Lelang Frekuensi 1,4 GHz, Pengamat: Harga Harus Cermat

14 hours ago 1

Selular.id – Bayangkan jika kecepatan internet di pelosok Indonesia setara dengan yang Anda nikmati di kota besar.

Tidak ada lagi buffering saat streaming, video call lancar tanpa putus, dan download file besar hanya hitungan detik.

Impian yang selama ini terasa jauh dari kenyataan, kini sedang diperjuangkan melalui proses lelang frekuensi 1,4 GHz yang tengah bergulir.

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) saat ini sedang menggelar proses lelang spektrum 1,4 GHz yang dinilai para ahli berpotensi mengubah peta persaingan industri telekomunikasi nasional.

Tidak main-main, tiga perusahaan telekomunikasi besar—Eka Mas Republik (MyRepublic), Telemedia Komunikasi Pratama (anak perusahaan Surge), dan Telkom—telah dinyatakan lulus evaluasi administrasi dan bersaing ketat memperebutkan blok kosong spektrum tersebut sejak kemarin.

Ketiganya bertarung untuk mendapatkan lebar pita 80 MHz di frekuensi 1,4 GHz yang dapat mendukung operasional perusahaan di layanan fixed broadband.

Spektrum frekuensi ini sendiri dibagi Komdigi ke dalam tiga regional dan 15 zona, menciptakan lanskap kompetisi yang kompleks namun penuh potensi transformasi digital.

Strategi Lelang yang Menentukan Masa Depan Internet Nasional

Heru Sutadi, Direktur Eksekutif ICT Institute, menekankan bahwa pemerintah perlu berhati-hati dalam menetapkan harga dasar lelang agar hasilnya seimbang antara kepentingan negara dan pelaku industri.

“Harga dasar lelang perlu dihitung secara cermat, memberikan kontribusi bagi negara tapi tidak memberatkan peserta lelang,” ujar Heru, Selasa (14/10/2025).

Transparansi dan kepastian dalam setiap tahapan lelang menjadi poin kritis yang disoroti pakar telekomunikasi ini.

Menurutnya, jumlah ronde harus ditetapkan di awal dan tidak boleh diubah di tengah proses.

“Ronde lelang harus ditetapkan di awal, dan diketahui peserta lelang. Tidak boleh ada tambahan atau pengurangan ronde jika sudah ditentukan. Ronde juga tidak perlu banyak-banyak, dua atau tiga ronde saja agar harga tidak melambung jauh dari harga dasar,” jelas Heru.

Setelah pemenang ditetapkan, pemerintah juga diminta menunggu masa sanggah serta memastikan kewajiban pembayaran dilakukan sesuai waktu yang telah ditentukan.

“Pemenang lelang harus membayar biaya frekuensi sesuai waktu yang ditetapkan. Jika tidak, harus ada sanksi. Sistem lelang pun wajib berjalan transparan, andal, dan real time, agar semua penawaran, termasuk di menit terakhir, tetap tercatat dengan adil,” paparnya.

Skema Hybrid: Kombinasi Pembayaran dan Komitmen Layanan

Proses seleksi frekuensi ini biasanya menggunakan skema hybrid, yakni kombinasi antara kewajiban pembangunan dan lelang harga.

Dengan pendekatan ini, operator pemenang tidak hanya membayar frekuensi, tapi juga harus memenuhi target layanan tertentu yang telah ditetapkan pemerintah.

“Biasanya ada kewajiban yang harus disetujui, misalnya menghadirkan internet 100 Mbps. Itu bagian dari komitmen jika memenangkan lelang. Pemerintah boleh menetapkan hal tersebut sesuai kepentingan nasional,” kata Heru.

Pendekatan ini memastikan bahwa pemenang lelang tidak sekadar membayar mahal untuk spektrum, tetapi juga bertanggung jawab meningkatkan kualitas layanan internet nasional.

Komitmen layanan ini menjadi bagian penting dari sederet kewajiban pemenang lelang frekuensi 1,4 GHz yang mulai berlaku sejak proses lelang berjalan.

Setiap peserta yang lolos tahap administrasi memahami bahwa kemenangan dalam lelang ini bukan akhir, melainkan awal dari tanggung jawab besar terhadap pemerataan internet di Indonesia.

Tiga Kandidat Utama dan Strategi Masing-Masing

Persaingan ketat terjadi antara tiga perusahaan telekomunikasi yang telah dinyatakan lulus evaluasi administrasi.

Eka Mas Republik (MyRepublic) dikenal dengan fokus pada layanan fixed broadband berkualitas, sementara Telemedia Komunikasi Pratama sebagai anak perusahaan Surge membawa pengalaman dalam layanan data dan internet.

Telkom, sebagai BUMN telekomunikasi, memiliki jaringan infrastruktur yang paling luas dan pengalaman puluhan tahun di industri.

Masing-masing perusahaan memiliki strategi dan pertimbangan matang dalam mengikuti lelang ini.

Telkom memastikan frekuensi 1,4 GHz sesuai dengan strategi digital yang telah mereka rancang untuk beberapa tahun ke depan.

Sementara itu, analisis pasar menunjukkan peluang WIFI, TLKM dan DSSA di lelang frekuensi 1,4 GHz cukup terbuka lebar, meski dengan tantangan yang tidak kecil.

Ketiga perusahaan ini memahami bahwa kemenangan dalam lelang frekuensi 1,4 GHz bukan sekadar memperoleh aset spektrum, tetapi juga mendapatkan peluang untuk memimpin transformasi digital Indonesia.

Dengan lebar pita 80 MHz yang diperebutkan, pemenang lelang akan memiliki kapasitas signifikan untuk mengembangkan layanan fixed broadband yang lebih cepat dan stabil.

Harapan Besar untuk Game Changer Internet Indonesia

Heru Sutadi menyampaikan harapan besarnya bahwa lelang 1,4 GHz ini benar-benar bisa menjadi momentum perubahan bagi pemerataan internet nasional.

“Tentunya kita berharap ini menjadi game changer, agar internet Indonesia makin ngebut secara merata dan harganya tetap terjangkau bagi masyarakat,” tutup Heru.

Potensi frekuensi 1,4 GHz sebagai game changer tidak berlebihan.

Spektrum ini memiliki karakteristik yang ideal untuk layanan fixed broadband dengan jangkauan yang luas dan penetrasi yang baik di berbagai jenis bangunan.

Dalam konteks geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, frekuensi ini dapat menjadi solusi efektif untuk menghubungkan daerah-daerah yang selama ini kesulitan mendapatkan akses internet berkualitas.

Proses lelang yang transparan dan kompetitif diharapkan dapat menghasilkan pemenang yang tidak hanya memiliki kapasitas finansial, tetapi juga komitmen kuat untuk mewujudkan internet cepat dan merata di seluruh Indonesia.

Dengan tiga kandidat kuat yang bersaing, hasil lelang ini akan menentukan arah perkembangan telekomunikasi Indonesia untuk tahun-tahun mendatang.

Masyarakat pun menanti dengan harapan besar. Setelah bertahun-tahun menghadapi ketimpangan kualitas internet antara kota besar dan daerah, lelang frekuensi 1,4 GHz dianggap sebagai titik balik yang dapat membawa perubahan signifikan.

Semua mata tertuju pada proses lelang yang sedang berlangsung, menunggu siapa yang akan membawa misi pemerataan internet Indonesia ke level berikutnya.

Read Entire Article
Global Food