Selular.id – Samsung dikabarkan akan mengintegrasikan modem 5G secara langsung ke dalam chipset System-on-Chip (SoC) Exynos 2600 mendatang.
Perubahan strategi desain ini bertujuan mengatasi kelemahan efisiensi yang muncul pada desain sebelumnya yang menggunakan modem terpisah.
Langkah ini diambil untuk meningkatkan daya saing Exynos 2600 di pasar chipset flagship global.
Integrasi modem 5G ke dalam die SoC yang sama merupakan langkah krusial untuk meningkatkan efisiensi daya dan kinerja perangkat secara keseluruhan.
Pada desain sebelumnya, Exynos 2600 kehilangan keunggulan efisiensi karena modem 5G terpisah, yang menyebabkan konsumsi daya lebih tinggi dan tantangan manajemen termal.
Dengan integrasi penuh, Samsung berharap dapat mengejar ketertinggalan dari pesaing utama seperti Qualcomm, yang telah lama mengadopsi pendekatan serupa pada lini Snapdragon mereka.
Rencana ini menunjukkan komitmen Samsung untuk memperbaiki citra seri Exynos, yang sebelumnya sering dikritik karena masalah efisiensi dan panas.
Perusahaan asal Korea Selatan itu diketahui sedang mengembangkan Exynos 2600 dengan proses manufaktur 2nm Gate-All-Around (GAA), teknologi canggih yang diharapkan dapat memberikan peningkatan signifikan dalam performa dan efisiensi daya.
Dampak Integrasi Modem pada Kinerja
Integrasi modem 5G ke dalam SoC Exynos 2600 diprediksi akan membawa beberapa keuntungan teknis signifikan. Pertama, pengurangan latensi komunikasi antara modem dan prosesor utama akan menghasilkan responsivitas yang lebih baik dalam aplikasi real-time.
Kedua, efisiensi ruang pada papan sirkuit cetak (PCB) memungkinkan desain perangkat yang lebih ramping atau ruang untuk komponen lain seperti baterai berkapasitas lebih besar.
Penghematan daya menjadi manfaat paling langsung dari integrasi ini.
Dengan menghilangkan kebutuhan komunikasi melalui antarmuka eksternal antara chip modem dan SoC, konsumsi daya untuk transfer data dapat dikurangi secara signifikan.
Hal ini sangat krusial untuk penggunaan 5G yang dikenal boros daya, terutama dalam kondisi sinyal yang tidak optimal.
Perbaikan pada aspek efisiensi ini akan menjadi senjata penting Samsung dalam bersaing dengan Qualcomm, yang selama ini unggul dalam hal efisiensi daya dengan pendekatan terintegrasi. Bocoran benchmark sebelumnya menunjukkan A19 Pro kalah di multi-core, sementara Snapdragon 8 Elite Gen 5 dan Exynos 2600 unggul, menunjukkan persaingan ketat di segmen flagship.
Strategi Kompetitif di Pasar Global
Keputusan Samsung untuk mengintegrasikan modem 5G ke dalam Exynos 2600 tidak terlepas dari tekanan kompetisi di pasar chipset global.
Qualcomm dengan Snapdragon series-nya telah mendominasi pasar chipset flagship dengan solusi terintegrasi yang terbukti andal.
Sementara itu, Apple dengan chip A-series-nya juga telah sukses dengan pendekatan serupa.
Exynos 2600 dengan modem terintegrasi diproyeksikan akan menjadi tulang punggung untuk smartphone flagship Samsung seri Galaxy S25 di beberapa wilayah.
Keberhasilan implementasi desain ini akan menentukan kemampuan Samsung untuk bersaing tidak hanya di pasar perangkat, tetapi juga di pasar chipset semikonduktor global.
Persaingan antara Exynos 2600 dan Snapdragon 8 Elite Gen 5 semakin memanas dengan berbagai bocoran benchmark yang beredar. Snapdragon 8 Elite 2 sempat bocor di Geekbench dan dikabarkan ungguli Exynos 2600 dalam beberapa aspek, meskipun perbedaan keduanya tidak terlalu signifikan.
Dengan integrasi modem ini, Samsung berharap dapat menutup celah performa yang masih ada.
Industri smartphone global kini menunggu realisasi dari rencana integrasi modem 5G pada Exynos 2600.
Keberhasilan implementasi teknologi ini tidak hanya akan menguntungkan lini produk Samsung sendiri, tetapi juga dapat membuka peluang bagi merek smartphone lain untuk mengadopsi chipset Exynos dalam produk flagship mereka.
Perkembangan ini menandakan babak baru dalam persaingan chipset mobile yang semakin ketat dan inovatif.

5 hours ago
1






























