Prediksi 2026 Jadi Tahun Desain ‘Imperfect by Design’

12 hours ago 3

Selular.id – Canva, platform komunikasi visual terkemuka dunia, merilis laporan tahunan ketiganya yang memprediksi tren desain utama untuk tahun 2026.

Laporan bertajuk “Design Trends Report” ini mengungkap bahwa tahun depan akan menjadi era “Imperfect by Design”, di mana kreator memadukan kekuatan AI dengan sentuhan manusia yang autentik dan personal untuk menciptakan karya yang berbeda.

Analisis didasarkan pada aktivitas miliaran desain dan jutaan pengguna Canva, serta survei terhadap 1.000 kreator di AS dan Brasil.

Menurut laporan tersebut, sebanyak 80% kreator yang disurvei percaya bahwa 2026 adalah tahun untuk mengambil kembali kendali kreatif.

Hal ini tidak dilakukan dengan menolak kecerdasan buatan, melainkan dengan memanfaatkannya sebagai mitra—77% menyebut AI sebagai “mitra esensial”—sambil memprioritaskan gaya yang terasa manusiawi.

“Kami percaya 2026 menandai tahun Imperfect by Design, saat memadukan AI dengan imajinasi dan kreativitas manusia menjadi lebih penting dari sebelumnya,” ujar Cat van der Werff, Executive Creative Director Canva, dalam pernyataan resminya kepada Selular.

Laporan ini juga mengungkap pergeseran signifikan dalam preferensi visual. Pencarian elemen bertema DIY dan kolase melonjak 90%, mencerminkan keinginan akan desain yang terasa mentah dan personal.

Di sisi lain, ada juga peningkatan 54% dalam pencarian tata letak bersih dan branding sederhana, menunjukkan tarikan yang berlawanan menuju kesederhanaan.

Tren ini sejalan dengan dinamika di industri gadget, di mana desain produk juga terus berevolusi, seperti yang terlihat pada prediksi desain hitam dan kamera menonjol untuk Samsung Galaxy S26 Ultra.

Sepuluh Tren Desain Utama Canva untuk 2026

Canva mengidentifikasi sepuluh tren desain yang akan membentuk budaya kreatif tahun 2026, yang merefleksikan bagaimana AI, budaya, dan komunitas membentuk kembali ekspresi visual secara global.

1. Reality Warp: Kreator sengaja mengaburkan batas antara nyata dan sureal. Pencarian kata kunci “liminal” dan “uncanny” melonjak 220%, dengan hampir seperempat kreator memprediksi ini akan menjadi tampilan khas 2026.

2. Prompt Playground: Eksperimen bertemu nostalgia internet awal, dengan orang-orang mendesain untuk dampak emosional. Fragmen UI, referensi teknologi retro, dan “vibe coding” membentuk ulang bahasa visual, didorong lonjakan pencarian “lo-fi aesthetic” sebesar 527%.

3. Explorecore: Merespons kelebihan informasi digital, tren ini mengutamakan kejelasan dan ketenangan. Pencarian tata letak inspirasi Zine dan Substack naik 85% karena kreator mencari desain yang memperlambat tempo dan mengundang eksplorasi mendalam.

4. Texture Check: Didorong ledakan CGI dan material hiper-real, Texture Check menjadikan tekstur sebagai bintang. Dari efek kaca, lilin, hingga sentuhan taktil, pencarian tekstur realistis di Canva tumbuh 30%.

5. Notes App Chic: Bangkitnya ketidaksempurnaan yang dirayakan mendorong kreator ke visual ala scrapbook, komposisi berantakan, dan autentisitas di balik layar. Elemen inspirasi DIY dan kolase naik 90%, mencerminkan pergeseran budaya dari hasil sempurna ke proses.

6. Opt-Out Era: Sebagai penyeimbang kelelahan digital, tren ini menyederhanakan visual ke esensinya. Tata letak bersih, font serif, dan branding sederhana menggantikan palet dan maskot maksimalis. Pencarian “clean layout,” “serif,” dan “simple branding” naik 54%.

7. Drama Club: Kreator meningkatkan volume emosional, menyalurkan storytelling sinematik ke konten media sosial, seni, dan video. Ketertarikan pada “mockumentary,” “dramatic spotlight,” dan motif serupa naik 27%.

8. GrannyWave (India): Nostalgia mendorong kebangkitan motif budaya, dari pola tenun tangan hingga warna festival dan glamor Bollywood. Pencarian “Desi” dan “Hindi typography” tumbuh 26% dan 17%.

9. Zinegeist (Meksiko): Gerakan zine DIY kembali dengan gaya yang lebih kuat. Tata letak kolase, tekstur anti-kilap, dan tipografi besar dan tegas menguat seiring kreator menolak estetika yang terlalu digital. Pencarian terkait seperti “brutalist design” naik 77%.

10. Block Party (Spanyol): Komunitas kreatif Spanyol memadukan nuansa vintage, cerita rakyat, dan aktivitas sehari-hari ke dalam visual hangat bernostalgia yang diinterpretasi ulang dengan lensa modern. Pencarian gaya seperti “Estética Tradicional” mencapai 1,5 juta impresi.

Design DNA: Laporan Kreatif Personal untuk Setiap Pengguna

Bersamaan dengan laporan tren, Canva juga meluncurkan fitur “Design DNA”.

Fitur berbasis AI ini menganalisis kebiasaan desain pengguna selama tahun 2025 dan menghasilkan rekap pencapaian kreatif yang dipersonalisasi.

Setiap pengguna akan mendapatkan kartu identitas kreatif yang mengkategorikan mereka, misalnya sebagai “Font Stylist”, “Prompt Picasso”, “Chatter Box”, atau “Newbie”. Tahun lalu, Canva menghasilkan lebih dari 111 juta aset Design DNA yang unik.

Fitur ini menegaskan komitmen Canva untuk memberdayakan kreativitas personal di tengah maraknya alat otomatisasi.

Inisiatif serupa yang berfokus pada personalisasi dan pengalaman pengguna juga terlihat di sektor lain, seperti dalam persiapan event lari Planet Sports Run 2026 yang menggandeng partner spesifik atau strategi penjualan yang ditawarkan brand seperti Xiaomi dalam Year End Festival-nya.

Prediksi tren Canva untuk 2026 dapat diakses di canva.com/design-trends/, sementara pengguna Canva dapat menghasilkan rekap Design DNA pribadi mereka melalui situs Canva.

Laporan ini tidak hanya menjadi panduan bagi desainer dan merek, tetapi juga cermin dari zeitgeist atau semangat zaman di mana teknologi dan humanisme berjalan beriringan untuk menciptakan ekspresi visual yang lebih bermakna dan berdampak.

Read Entire Article
Global Food