Deretan Jurusan Kuliah yang Dianggap Tak Menguntungkan Lagi Menurut Pakar Harvard/Foto: Freepik
Jakarta, Insertlive -
David J. Deming dan Kadeem Noray, peneliti dari Harvard, mengungkapkan beberapa jurusan kuliah ini ternyata sudah dianggap tidak lagi menguntungkan.
Riset terbaru dari ekonom Harvard deretan jurusan ini dulunya dianggap sebagai yang terpopuler. Namun, jurusan-jurusan tersebut kini sudah mulai kehilangan nilai ekonominya di pasar kerja modern.
Dalam studi di The Quarterly Journal of Economics dikatakan bahwa nilai gelar menurun seiring cepatnya perubahan keterampilan yang dibutuhkan industri. Fenomena itu disebut degree fatigue atau kelelahan nilai gelar.
Artinya adalah gelar akademik yang dulunya jadi tolak ukur kesuksesan kini sudah tidak lagi cukup untuk menghadapi disrupsi teknologi dan otomatisasi. Seorang lulusan dari sekolah bisnis seperti Harvard Business School bahkan mulai kesulitan untuk mendapatkan posisi tinggi dengan gaji yang besar.
Dalam laporan pada awal 2025 lalu dari Ivy League Career Centers menyebut gelar MBA tidak lagi menjadi jaminan kuat untuk mendapatkan jabatan tinggi seperti yang terjadi 10 tahun lalu.
Berikut deretan jurusan kuliah yang dianggap sudah tidak lagi menguntungkan di zaman sekarang ini menurut peneliti Harvard dalam laporan dari India Today:
- Administrasi Bisnis (termasuk MBA) - Pasar kerja jenuh, preferensi rekrutmen berubah.
- Ilmu Komputer - Gaji awal tinggi, tapi cepat usang tanpa pembaruan skill.
- Teknik Mesin - Terdampak otomatisasi dan produksi luar negeri.
- Akuntansi - Banyak fungsi digantikan AI dan software otomatis.
- Biokimia - Terbatas di bidang akademik, peluang industri sempit.
- Psikologi (S1) - Karier terbatas tanpa lanjut ke S2 atau S3.
- Bahasa Inggris & Humaniora - Peminat turun, prospek kerja tidak jelas.
- Sosiologi & Ilmu Sosial - Tak banyak selaras dengan kebutuhan industri.
- Sejarah - Kenaikan gaji di tengah karier tergolong rendah.
- Filsafat - Keterampilan berpikir kritis tinggi, tapi sulit dipasarkan langsung.
Sementara itu menurut Student Choice 2025, jurusan yang masih memiliki potensi tinggi di masa depan mulai dari ilmu komputer, teknik, dan keperawatan. Namun, para lulusan harus tetap bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman, beradaptasi dan mampu berpikir kreatif.
Para peneliti menyebut masa depan pendidikan bukan lagi tentang gelar tunggal melainkan pembelajaran kelanjutan.
"Gelar sarjana tidak mati," tulis laporan itu.
"Namun definisi nilainya berubah. Yang akan bertahan adalah mereka yang menganggap pendidikan sebagai perjalanan panjang, bukan sekadar sertifikat," ucap mereka.
(agn/and)
Tonton juga video berikut: