Kesempatan Kedua untuk Hidup

8 hours ago 2
Kesempatan Kedua untuk Hidup (MI/Duta )

HIDUP yang menyedihkan. Begitu barangkali untuk mendeskripsikan kehidupan Ale yang menjadi auditor pada sebuah kantor di kawasan perkantoran menjulang tinggi di Jakarta. Ale menjalani hari-harinya dengan menjadi 'ikan sarden' di kereta listrik untuk bekerja dan tidak dianggap ada oleh teman-temannya di kantor. Hidupnya sepi, sampai-sampai ketika ia merayakan ulang tahun dan membawa keik, tak ada yang mau menyantapnya, kecuali Ipul, OB kantornya yang dengan penuh bahagia menerima keik tersebut sembari mendoakan Ale pada usia barunya.

Ale merasa hidupnya sepi. Tak ada yang menganggapnya ada. Ditambah lagi ia dirundung karena bentuk fisik. Badannya besar, kulitnya gelap, dan badannya bau. Ale yang didiagnosis depresi akut oleh psikiater memutuskan untuk mengakhiri hidupnya di usia ke-37. Kisah tentang perjalanan Ale yang ingin mengakhiri hidupnya itu dihadirkan dalam novel terbaru karya Brian Khrisna, Seporsi Mie Ayam sebelum Mati.

Di novel itu, Brian menyajikan sebuah ironi seorang yang ingin mengakhiri hidupnya. Ingin mati, tapi malah mengurus penguburan jenazah. Ingin mati, tapi malah tertunda gara-gara seporsi mi ayam.

Setelah beberapa jam merayakan ulang tahunnya yang sepi, Ale lekas ingin mengakhiri hidupnya saja yang menurutnya tak berarti dan menyedihkan. Namun, sebelum memutuskan bunuh diri, ia ingin mayatnya tak 'dikutuk' oleh orang yang menemukan. Sebab itu, Ale menunda kematiannya dengan membereskan kamar apartemennya yang apak.

Seporsi Mie Ayam sebelum Mati membagi pembabakan kisah dengan pengenalan karakter Ale, lalu dilanjutkan apa yang diinginkan Ale: mati, kemudian dilanjutkan dengan apa yang menjadi hambatan keinginannya. Dalam perjalanan menuju mati itulah yang justru mengubah jalan hidup Ale.

Keinginan terakhirnya untuk makan mi ayam Pak Zolam langganannya, yang biasa ia santap sebagai sarapan sebelum berangkat kerja, justru membuat hidup Ale menggelinding begitu saja. Mulai hasrat untuk makan mi ayam sebelum Ale mengakhiri hidupnya, bertemu dengan keluarga Pak Zolam, serta malah menjadi korban salah tangkap polisi dan berakhir dibui.

TITIK BALIK

Brian membawa karakter Ale pada kehidupan yang tak terduga. Seperti sebuah pelintiran (plot twist)

dalam film yang membawa sebuah cerita ke dalam babak baru yang jauh dari titik berangkat awalnya, begitu juga kehidupan Ale.

Ale mulanya ingin mengakhiri hidupnya. Namun, ia justru menunda kematiannya yang tak seharusnya itu sebagai penundaan yang menjadi kesempatan keduanya untuk hidup.

Brian menghidupkan Ale setelah babak jeruji besi. Ia bertemu dengan Murad, lalu bertemu dengan orang-orang baru di dunia yang sebelumnya jauh dari dunia Ale. Ia punya profesi sekaligus nama baru.

Dunia yang mungkin dalam tatanan norma sosial dianggap rendah, justru dari situlah Ale menjadi manusia kembali. Ia diterima dengan baik. Tak ada yang memandangnya rendah atau bahkan menganggapnya tidak ada.

"Mungkin sekarang lo dipaksa untuk bisa sadar kalau sebenarnya lo juga bisa, kok, untuk tetap hidup, ketemu orang baru, dan menerima keadaan yang selalu saja berjalan di luar rencana. Nanti di akhir cerita, lo akan paham kalau sebenarnya lo juga bisa mengandalkan diri lo sendiri. Mungkin dengan cara lo ketemu Murad, ketemu gue, itu semua adalah kesempatan kedua dari Tuhan untuk hidup sekali lagi," begitulah ucapan Mami Louisse, seorang mucikari yang ditemui Ale ketika ia mengantar Murad membawa sabu ke diskotek yang dikelola oleh Mami Louisse.

Pertemuan-pertemuan Ale dengan orang dari kalangan akar rumput dan yang di luar gelembungnya membukakan mata serta pikirannya. Setidaknya selama dua pekan lebih 5 hari--total waktu di mana ia dipenjara dan hidup bersama Murad--telah membuat keinginan untuk mengakhiri hidup dari Ale tampak sirna.

Ale melanjutkan hidupnya. Bersama Ipul, OB kantornya yang menculiknya dari diskotek untuk menjauh dari Murad. Ale mungkin belajar dari hidupnya bersama kalangan akar rumput. Memaknai kembali kehidupan dan menunda kematian sebagai kesempatan kedua. (M-3)

--------------------------------------

Detail Buku

Judul: Seporsi Mie Ayam sebelum Mati
Penulis: Brian Khrisna
Halaman: 216
Terbit: Januari 2025

Read Entire Article
Global Food