Sekretaris Bapanas, Sarwo Edi (berbaju coklat dan berkacamata) saat sidak harga beras di Pasar Induk Brebes, Sabtu (25/10/2025).(MI/Suparji)
                            BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulanan DKI Jakarta pada Oktober 2025 mencapai 0,31% (mtm), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,13%. Inflasi ini lebih tinggi dari inflasi nasional yang berada di level 0,28% (mtm).
Secara tahunan, inflasi Jakarta tercatat 2,69% (yoy), masih berada dalam target sasaran 2,5±1% serta lebih rendah dibandingkan inflasi nasional 2,86% (yoy).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta, Iwan Setiawan, menjelaskan bahwa kenaikan harga emas perhiasan menjadi faktor utama pendorong inflasi bulan ini, seiring lonjakan harga emas global.
“Kenaikan harga emas dunia mendorong peningkatan inflasi kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya hingga 2,51% secara bulanan,” ujar Iwan.
Selain itu, kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau juga mengalami inflasi sebesar 0,33% (mtm), dipicu oleh naiknya harga cabai merah akibat penurunan produksi dan tingginya permintaan telur ayam ras untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG). Harga beras masih tinggi karena belum masuk masa panen, sementara penurunan harga tomat dan alpukat membantu menahan tekanan inflasi lebih lanjut.
Dari sisi Transportasi, inflasi tercatat 0,27% (mtm), didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara dan ojek daring, namun tertahan oleh pemberlakuan diskon tarif tol Becakayu.
Sementara itu, kelompok Pendidikan mencatat inflasi 0,37% (mtm) akibat kenaikan biaya akademik, terutama di perguruan tinggi swasta. Sebaliknya, kelompok Pakaian dan Alas Kaki mengalami deflasi 0,14% (mtm) karena turunnya harga sepatu olahraga pria.
Menurut Iwan Setiawan, sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DKI Jakarta berperan besar dalam menjaga stabilitas harga.
“TPID bersama BUMD pangan terus memperluas program Pasar Murah, Pangan Bersubsidi, dan Bazaar Keliling untuk memastikan harga tetap terjangkau bagi masyarakat,” jelasnya.
Untuk menjaga pasokan beras, TPID DKI Jakarta membentuk Satgas Pemantauan Harga Beras yang aktif meninjau pasar tradisional seperti Pasar Induk Beras Cipinang dan fasilitas Rice Plant Cipinang. Di sisi hilir, penguatan UMKM dilakukan melalui pelatihan pengolahan cabai dan bawang. Upaya peningkatan pasokan juga diwujudkan lewat pengembangan urban farming, bimbingan teknis, serta pemanfaatan rooftop sebagai lahan produktif.
“Kami memastikan distribusi pangan berjalan lancar melalui pengiriman rutin BUMD pangan ke wilayah permukiman dan menjajaki kerja sama strategis dengan PT Pos Indonesia di bidang logistik,” tambah Iwan.
Menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, BI dan TPID DKI Jakarta memperkirakan inflasi tetap terkendali.
“Kami mengimbau masyarakat berbelanja secara bijak dan mendukung upaya pengendalian harga melalui strategi 4K, Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif,” pungkas Iwan Setiawan. (E-4)

                        8 hours ago
                                3
                    















































