Ilustrasi(Doc National Geographic)
SETELAH puluhan tahun menjadi bahan perdebatan sengit di dunia ilmiah, teka-teki mengenai Nanotyrannus akhirnya terjawab. Selama ini, para ahli paleontologi tidak pernah sepakat apakah fosil kecil mirip Tyrannosaurus rex itu adalah versi muda dari raja dinosaurus legendaris tersebut, atau spesies yang benar-benar berbeda.
Kini, sebuah penelitian baru yang dipublikasikan di jurnal Nature memberikan jawaban bahwa Nanotyrannus adalah spesies tersendiri, bukan T. rex muda. Penemuan ini didasarkan pada analisis menyeluruh terhadap fosil yang sangat terawat baik, dikenal dengan sebutan “dueling dinosaurs," yaitu dua dinosaurus, seekor triceratops dan seekor tyrannosaurus, yang ditemukan dalam posisi seolah sedang bertarung.
Fosil ini sebenarnya sudah lama ditemukan, tetapi baru bisa diteliti setelah North Carolina Museum of Natural Sciences resmi mendapatkannya pada tahun 2020. Sebelumnya, fosil tersebut terjebak dalam urusan hukum dan kepemilikan selama bertahun-tahun.
Tim ilmuwan yang dipimpin oleh Lindsay Zanno dari North Carolina State University kemudian melakukan berbagai analisis, termasuk pemeriksaan struktur tulang belakang hingga perkembangan anatomi.
Hasilnya, tyrannosaurus dalam fosil tersebut ternyata sudah dewasa, berusia sekitar 20 tahun, dan memiliki ciri fisik yang jelas berbeda dari T. rex. Tubuhnya lebih ramping, lengan depannya lebih panjang, dan mungkin masih memiliki sisa jari ketiga, sesuatu yang tidak ditemukan pada T. rex dewasa. Selain itu, Nanotyrannus juga memiliki lebih banyak gigi di rahangnya dan lebih sedikit tulang ekor.
Ukuran tubuhnya pun hanya setengah panjang dan sepersepuluh berat T. rex. Temuan ini menunjukkan bahwa Nanotyrannus adalah predator gesit yang kemungkinan berburu dengan kecepatan tinggi, berbeda dari T. rex yang besar dan berat.
"Sekarang kami tahu, jawabannya jelas: Nanotyrannus adalah spesies tersendiri, bukan anak T. rex," jelas Zanno dikutip dari laman Ars Technica.
Penemuan ini juga menutup perdebatan antara Nanotyrannus itu T. rex remaja atau spesies yang terpisah dari T. rex. Sebelumnya, sebagian ilmuwan percaya bahwa perbedaan ukuran dan bentuk tulang pada Nanotyrannus hanyalah akibat pertumbuhan. Namun, penelitian terbaru menunjukkan tidak ada fosil “peralihan” atau hibrida antara keduanya, ini merupakan syarat mutlak jika Nanotyrannus benar-benar hanya versi remaja dari T. rex.
Sejumlah ahli yang dulu berpegang pada pandangan lama kini ikut pada pendapat ini. Thomas Holtz dari University of Maryland menyebut hasil penelitian ini sebagai pukulan telak bagi teori T. rex muda. Bahkan Thomas Carr, yang dikenal sebagai pendukung kuat hipotesis lama, mengakui bahwa hasil studi ini “cukup meyakinkan,” meskipun ia masih sedikit ragu.
Zanno menambahkan bahwa kunci utama dari keberhasilan penelitian ini adalah pelestarian fosil yang sangat utuh secara tiga dimensi.
“Memiliki kerangka lengkap 100 persen seperti ini membuat kami bisa melihat seluruh struktur tubuh dengan jelas,” ujarnya.
Dengan ditemukannya dua spesies Nanotyrannus yang sah secara ilmiah, para ilmuwan kini harus meninjau ulang pemahaman mereka tentang evolusi kelompok tyrannosaur. Temuan ini juga menandakan bahwa dunia dinosaurus di akhir Zaman Kapur mungkin jauh lebih beragam daripada yang selama ini diyakini.
Sumber: Ars Technica.

16 hours ago
3
















































