Ilustrasi(Dok Medcom)
KEDISIPLINAN dan kekompakan nasabah menjadi faktor pendorong pertumbuhan kinerja dan kualitas pembiayaan Bank BPTPN Syariah.Kedisiplinan dan kekompakan tersebut terwujud dalam kumpulan di setiap sentra sehingga mendorong semangat pengembangan usaha yang berdampak pada kelancaran angsuran.
Hal ini dikemukakan Direktur PT Bank BTPN Syariah Tbk Fachmy Achmad dalam diskusi bersama awak media di Jakarta Selasa (28/10).
"Kami bersyukur melewati periode ini dengan baik, memastikan kualitas pembiayaan tetap terjaga. Ini semua mendukung upaya kami untuk memastikan kinerja keuangan tetap solid," kata Direktur BTPN Syariah Fachmy Achmad.
Selama ini, bank fokus pada pemberdayaan masyarakat inklusi atau mereka yang belum tersentuh layanan keuangan formal (unbankable). Perempuan menjadi target utama karena bank percaya bila perempuan berdaya maka keluarga pasti berdaya.
"Dalam memberdayakan masyarakat inklusi, BTPN Syariah menjalankan fungsi sebagai bank dengan menghimpun dana dari keluarga sejahtera kemudian sepenuhnya disalurkan untuk segmen ultramikro. Dengan demikian, bank membuka kesempatan bagi masyarakat umum bersama-sama memberdayakan umat," lanjut Fachmy.
Pada kuartal III 2025, BTPN Syariah mencatat laba bersih konsolidasi Rp945 miliar atau tumbuh 23% secara tahunan (year on year) dengan penyaluran pembiayaan Rp9,8 triliun. Rasio keuangan bank tetap kuat dengan Return on Asset (RoA) sebesar 7,5% dan Capital Adequacy Ratio (CAR) 57,4%. Kualitas pembiayaan menjadi fondasi utama yang menopang pertumbuhan laba bersih selama tiga kuartal berturut-turut.
Selain pendampingan intensif, bank yang didirikan pada 2010 sebagai Unit Usaha Syariah BTPN ini juga memberikan apresiasi kedisiplinan nasabah melalui berbagai penghargaan mulai dari insentif bagi individu dengan riwayat pembayaran baik, hadiah untuk sentra-sentra yang kompak.
"Beragam apresiasi kami mencerminkan komitmen dalam mempercepat terwujudnya niat baik nasabah. Kami berharap apresiasi ini menjadi motivasi nasabah juga inspirasi bagi sentra lain di berbagai daerah. Ke depan, kami terus menghadirkan apresiasi dan insentif yang relevan dan berdampak bagi jutaan nasabah" ujar Fachmy.
Dengan fokus bisnis tersebut, bank yang resmi menjadi kategori Bank BUKU 3 sesuai persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 7 Juli 2020, memberdayakan masyarakat inklusi Indonesia. Dalam pemantauan internal nasabah yang mengalami kemiskinan ekstrem terus menurun dan jumlah keluarga dengan anak bersekolah meningkat.
Sebelumnya Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara menegaskan komitmen pengembangan industri jasa keuangan syariah yang inovatif dan berkelanjutan.
Mirza menyoroti kinerja solid dan pengakuan global terhadap sektor keuangan syariah Indonesia yang telah menorehkan kinerja cukup baik dengan total aset Rp2.972,95 triliun per Juni 2025. Lebih rinci lagi, total aset untuk sektor perbankan syariah mencapai Rp967,33 triliun, pasar modal syariah Rp1.828,25 triliun, dan industri keuangan non-bank Rp177,32 triliun.
"Berdasarkan Global Islamic Fintech Report 2024/2025, Indonesia
mempertahankan posisi peringkat ke-3 dari 82 negara dengan ekosistem fintech syariah terkuat setelah Saudi dan Malaysia," tandas Mirza.
Mirza menegaskan komitmen OJK mendorong pengembangan sektor keuangan syariah melalui penguatan regulasi, edukasi dan pelindungan konsumen, pendalaman pasar, serta mendorong dan mendampingi industri untuk menciptakan produk baru yang inovatif dan memiliki karakteristik syariah untuk menjawab tantangan industri. (H-2)

3 hours ago
1
















































