Mitsubishi Perkuat Sumut Jadi Pusat Energi Hijau Asia Tenggara

4 hours ago 2
Mitsubishi Perkuat Sumut Jadi Pusat Energi Hijau Asia Tenggara Penandatanganan investasi Mitsubishi Corporation di KIS Group.(Dok.Istimewa)

Mitsubishi Corporation memperkuat posisinya di sektor energi hijau Asia Tenggara melalui investasi di KIS Group, perusahaan teknologi biogas dan biofuel di Indonesia. Investasi ini menandai langkah pertama Mitsubishi memasuki pasar biogas global dengan menjadikan Sumut sebagai salah satu pusat pengembangan utama.

KIS Group dikenal sebagai pelopor proyek energi terbarukan di Asia Tenggara, termasuk pengembangan pabrik biomethane berskala besar di Sumut. "Kolaborasi strategis ini dengan Mitsubishi Corporation akan mendorong KIS Group ke tingkat pertumbuhan berikutnya," ujar Pendiri sekaligus CEO KIS Group, K.R. Raghunath, Selasa (4/11).

KIS Group didirikan pada 2006 dan memiliki kehadiran di 11 negara, termasuk Indonesia, Malaysia, Singapura, India, hingga Amerika Serikat. Perusahaan ini menargetkan investasi hingga USD 1 miliar dalam pengembangan gas terbarukan.

Begitu juga dengan biofuel di Asia Tenggara dan India hingga 2030, sejalan dengan misi global menuju energi rendah karbon. Di Sumut, KIS telah membangun pabrik BioCNG komersial pertama di Blangkahan, Langkat, yang mulai beroperasi pada 2024 dengan kapasitas produksi 15.500 meter kubik per hari.

Pabrik ini memanfaatkan limbah cair kelapa sawit sebagai bahan baku utama yang sebelumnya berpotensi mencemari lingkungan. Pada 2025, KIS meresmikan pabrik BioCNG kedua di Torgamba, Labuhanbatu Selatan, dengan kapasitas produksi mencapai 182.000 MMBtu per tahun.

Fasilitas tersebut kini menjadi pabrik BioCNG terbesar di Asia Tenggara dan bagian dari ekspansi besar KIS di Indonesia. KIS Group menargetkan pembangunan 25 pabrik BioCNG di Sumut dengan nilai investasi sekitar Rp1,6 triliun.

Jika seluruhnya beroperasi, proyek ini diperkirakan dapat mengurangi emisi hingga 3,7 juta ton CO? per tahun serta menghasilkan kredit karbon dalam jumlah signifikan.

KIS juga setiap tahun mengolah 13,5 juta ton limbah organik dan menghasilkan lebih dari 600 juta meter kubik biogas. Berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon global sekitar 5,9 juta ton per tahun.

Teknologi BioLNG yang dikembangkan KIS juga menjadi bahan bakar transisi strategis. Sebab dapat digunakan langsung tanpa perubahan besar pada infrastruktur LNG yang sudah ada.

Investasi Mitsubishi, kata Raghunath, akan memperkuat kapasitas teknologi, tata kelola dan ekspansi global KIS Group. Melalui jaringan di lebih dari 90 negara, Mitsubishi akan membantu KIS mengembangkan dan mengomersialisasikan solusi biogas, BioCNG dan BioLNG untuk pasar internasional dengan standar ESG yang ketat.

KIS Group juga telah menandatangani kontrak jangka panjang pasokan biomethane dengan Unilever dan Shell serta bermitra dengan sejumlah perusahaan besar. Seperti Toyota, Sinarmas, Godrej dan Maruti Suzuki.

Produk BioCNG dari pabrik Sumut kini digunakan Unilever Oleochemical Indonesia untuk menggantikan bahan bakar fosil pada armada truk pengangkutnya. Kolaborasi ini tidak hanya memperkuat posisi Sumut dalam transisi energi bersih, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru dari pengolahan limbah sawit menjadi energi bernilai tambah.

"Dalam jangka panjang, proyek-proyek ini diharapkan menjadikan Sumut sebagai simpul utama energi hijau di Asia Tenggara dan mempercepat kontribusi Indonesia terhadap dekarbonisasi global," pungkas Raghunath. (E-2)

Read Entire Article
Global Food