Trump Ingin Uji Coba Bom Nuklir, Bikin Dunia Geleng-Geleng

17 hours ago 8
Trump Ingin Uji Coba Bom Nuklir, Bikin Dunia Geleng-Geleng Presiden AS, Donald Trump.(Dok. US Embassy)

PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump kembali menimbulkan kehebohan usai menyatakan keinginannya untuk menguji senjata nuklir. Namun, hingga kini ia belum memberi kejelasan soal rencana itu.

Dalam pernyataannya di atas pesawat kepresidenan Air Force One, Trump menolak menjawab secara tegas ketika ditanya oleh wartawan soal Washington akan kembali melakukan uji bawah tanah. “Saya tidak akan mengatakan,” ujarnya singkat.

“Kalian akan segera mengetahuinya, tapi ya, kami akan melakukan beberapa pengujian. Negara lain melakukannya, kalau mereka melakukannya, kami juga akan melakukannya,” tambahnya.

AS terakhir kali melakukan uji coba ledakan nuklir pada 1992. Langkah Trump itu sontak memicu ketegangan internasional.

Negeri Paman Sam tercatat telah melakukan 1.054 uji coba nuklir sejak 1945 hingga 1992. Ledakan terakhir terjadi pada September 1992 di Nevada, sebelum Presiden George HW Bush menetapkan moratorium yang terus dipertahankan oleh pemerintahan-pemerintahan berikutnya.

Sejak 1990-an, tidak ada negara lain selain Korea Utara yang melakukan uji coba nuklir eksplosif. Rusia dan Tiongkok telah menghentikan uji coba semacam itu masing-masing sejak 1990 dan 1996.

Pengumuman mengejutkan tersebut pertama kali muncul di media sosial pada Kamis malam, hanya beberapa menit sebelum Trump menghadiri pertemuan puncak dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping di Korea Selatan.

Pernyataan itu muncul tak lama setelah Rusia mengklaim berhasil menguji rudal jelajah bertenaga nuklir Burevestnik dan drone bawah laut berkemampuan nuklir.

Iran, yang program nuklirnya diserang oleh militer AS atas perintah Trump awal tahun ini, mengecam langkah tersebut.

“Seorang pembuli bersenjata nuklir kembali melakukan uji coba senjata atom. Pembuli yang sama telah mendiskreditkan program nuklir damai Iran,” kata Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi.

Kelompok penyintas bom atom asal Jepang, Nihon Hidankyo, juga menyampaikan surat protes kepada Kedutaan Besar AS di Tokyo. Mereka menyebut kebijakan itu bertentangan langsung dengan upaya global menuju dunia tanpa senjata nuklir dan sama sekali tidak dapat diterima.

Meski dikecam di berbagai negara, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menyatakan Pentagon segera menindaklanjuti instruksi presiden tersebut. Ia bahkan menyebut langkah itu sebagai cara yang sangat bertanggung jawab untuk mencegah perang nuklir.

“Presiden sudah jelas. Kita perlu memiliki kemampuan penangkal nuklir yang kredibel,” kata Hegseth kepada wartawan di Kuala Lumpur.

Sementara itu, Tiongkok meminta Washington untuk mematuhi dengan sungguh-sungguh larangan uji coba nuklir global, sebagaimana disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri Guo Jiakun.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres tueut angkat bicara. Dia menegaskan uji coba nuklir tidak dapat dibenarkan dalam kondisi apa pun. AS telah menandatangani Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty (CTBT) sejak 1996. Perjanjian itu melarang semua bentuk uji coba nuklir, baik untuk tujuan militer maupun sipil.

Sementara itu, Kremlin merespons keras insinuasi uji coba sistem senjata Rusia menjadi alasan Trump untuk kembali ke era ledakan bawah tanah.

“Uji yang dilakukan Rusia tidak dapat dianggap sebagai uji coba nuklir,” ujar juru bicara Rusia, Dmitry Peskov.

“Kami berharap informasi itu disampaikan dengan benar kepada Presiden Trump,” tambahnya dengan nada sinis.

Data Stockholm International Peace Research Institute menunjukkan Rusia kini memiliki sekitar 4.309 hulu ledak nuklir aktif dan tersimpan, disusul AS dengan 3.700, dan Tiongkok dengan 600. (AFP/H-3)

Read Entire Article
Global Food