Ilustrasi(Dok ist)
TRANSFORMASI kecantikan dan fesyen jadi dua hal yang saling terkait. Kulit yang siap memberi ruang bagi desain untuk bekerja, sedangkan desain yang tepat akan mempertegas karakter wajah, gerak, dan cerita personal.
“Pada akhirnya, transformasi kecantikan dan fesyen saling menguatkan. Kulit yang siap memberi ruang busana tampak maksimal, sementara desain yang tepat menegaskan karakter seseorang tanpa mengaburkan jati diri,” ungkap Chief Commercial Officer PT Pesona Natasha Gemilang Pauline Liongosari, terkait partisipasi Natasha Luxe di Jakarta Fashion Week (JFW) 2026, Selasa (4/11).
Ia mengatakan JFW 2026 menjadi panggung transformasi bagi Natasha Luxe sebagai lini premium PT Pesona Natasha Gemilang. Dengan mengusung tema Transformative Beauty, Unforgettable Presence, pihaknya menyajikan berbagai momen transformasi para muse, mulai dari kembalinya Astrid Tiar ke runway seraya diperkenalkan sebagai brand ambassador, debut perdana Ling-Ling, serta tiga koleksi desainer internasional Wiki Wu melalui karya ctrl+alt+shift, Lisa Ju (Revolte), serta Pamela Usanto (Utopia).
“Kolaborasi di JFW kali ini sebagai bagian dari komitmen kami untuk bisa terus menjawab transformasi kulit dan kecantikan para perempuan Indonesia yang terus berkembang."
“Transformasi yang kami bicarakan bukan hanya tampilan runway, tapi transformasi brand. Kami merangkum tiga dekade pengalaman kami dan membawanya pada konteks lebih adaptif terhadap kebutuhan konsumen,” kata Pauline.
Ia mengemukakan Natasha Luxe dikenal dengan pendekatan holistik dan personalized dalam perawatan kulit dan estetika modern.
"Brand ini menekankan kecantikan sejati tidak hadir secara instan, melainkan tumbuh dari rasa percaya diri dan keseimbangan diri," ujarnya.
Kembalinya Astrid menjadi salah satu sajian transformasi di panggung JFW 2026. “Sudah lama sekali aku tidak berjalan di runway JFW. Aku dua kali tampil, look pertama, lalu yang kedua," ungkap Astrid yang tampil dalam gaun bernuansa emas karya Lisa Ju.
Sementara itu, Ling-Ling Saputri melakukan debut perdana di JFW 2026. Di luar runway, ia aktif sebagai bagian tim Esports. Portofolio lintas ranah ini membuat kehadirannya di JFW cocok dengan tema Transformative Beauty, Unforgettable Presence.
"Jujur, aku gugup, ini pertama kalinya aku berjalan di JFW. Aku pakai karya desainer Pamela Usanto, look ini amat merepresentasikan Natasha Luxe," kata Ling-Ling.
Natasha Luxe menggandeng tiga desainer internasional yaitu, Wiki Wu, Lisa Ju, dan Pamela Usanto, untuk menghadirkan narasi transformasi di panggung JFW 2026.
Wiki Wu lewat karya bertema ctrl+alt+shift menerjemahkan transformasi lewat siluet pahat tegas dan sofistikasi yang tertata. Lisa Ju melalui karya Revolte menghadirkan drama dan detail melalui rancangan yang dikerjakan dengan cermat. Adapun karya Pamela Usanto bertajuk Utopia dikenal dalam ranah couture bridal, menegaskan kembali esensi keanggunan lewat setiap jahitan yang halus serta siluet yang terbangun rapi.
Pauline menambahkan kolaborasi di panggung JFW 2026 merupakan komitmen jangka panjang atas standar layanan premium dan inovasi bertanggung jawab, terutama pada industri klinik kecantikan.
“Lebih dari tiga dekade, rekam jejak Natasha Group memberikan kami pada pelajaran, kepercayaan lahir dari kualitas, keterbukaan, serta kontinuitas,” pungkas Pauline. (H-2)

4 hours ago
3
















































