FKUB Bali Tegas Melarang Branding Hari Raya Nyepi untuk Komersialisasi di Sektor Pariwisata dan Jasa Hiburan

11 hours ago 5
FKUB Bali Tegas Melarang Branding Hari Raya Nyepi untuk Komersialisasi di Sektor Pariwisata dan Jasa Hiburan Ilustrasi(MI/ARNOLDUS DHAE)

FORUM Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bali mengeluarkan surat edaran resmi untuk mengimbau masyarakat Bali dalam merayakan Nyepi yang jatuh pada tanggal 29 Maret 2025. Surat imbauan itu ditandatangani oleh Ketua FKUB Bali Ida Penglinsir Agung Putra Sukahet, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Bali Komang Sri Marheni, Kapolda Bali Irjen Pol. Daniel Adityajaya, Danrem 164/Wirasatya Brigjen Ida I Dewa Agung Hadisaputra. 

Seruan bersama tersebut dikeluarkan tanggal 11 Februari 2025 sebagai pedoman bersama seluruh stakeholder terkait untuk menghormati hari suci Agama Hindu di Bali yakni Nyepi. 

Ketua FKUB Bali Ida Penglinsir Agung Putra Sukahet mengatakan, secara keseluruhan ada 10 point seruan atau himbauan kepada seluruh stakeholder terkait di Bali. 

"Ini adalah seruan bersama FKUB Bali. Ini dilakukan demi menjaga kenyamanan dan suasana kondusif di Bali saat umat Hindu Bali melaksanakan Catur Brata Penyepian atau hari raya Nyepi. Seruan ini bisa menjadi pedoman bagi setiap orang yang ada di Bali untuk menghormati warga Bali yang sedang merayakan Nyepi," ujarnya. 

Sebanyak 10 butir seruan bersama FKUB Bali ini sifatnya himbauan yang bisa menjadi rujukan bersama bagi seluruh stakeholder terkait lainnya. 

Ia juga menggarisbawahi beberapa point penting dari seluruh seruan tersebut. Salah satunya adalah larangan tentang branding Nyepi untuk mempromosikan jasa wisata, akomodasi hotel dan restoran serta tempat hiburan malam lainnya. 

Dilarang komersialisasi

Berdasarkan pengalaman, banyak hotel di Bali yang menjual paket Nyepi. Saat Nyepi mereka menjual murah sehingga orang berbondong-bondong pindah ke hotel untuk sekedar menikmati fasilitas seperti lampu yang tetap menyala, paket hiburan seperti musik dan televisi, makanan yang lezat, kolam renang yang bisa digunakan dan seterusnya. Hal yang sama juga terjadi di jasa hiburan lainnya. 

"Nyepi jangan dikomersilkan, jangan menjadi peluang untuk mencari keuntungan ekonomi. Biarkanlah berjalan apa adanya. Bahwa ada banyak orang yang pindah ke hotel dari rumahnya itu pilihan, tetapi kalau itu dibranding, dipromosikan, dimurahin, ini yang tidak diharapkan," ujarnya. 

Bahkan, Pemerintah Provinsi Bali bersama Majelis Ulama dan Organisasi Hindu di Bali menegaskan kembali larangan menjual Hari Raya Nyepi untuk tujuan komersialisasi. Hari Raya Nyepi, yang merupakan hari suci bagi umat Hindu di Bali, harus dijaga sebagai waktu untuk refleksi spiritual, meditasi, dan kesucian, bukan untuk kepentingan ekonomi semata. 

"Hari Raya Nyepi adalah waktu yang dimaksudkan untuk introspeksi diri, penghormatan terhadap alam semesta, dan meningkatkan kedamaian batin. Oleh karena itu, menjadikan Nyepi sebagai ajang komersialisasi tidak hanya mengabaikan nilai-nilai spiritualnya, tetapi juga mengganggu keharmonisan sosial dan budaya masyarakat Bali," ujarnya. 

Segala bentuk kegiatan yang merusak kesucian Nyepi, seperti penjualan tiket perjalanan atau kegiatan hiburan lainnya yang mengganggu ketenangan hari tersebut, akan dikenakan sanksi tegas oleh pemerintah. 

Pemerintah Provinsi Bali akan bekerjasama dengan aparat keamanan dan masyarakat untuk memastikan pelaksanaan Hari Raya Nyepi berjalan dengan khidmat dan sesuai dengan ajaran agama Hindu.

Selain itu, para pelaku usaha, terutama di sektor pariwisata, diminta untuk menghormati hari suci ini dengan menyesuaikan jam operasional dan mendukung pelaksanaan Hari Raya Nyepi. Semua pihak diharapkan dapat menjaga keheningan dan kedamaian yang menjadi inti dari perayaan ini.

Pemerintah Provinsi Bali akan terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga dan merawat tradisi serta nilai-nilai agama yang ada, agar Hari Raya Nyepi tetap menjadi waktu yang sakral dan bermakna bagi umat Hindu serta bagi seluruh warga Bali.

Hal lain yang sangat penting dalam seruan bersama tersebut adalah Nyepi tahun 2025 ini bertepatan dengan Bulan Suci Ramadhan 1447 Hijriah. Pada tanggal 29 Maret nantinya, umat Islam di Bali tetap melakukan salat tarawih dengan memenuhi syarat yang harus ditaati. 

Beberapa di antaranya adalah bisa salat tarawih di masjid terdekat dengan rumah, ditempuh dengan berjalan kaki, tidak bergerombolan dan ngobrol di jalanan, tidak merokok sepanjang jalan, tidak menggunakan pengeras suara, menggunakan lampu secara terbatas atau seperlunya sehingga tidak mencolok. Dan bila ingin salat tarawih di masjid terdekat, maka waktu yang dibolehkan hanya pukul 20.00 WITA sampai 21.30 WITA. (H-2)
 

Read Entire Article
Global Food