
GUBERNUR Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas'ud melakukan kunjungan ke PT Kaltim Kariangau Terminal (KKT) di Balikpapan untuk melihat langsung aktivitas Pelabuhan dan Terminal Peti Kemas Kariangau.
"Ini aset Pemprov Kaltim yang amat strategis menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD)," kata Gubernur Rudy Mas'ud.
PT KKT ialah unit usaha yang didirikan Perusahaan Daerah (Perusda) Melati Bakti Satya (MBS) dan PT Pelindo IV. KKT mengelola bisnis pelabuhan dan terminal peti kemas.
Gubernur berharap agar potensi besar KKT terus dikembangkan. Misalnya untuk pengembangan dermaga yang kini memiliki panjang 270 meter dan akan diperpanjang hingga 1.000 meter ke sisi kanan dan kiri.
Pengembangan ini untuk mendukung aktivitas perkapalan dan angkutan logistik Kaltim, serta mengantisipasi pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang memerlukan banyak material dan logistik.
"Terminal peti kemas ini amat strategis. Sangat baik untuk distribusi barang dan jasa agar bisa menekan inflasi. Bahkan harga akan lebih terjangkau dan ketahanan makanan untuk konsumsi masyarakat akan lebih terjamin," jelas Rudy.
Areal KKT sekitar 16 hektare dari 72,5 hektare yang tersedia. Tidak jauh dari kawasan ini, Pemprov Kaltim masih memiliki 300 hektare lahan yang juga potensial untuk dikembangkan di sekitar Teluk Balikpapan.
Menurutnya, masih banyak hal yang bisa dikembangkan dari kawasan ini oleh Perusda Kaltim. "Kapal-kapal besar bisa masuk ke sini. Minimal medium range kapasitas 35.000 ton hingga 50.000 ton," jelas Rudy.
Gubernur berharap Pemprov Kaltim melalui perusda lebih memaksimalkan lahan di kawasan itu karena sangat strategis. Pengelolaan yang baik akan mendorong pendapatan jauh lebih besar bagi daerah. Ia pun tidak sependapat dengan konsep kerja sama 50:50 yang terjalin dengan Pelindo.
"Kita akan duduk bersama membahas ini. Dalam bisnis harus ada mayoritas dan minoritas. Kita harus mendapatkan lebih baik lagi dari sekarang," tandasnya.
Selain aktivitas pelabuhan, Gubernur juga menyinggung jalan masuk KKT yang sebagian rusak dan longsor. "Jalan itu sekarang sudah jadi jalan nasional. Jadi terkait longsornya jalan dan amblasnya jalan jadi kewenangan pusat. Tapi akan tetap kita berikan support agar perbaikan jalan bisa diprioritaskan," tegasnya.
Selain soal jalan, Gubernur akan segera menyiapkan lahan khusus untuk truk-truk pengangkut kontainer agar tidak parkir di sepanjang jalan. "Mudah-mudahan nanti bisa dikelola perusda," kata Gubernur.
Dengan parkir khusus, semua kendaraan pengangkut kontainer, semen dan aspal curah bisa dikumpulkan di satu lokasi dan tidak lagi parkir liar sehingga merusak pandangan dan jalan serta menyebabkan longsor.
Direktur Utama PT KKT Enriany Muis mengungkapkan aktivitas bongkar muat mencapai 40-45 kapal setiap bulan. Untuk aktivitas bongkar muat, KKT memiliki tiga container crane (CC), dua masih menggunakan bahan bakar dan satu sudah menggunakan elektrik. "Kami mengupayakan ketiga CC nanti menjadi elektrik, meski tetap kita antisipasi dengan menyiapkan genset (bahan bakar)," jelas Enriany.
Ia juga menjelaskan rencana KKT memperluas dermaga menjadi 1.000 meter.
Sementara itu, Dirut Perusda Melati Bakti Satya Aji Muhammad Abidharta Wardhana Hakim menjelaskan terdapat tiga jenis penerimaan dari KKT yakni dividen (50:50) dengan Pelindo, imbalan jasa, dan manajemen fee.
Dividen dari KKT (2014-2024) rata-rata Rp3,8 miliar, dan paling tinggi pada 2024 yakni Rp11,2 miliar. Penghasilan lain dari imbal jasa aset 2024 Rp8,1 miliar, dan manajemen fee 2024 sebesar Rp7,4 miliar. (E-2)