Sejumlah penari memeriahkan Jabar Etno Fest di Kabupaten Sumedang.(ISTIMEWA)
KEMENTERIAN Kebudayaan melalui Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IX Jawa Barat menggelar Jabar Etno Fest #1 untuk pertama kalinya di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Festival kebudayaan bertema Menjalin Tradisi, Menginspirasi Generasi ini menjadi momentum penting dalam membangun ekosistem kebudayaan yang berkelanjutan, berakar pada kearifan lokal, sekaligus membuka ruang inovasi bagi generasi muda.
Selama tiga hari, Jabar Etno Fest menyuguhkan berbagai kegiatan yang merepresentasikan kekayaan tradisi Jawa Barat. Hari pertama dibuka dengan Jejak Budaya Pesta Rakyat, parade kesenian, permainan tradisional, dan Bazar Kuliner Nusantara yang menghadirkan cita rasa khas dari berbagai kabupaten/kota.
Hari kedua menampilkan Gastronomi Kraton, Wastra Kraton, dan Seni Karawitan Keraton, disertai ritual Nyadran Makam Leluhur di kawasan Keraton Sumedang Larang sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur.
Malam harinya, penampilan orkestra Tarawangsa memukau penonton dengan harmoni instrumen tradisional yang berpadu dengan aransemen modern.
Puncak acara pada hari ketiga diwarnai oratorium kolosal Kabayan Masagi, yang menampilkan nilai-nilai kecerdasan dan kearifan Sunda, serta Pasanggiri Jaipong dan penampilan bintang tamu yang menutup festival dengan semangat kebanggaan budaya.
Dirjen Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Kementerian Kebudayaan Restu Gunawan menyampaikan Jabar Etno Fest merupakan contoh nyata kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan seniman dalam membangun ekosistem pemajuan kebudayaan.
“Kekayaan tradisi Jawa Barat itu luar biasa. Seperti sering disampaikan Menteri Kebudayaan, Indonesia bukan sekadar diversity, tetapi mega diversity, sangat kaya dalam keberagaman. Melalui kegiatan seperti Jabar Etno Fest, kita membangun rasa kepemilikan terhadap kekayaan budaya sendiri," paparnya.
Budaya, lanjut dia, bukan hanya sesuatu yang dilindungi, tetapi juga dapat menjadi penggerak ekonomi bangsa. Kebudayaan tidak semata tontonan, ia adalah kekuatan yang dapat membangun perekonomian dan memperkuat jati diri bangsa.
Ruang bersama
Sementara itu, Kepala BPK Wilayah IX Jawa Barat Retno Raswaty menjelaskan Jabar Etno Fest menjadi ruang bersama untuk memperkuat kesadaran budaya dan menumbuhkan kreativitas lintas generasi.
“Budaya itu hidup saat diwariskan. Akar tradisi harus terus terhubung dengan generasi muda agar identitas kita tidak tercerabut dari tanahnya. Jabar Etno Fest adalah ruang bagi masyarakat untuk menanam kembali nilai budaya dan mendorong lahirnya karya baru yang relevan dengan zaman,” ujarnya.
Dia menambahkan Sumedang dipilih sebagai titik awal penyelenggaraan karena memiliki sejarah panjang peradaban Sunda dan kekayaan seni yang masih hidup hingga kini.
“Ini bukan sekadar festival, tapi gerakan kultural yang menghubungkan tradisi dengan masa depan,” imbuhnya.
Ke depan, lanjut Retno, Jabar Etno Fest akan menjadi agenda tahunan yang digelar bergilir di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. Dengan format inklusif dan partisipatif, festival ini diharapkan menjadi rumah besar bagi warisan budaya dan ruang ekspresi bagi generasi masa depan.
“Menjalin tradisi bukan sekadar mengenang masa lalu, tetapi memastikan nilai-nilai leluhur terus menginspirasi generasi masa depan,” tandasnya.
Kekuatan ekonomi baru
Sementara itu, Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir sangat bersyukur dan bangga karena Sumedang menjadi daerah pertama di Jawa Barat yang menjadi tuan rumah Jabar Etno Festival 2025.
"Kami berharap platform ini bisa menjadikan budaya sebagai kekuatan ekonomi baru di Kabupaten Sumedang,” ungkapnya.
Dia menegaskan kebudayaan memiliki potensi besar untuk mendorong ekonomi kreatif daerah. “Festival seperti ini bukan hanya memperkaya wawasan budaya, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat melalui seni, kuliner dan produk kreatif lokal."

3 hours ago
2
















































