
GUNUNG es terbesar di Bumi telah kandas di lepas pantai Pulau South Georgia, yang dikenal sebagai tempat persinggahan umum bagi gunung es besar, seperti yang terlihat dalam citra satelit terbaru.
Dengan luas mencapai 1.240 mil persegi (3.460 kilometer persegi), gunung es Antartika A-23A berhenti setelah perjalanan panjang dan berliku melintasi Laut Scotia, yang juga dikenal sebagai "jalur gunung es."
Citra satelit yang diambil pada awal Maret menunjukkan gunung es ini terjebak di sebuah rak bawah laut yang dangkal di lepas pantai Pulau South Georgia, sebuah wilayah seberang laut Inggris di Samudra Atlantik Selatan dan yang terbesar di antara sembilan pulau yang membentuk Kepulauan South Georgia dan South Sandwich.
Gambar terbaru A-23A diambil instrumen MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) pada satelit Aqua milik NASA. Pengamatan sebelumnya menunjukkan pergerakan gunung es ini ke arah utara melambat secara tiba-tiba pada akhir Februari, menurut pernyataan dari NASA Earth Observatory.
"Saya pikir pertanyaan besar sekarang adalah apakah arus laut yang kuat akan menjebaknya di sana hingga mencair dan pecah, atau apakah gunung es ini akan berputar ke selatan pulau seperti yang terjadi pada gunung es sebelumnya," ujar Josh Willis, ahli oseanografi di Jet Propulsion Laboratory NASA di California Selatan, dalam pernyataan tersebut. "Waktu yang akan menjawabnya."
Arus laut telah membawa gunung es besar lainnya ke wilayah ini, termasuk A-68A yang memiliki berat satu triliun ton dan bahkan lebih besar dari A-23A, dengan luas mencapai 5.698 km persegi pada ukuran terbesarnya. Gunung es ini awalnya kandas pada Desember 2020, tetapi dengan cepat pecah menjadi dua bagian utama yang terus retak hingga akhirnya hancur dalam tiga bulan, melepaskan 152 miliar metrik ton air tawar ke Laut Scotia utara di sekitar South Georgia.
A-23A telah menempuh perjalanan lebih dari 2.000 km ke utara dari asalnya di Laut Weddell Selatan, tempat ia terpisah dari Lapisan Es Filchner-Ronne di Antartika pada tahun 1986. Setelah beberapa dekade terjebak di dasar laut, gunung es ini akhirnya mulai bergerak pada awal 2020-an. Sejak kandas di dekat Pulau South Georgia, beberapa fragmen kecil es telah terlepas dari A-23A, sebagaimana terlihat dalam citra satelit terbaru.
"Ketika gunung es mencapai sejauh ini ke utara, mereka akhirnya tunduk pada perairan yang lebih hangat, angin, dan arus yang menjadikan wilayah laut ini tantangan bagi semua pelaut," kata pejabat NASA dalam pernyataan tersebut.
Meskipun tidak ada populasi manusia permanen di pulau terpencil ini, South Georgia merupakan rumah bagi berbagai kehidupan, mulai dari anjing laut dan penguin hingga fitoplankton kecil. Mencairnya air tawar dari dasar gunung es dapat memengaruhi lingkungan laut setempat serta flora dan fauna di sepanjang garis pantai pulau tersebut. Satelit akan terus memantau pergerakan gunung es ini dan fragmen es yang terlepas ke lautan. (Space/Z-2)