Sekolah Lansia di Kabupaten Bandung Dinilai Layak jadi Percontohan

3 hours ago 1
Sekolah Lansia di Kabupaten Bandung Dinilai Layak jadi Percontohan  Sekolah lansia Melati di Komplek Karang Arum,(MI/Bayu Anggoro)


KEMENTERIAN Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB) meninjau Sekolah Lansia Melati di Komplek Karang Arum, Desa Melatiwangi, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Selasa (4/11). Sekolah ini dianggap berhasil menjaga para lansia agar tetap produktif di usia senja.

Asisten Deputi Transformasi Digital dan Pelayanan Publik Kemenpan RB, Yanuar Ahmad, menjelaskan, pihaknya sengaja mengunjungi Sekolah Lansia Melati ini guna memastikan bahwa pelayanan publik kepada seluruh warga yang tergolong lanjut usia (lansia). Terlebih, menurutnya pelayanan publik bukan hanya untuk warga non lansia, tapi juga untuk lansia.

"Kita sekarang kondisi demografisnya seperti piramida terbalik di mana warga yang lansia lebih banyak dari warga yang usianya produktif. Sehingga perlu kita perhatian juga warga lansia ini bagaimana agar bisa tetap produktif," kata Yanuar.

Kemenpan RB, tambah dia, mendukung dari sisi regulasi di tingkat nasional untuk kebijakan menyangkut warga lansia ini serta berkolaborasi dengan kementerian/lembaga lainnya hingga tingkat daerah. Ini sangat penting untuk mengoptimalkan keberadaan sekolah tersebut.

Dia pun menilai SL Melati bisa jadi contoh untuk sekolah-sekolah lansia di daerah lainnya di Indonesia. "SL Melati ini bisa menjadi salah satu contoh terbaik. Kita monitoring best practise SL Melati ini seperti apa, harapannya bisa jadi pilot projek sekolah lansia di Indonesia," ucapnya.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DALDUKPPA) Kabupaten Bandung, Muhamad Hairu, menyatakan, kegiatan Sekolah Lansia ini merupakan kolaborasi antara Pemkab Bandung dengan Kementerian PANRB, Kemenenterian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga/BKKBN), juga Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker). "SL Melati ini dibentuk dan dikelola oleh Kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) yang sudah mandiri yang sekarang ditinjau Kemenpan RB karena lansia ini juga kan menyangkut pelayanan publik, selain kalangan anak-anak, perempuan dan disabilitas," jelasnya.

Menurutnya, Pemkab Bandung sangat mendukung kegiatan Bina Keluarga Lansia ini sebagaimana salah satu misi Kabupaten Bandung yaitu meningkatkan kualitas SDM berakhlak dan berkarakter dengan didukung keberpihakan penguatan kesetaraan gender melalui pemberdayaan perempuan dan mendorong perlindungan anak. "Dukungannya ini antara lain diwujudkan melalui kolaborasi antara Pemkab Bandung dengan tiga kementerian, yaitu Kemenpan, Kemendukbangga dan Kemnaker yang menaruh perhatian terhadap warga lansia," kata Hairun.

Hairun menjelaskan, secara demografi dan piramida penduduk, saat  ini kondisinya sudah  berubah di mana penduduk usia lansia jumlahnya meningkat. "Kenapa usia lansia meningkat? Karena Angka Harapan Hidup pendududuk Indonesia yang semakin meningkat," jelas Hairun.

Selain dengan kolaborasi antar lembaga/kementerian, Program Bina Keluarga Lansia juga dibina oleh para Penyuluh Keluarga Berencana (PKB), P3K dan Tenaga Penggerak Desa (TPD). "Pembinaannya terbatas  pada aspek kesehatan, pola hidup keluarga lansia dan life skill. Itu pun  terbatas sehingga tidak optimal dalam upaya mensejahterakan lansia," ungkap Hairun.

Oleh karena itu, dengan adanya kolaborasi antar kementerian ini lebih inklusif dalam pelayanan publik kepada lansia dan bisa memperluas jangkauan. "Dengan kolaborasi ini tidak lagi sebatas aspek kesehatan, pola hidup dan life skill saja. Tapi juga secara aspek ekonomi melalui program dari kementerian yang menyentuh kaum lansia, sehingga dapat membentuk lansia berdaya di Kabupaten Bandung," katanya. (BY)

Read Entire Article
Global Food