GUNUNGKIDUL sedang menghadapi lonjakan kasus penyakit gondong yang mengkhawatirkan.
Dinas Kesehatan Gunungkidul melaporkan bahwa hingga November 2024, sebanyak 1.050 kasus telah tercatat, dengan sebagian besar penderita adalah anak-anak.
Angka ini melonjak tajam dibandingkan tahun 2023, di mana hanya terdapat 155 kasus.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Ismono, peningkatan ini membutuhkan perhatian serius, terutama pada lingkungan sekolah dasar (SD) yang menjadi tempat rawan penularan.
“Anak-anak yang terkena gondong diharapkan untuk tidak masuk sekolah selama 10 hari guna mencegah penularan lebih lanjut,” jelas Ismono pada Kamis (14/11).
Apa Itu Penyakit Gondong?
Melansir dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), gondong atau mumps adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Paramyxovirus.
Virus ini menyerang kelenjar parotis, yaitu kelenjar air liur di bawah telinga, sehingga menyebabkan pembengkakan yang khas di sekitar pipi dan rahang.
Meskipun tingkat penularannya tidak seberat campak, penyakit ini tetap menjadi ancaman terutama bagi anak-anak berusia 2–14 tahun, karena sistem kekebalan tubuh mereka yang masih lemah.
Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet dari batuk, bersin, atau kontak langsung dengan penderita.
Gejala Gondong
Gejala utama gondong meliputi:
- Pembengkakan di sekitar pipi dan rahang.
- Nyeri saat mengunyah atau menelan.
- Flu ringan disertai batuk.
Ismono menjelaskan bahwa gondong biasanya sembuh sendiri setelah masa inkubasi selama 10 hingga 11 hari. Meskipun demikian, anak-anak yang mengalami gejala ini perlu istirahat total dan isolasi untuk mencegah penularan.
Upaya Pencegahan
Menurut Ismono, langkah pencegahan yang efektif meliputi:
- Isolasi penderita selama masa inkubasi.
- Menjaga pola makan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
- Menghindari kontak langsung dengan penderita. Selain itu, pencegahan dapat diperkuat melalui edukasi kepada masyarakat, khususnya di lingkungan sekolah.
“Virus gondong lebih mudah menyebar pada masa pancaroba, sehingga meningkatkan daya tahan tubuh sangat penting. Jika gejala tidak membaik, orang tua disarankan segera membawa anaknya ke dokter,” tambah Ismono.
Kekebalan Seumur Hidup
Walaupun belum menjadi bagian dari program vaksinasi pemerintah, imunisasi gondong sebenarnya tersedia di beberapa fasilitas kesehatan.
Infeksi gondong juga memberikan kekebalan seumur hidup, sehingga penderita yang sembuh biasanya tidak akan tertular lagi di kemudian hari.
Dinas Kesehatan Gunungkidul juga terus memberikan edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pencegahan dan penanganan gondong.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan wabah gondong di Gunungkidul dapat segera terkendali, dan angka kasus dapat ditekan secara signifikan. (Z-10)
Sumber:
- BBC News
- Kemenkes RI