Pengamat: STY belum Tentu Jadi Solusi Terbaik untuk Timnas

5 hours ago 1
 STY belum Tentu Jadi Solusi Terbaik untuk Timnas Shin Tae-yong.(AFP/KARIM JAAFAR)

PENGAMAT sepak bola nasional, Akmal Marhali, menilai usulan publik yang mendorong Shin Tae-yong (STY) kembali menangani timnas Indonesia usai berakhirnya era Patrick Kluivert tidak serta merta menjadi jawaban terbaik.

Banyak pendukung timnas kembali menyebut nama STY karena rekam jejaknya selama lima tahun menangani tim Garuda. Namun menurut Akmal, kembalinya pelatih asal Korea Selatan itu justru bisa menimbulkan persoalan baru.

“Saya berbeda dengan Bang Andre (Rosiade) soal mengembalikan STY. Kembalinya STY menurut saya dengan situasi yang saat ini lagi rame, di mana terlalu masifnya penggemar STY untuk mendorong STY, saya pikir bukan solusi,” ujar Akmal usai diskusi mengenai timnas Indonesia di Pendekar Goozone Mini Socces Cibis, Jakarta Selatan, Selasa.

“Bahkan akan jadi masalah walaupun misalnya para Exco menginginkan itu, tapi kan dia akan jadi nantinya kalau kemudian gagal, nama dia yang sudah bagus di Indonesia jadi jatuh,” lanjutnya.

Ketika ditanya mengenai pencapaian timnas pada Kualifikasi Piala Dunia 2026, Koordinator Save Our Soccer itu menilai Indonesia tidak benar-benar gagal. Menurutnya, lolos hingga putaran keempat merupakan pencapaian tertinggi dalam sejarah.

“Karena menurut saya, sebenarnya secara prinsip nggak gagal. Karena memang prestasi kita terbaik adalah round 4. Dengan dunia semua menyatakan bahwa Indonesia peluang lolos Piala Dunia hanya 5 persen. Artinya, mimpi kita 95 persen, realitas kita untuk lolos Piala Dunia hanya 5 persen. Jadi kan kita terlalu berharap terlalu tinggi,” ucap Akmal.

Berbicara soal kandidat pelatih baru, Akmal menyebut pelatih ideal bukan semata figur terkenal atau bertarif mahal, tetapi yang memiliki keberuntungan dalam memimpin tim.

“Kalau saya kan tadi saya bilang bahwa cari pelatih yang bukan punya nama besar, bukan karena gaji besar, bukan karena kedekatan, tapi pilih pelatih yang punya hoki. Yang punya hoki untuk membawa Indonesia berprestasi. Kan tidak semua pelatih nama besar kemudian punya hoki juga. Hoki ini penting,” tegasnya.

Akmal juga menekankan pentingnya pelatih menetap di Indonesia demi memahami kultur serta perkembangan sepak bola dalam negeri.

“Dan harus bekerja 24 jam untuk sepak bola Indonesia. Tidak ada lagi pelatih tim nasional Indonesia tinggalnya di negara lain. Nah, itu penting. Kenapa? Karena dia juga harus memantau pemain-pemain Indonesia yang main di kompetisi kita,” ujarnya.

Ia menambahkan, pelatih asing yang terpilih harus memiliki asisten lokal sebagai jembatan komunikasi maupun pemantauan pemain.

“Yang berikutnya adalah, ya itu tadi saya harapkan, kalau pelatih asing yang menjadi pelatih tim nasional Indonesia harus punya asisten orang Indonesia juga. Sehingga dia bisa jadi penghubung ketika tim nasional berkumpul antara pemain Indonesia dengan pelatih kepala yang mungkin bahasanya berbeda. Atau yang kedua, setidaknya ketika pelatih lagi ada tugas di tempat lain, dia bisa setiap saat memantau liga kita yang sedang bergulir saat ini,” jelas Akmal.

Sementara itu, PSSI belum memberikan sinyal kapan akan mengumumkan pelatih anyar. Exco PSSI Arya Sinulingga menyebut keputusan akan diumumkan sebelum FIFA Match Day Maret 2026. (Ant/I-3)

Read Entire Article
Global Food