan layanan kanker ke berbagai rumah sakit sekitar, baik di wilayah Sumatera Utara maupun wilayah Sumatra lainnya.
Dengan begitu berbagai penyakit kanker yang tidak bisa terdiagnosis atau tidak bisa diobati di rumah sakit RSUD di daerah-daerah dan pelosok-pelosok Sumatera nantinya akan dirujuk ke Pusat Kanker RSUP Adam Malik.
“Ini salah satu pusat kanker pertama yang ada di Sumatera. Sehingga nanti tidak hanya menjadi rujukan rumah sakit provinsi Sumatera Utara tetapi juga rumah sakit provinsi lainnya,” ujar Dante.
Dante menambahkan bahwa pembangunan Pusat Onkologi ini juga harus diimbangi dengan peningkatan kemampuan dokter dan tenaga medis yang bekerja di Pusat Onkologi, sehingga dapat memberikan protokol terapi kanker yang efisien, memadai, dan memberikan dampak positif dalam proses penyembuhan kanker.
Sementara itu, proses pembangunan Pusat Onkologi RSUP Adam Malik diperkirakan akan berlangsung sekitar 12 hingga 16 bulan sejak groundbreaking. Selama proses pembangunan, Wamenkes Prof. Dante berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan tenaga dokter yang dapat memberikan layanan kanker.
“Kalau dokternya kurang akan kita tambah. Sebenarnya sekarang sudah ada beberapa disiplin ilmu yang memiliki peminatan di bidang kanker. Jadi misalnya untuk Penyakit Dalam ada hematologi onkologi. Untuk Urologi ada kanker prostat dan sebagainya. Untuk Bedah Onkologi juga ada pendidikan kanker. Kalau kurang, nanti akan ditambah," terangnya.
Pembangunan pusat onkologi ini mendapat apresiasi dari Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara, Agus Fatoni. Ia berharap Pusat Onkologi RSUP Adam Malik diharapkan dapat meningkatkan layanan kanker.
“Di Sumatera Utara ada 210 rumah sakit di kabupaten/kota. Namun, pelayanan onkologi kanker tidak banyak. Hanya ada di Kota Medan dan di Deli Serdang. Oleh karena itu, pemerintah daerah mendukung peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, khususnya terkait dengan kanker,” kata Agus.
Pembangunan Pusat Onkologi RSUP Adam Malik tidak hanya sekadar pembangunan fasilitas dan manajemen gedung, tetapi juga dilengkapi dengan berbagai alat penunjang pemeriksaan kanker, seperti salah satunya PET (Positron Emission Tomography) scan, yang saat ini jumlahnya masih sangat terbatas. (H-2)