Belum ada Vaksin HMPV, BRIN Dorong Penelitian Genetik dan Tes Diagnostik

2 weeks ago 24
Belum ada Vaksin HMPV, BRIN Dorong Penelitian Genetik dan Tes Diagnostik PENELITI Ahli Madya Pusat Riset Kedokteran Preklinis dan Klinis BRIN Telly Purnamasari Agus(Dok. Antara)

PENELITI Ahli Madya Pusat Riset Kedokteran Preklinis dan Klinis BRIN Telly Purnamasari Agus menyampaikan hingga saat ini Indonesia belum mengembangkan vaksin untuk Human Metapneumovirus (HMPV).

"Jadi kalau di Indonesia pengembangan vaksin untuk HMPV sendiri belum ada,” kata Telly, Jumat (17/1).

Langkah yang paling memungkinakan dilakukan oleh BRIN adalah mengembangkan vaksin untuk HMPV. Namun, pembuatan dan pengembangan vaksin untuk suatu virus bukanlah perkara mudah. Jika belajar dari pandemi covid-19 yang lalu, rasanya mustahil bisa mengembangkan vaksin dalam kurun waktu satu sampai dua tahun saja.

Terlepas dari lamanya kemungkinan pengembangan vaksin di Indonesia, terdapat pusat riset yang fokus pada pengembangan vaksin dan obat di BRIN. Ia menjelaskan bahwa pusat riset tersebut juga dapat melakukan penelitian terkait pengembangan vaksin, meskipun tidak hanya terbatas pada vaksin saja.

Dia juga mengaitkan pengembangan vaksin dengan kebutuhan pengembangan alat diagnostik, termasuk tes cepat untuk mendeteksi HMPV.

Dengan kemiripan gejala awal dengan covid-19 dan Influenza, Telly mengatakan ada beberapa cara mendeteksi HMPV melalui gejala awalnya. Gejala awal pada HMPV sering ditandai dengan batuk, pilek, hidung tersumbat, demam ringan, kadang disertai sesak napas/napas berbunyi terutama pada anak dan bayi yang dapat berlanjut menjadi bronkiolitis atau pneumonia.

Pada influenza juga memiliki gejala yang sama disertai nyeri otot, namun sifat demam umumnya lebih tinggi disertai gejala kelelahan yang lebih berat dibandingkan HMPV.  

Sedangkan pada covid-19, gejala khas yang tidak ditemui pada HMPV dan influenza adalah anosmia atau hilangnya kemampuan untuk mencium bau, sering disertai sesak nafas pada lansia.

Jika tidak segera ditangani dengan tepat, lanjut Telly, penyakit ini dapat berakibat fatal, seperti sepsis atau kematian.

“Kalau tidak terus diobati, perjalanan alamiah penyakitnya bisa menjadi ke arah penyakit berat. Ini akan berakibat fatal, bisa sampai pada mengancam jiwa hingga kematian," ujar Telly.

HMPV dibagi menjadi 2 yakni subtipe A dan B, yang memiliki beberapa subgrup dengan karakteristik yang berbeda. Subtipe A terdiri dari subgrup A1 dan A2, yang dapat menyebabkan infeksi saluran nafas yang lebih berat dan sering dikaitkan dengan kejadian wabah dibandingkan subtipe B.

Sedangkan subtipe B terdiri dari subgrup B1 dan B2, cenderung menyebabkan infeksi yang lebih ringan dan memiliki prevalensi yang lebih tinggi di musim tertentu.

Sejauh ini, genetik virus HMPV yang ramai tersebar di indonesia masih belum diketahui. Menurutnya, penelitian terkait genetik virus HMPV untuk mengetahui karakteristik virus HMPV yang beredar di Indonesia perlu dilakukan, seperti subtipe A atau B, atau ada mutasi genetik virus tersebut guna penanganangan pertama yang bisa lebiih tepat sasaran.

“Pengembangan tes diagnostik cepat untuk mendeteksi HMPV juga diperlukan, terutama di daerah dengan fasilitas kesehatan terbatas. Selain itu, diperlukan penelitian klinis untuk mengetahui faktor risiko, keparahan penyakit dan komplikasi, tatalaksana pengobatan dan pengembangan vaksin sebagai upaya mengurangi dampak penyakit yang disebabkan HMPV,” terang Telly.

Telly menyebut, belum ada vaksinasi khusus untuk mencegah HMPV. Namun, beberapa upaya pencegahan efektif dapat dilakukan, seperti menjaga kebersihan tangan, memakai masker, menjaga jarak, dan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

“Upaya pencegahan tersebut membutuhkan kerja sama seluruh lapisan masyarakat serta pentingnya edukasi masyarakat untuk implementasi pencegahan HMPV di Indonesia. Kolaborasi penelitian dapat dilakukan dengan organisasi internasional seperti WHO dan CDC, untuk mengetahui tren global terkait HMPV, serta sebagai upaya mitigasi penyebaran dan dampak penyakit lintas negara,” pungkasnya. (Z-9)

Read Entire Article
Global Food