Kacamata Pintar Bantu Lansia Lawan Gangguan Penglihatan Degeneratif

14 hours ago 1

Selular.id – Sebuah teknologi kacamata pintar berhasil dikembangkan untuk membantu pasien lanjut usia (lansia) melawan gangguan penglihatan akibat penyakit degeneratif.

Hasil uji coba klinis yang dipublikasikan di The New England Journal of Medicine menunjukkan sebagian besar peserta penelitian berhasil mengalami pemulihan penglihatan setelah menggunakan perangkat ini.

Penelitian ini melibatkan 38 pasien berusia di atas 60 tahun yang menderita age-related macular degeneration (AMD), penyakit degeneratif pada retina yang menyebabkan penurunan fungsi penglihatan secara perlahan.

Dari total peserta, 32 pasien menyelesaikan uji klinis selama satu tahun penuh dengan kriteria khusus yaitu telah didiagnosis AMD pada kedua mata dan memiliki gangguan penglihatan dengan ketajaman visual minimal 1,2 logMAR.

Tim peneliti menggunakan pendekatan kombinasi antara implan retina berukuran 2×2 milimeter dan kacamata pintar yang dilengkapi kamera mini.

Implan retina tersebut ditanamkan melalui prosedur pembedahan di bawah retina mata pasien, sementara kamera pada kacamata berfungsi menangkap gambar di sekitar pasien.

Sistem kerjanya cukup canggih – kamera pada kacamata pintar menangkap gambar lingkungan sekitar, memperbesarnya, lalu mengirimkannya ke implan retina melalui cahaya inframerah.

Implan kemudian mengubah sinyal cahaya tersebut menjadi impuls listrik yang diteruskan ke saraf optik, meniru cara kerja alami retina manusia.

Hasil yang diperoleh cukup menggembirakan. Sebanyak 26 dari 32 pasien yang menyelesaikan uji coba dilaporkan mengalami peningkatan kemampuan melihat, dengan tingkat keberhasilan mencapai sekitar 80 persen.

Beberapa pasien bahkan dapat kembali membaca buku dan mengisi teka-teki silang, meskipun penglihatan yang dihasilkan masih dalam skala hitam putih dan belum setajam penglihatan normal.

Terobosan Teknologi Kesehatan Mata

Teknologi implan retina mata dan kacamata pintar ini dikembangkan oleh Science Corporation, perusahaan antarmuka otak-komputer (brain-computer interface/BCI) yang didirikan oleh Max Hodak, mantan pendiri Neuralink milik Elon Musk.

Perkembangan teknologi kacamata pintar ini sejalan dengan tren yang sedang digarap perusahaan teknologi besar dunia.

Science Corporation mengakuisisi teknologi implan retina ini dari perusahaan perangkat medis asal Prancis, Pixium Vision, pada tahun 2024 lalu.

Menurut laporan IEEE Spectrum, Pixium diketahui sempat kehabisan dana setelah lebih dari satu dekade mengembangkan teknologi penglihatan tersebut.

Pengambilalihan ini memastikan kelanjutan uji klinis untuk pasien dengan penurunan penglihatan degeneratif.

Para peneliti yang tidak terlibat langsung dalam uji coba ini menyebut hasilnya termasuk dalam kategori terobosan “luar biasa”, sebagaimana dikutip dalam laporan The New York Times.

Pencapaian ini memberikan harapan baru bagi jutaan lansia di seluruh dunia yang mengalami gangguan penglihatan akibat penyakit degeneratif.

Perkembangan teknologi kacamata pintar untuk kesehatan ini terjadi bersamaan dengan gencarnya pengembangan kacamata pintar oleh perusahaan teknologi terkemuka.

Meta baru-baru ini meluncurkan kacamata pintar AI Ray-Ban Display yang ditujukan untuk menggantikan smartphone dalam beberapa aktivitas sehari-hari.

Masa Depan Teknologi Asistif

Kesuksesan uji coba kacamata pintar untuk membantu penderita AMD ini membuka peluang pengembangan teknologi asistif yang lebih luas.

Dengan tingkat keberhasilan mencapai 80 persen, teknologi ini berpotensi membantu sekitar 196 juta orang di seluruh dunia yang diperkirakan menderita AMD pada tahun 2020, dan diproyeksikan meningkat menjadi 288 juta orang pada tahun 2040.

Inovasi dalam bidang kacamata pintar terus berkembang pesat. Mark Zuckerberg bahkan menyatakan kesiapannya untuk menggantikan smartphone dengan kacamata pintar dalam beberapa tahun mendatang.

Sementara itu, teknologi terbaru Meta Ray-Ban Display yang bocor menunjukkan fitur HUD tetap dan gelang kontrol sEMG yang semakin canggih.

Pengembangan kacamata pintar untuk kesehatan mata ini berbeda dengan produk konsumen yang sedang dikembangkan perusahaan teknologi.

Fokus utamanya adalah membantu pemulihan fungsi penglihatan, bukan sekadar menambah kemampuan augmented reality atau menggantikan peran smartphone.

Ke depan, teknologi ini berpotensi dikembangkan untuk menangani berbagai jenis gangguan penglihatan lainnya.

Para peneliti terus bekerja untuk meningkatkan kualitas gambar yang dihasilkan, dari yang saat ini masih hitam putih menjadi berwarna, serta meningkatkan ketajaman visual yang lebih mendekati penglihatan normal.

Dengan semakin banyaknya perusahaan yang tertarik mengembangkan teknologi kacamata pintar, baik untuk keperluan kesehatan maupun konsumen, masa depan teknologi wearable device semakin cerah.

Kolaborasi antara perusahaan teknologi dan institusi kesehatan dapat mempercepat inovasi yang bermanfaat bagi kualitas hidup manusia, khususnya para lansia dengan gangguan penglihatan.

Read Entire Article
Global Food