Hati-hati, Mikroplastik Bisa Mengancam Kesehatan Tubuh dan Paru-paru

3 hours ago 3
Hati-hati, Mikroplastik Bisa Mengancam Kesehatan Tubuh dan Paru-paru Bahaya mikroplastik pada kesehatan paru-paru manusia.(Freepik)

FRAGMEN plastik berukuran sangat kecil atau mikroplastik kini semakin banyak ditemukan di lingkungan dan mulai menimbulkan kekhawatiran karena berpotensi membahayakan kesehatan manusia. Partikel plastik berukuran kurang dari 5 milimeter ini bisa masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, bahkan udara yang tercemar.

Dalam jangka panjang, paparan mikroplastik yang kerap membawa zat kimia berbahaya dapat memicu gangguan hormon, peradangan kronis, hingga masalah pernapasan serius.

Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Tjandra Yoga Aditama, mengungkapkan bahwa partikel mikroplastik bahkan telah ditemukan dalam jaringan paru manusia.

“Penelitian luar negeri menunjukkan mikroplastik terdeteksi pada dahak dan jaringan paru-paru. Ukurannya yang sangat kecil membuatnya mampu menembus hingga ke bagian terdalam sistem pernapasan,” ujar Tjandra dikutip dari Antara, Senin (27/10).

Ia menjelaskan, jika partikel tersebut sampai masuk ke paru-paru, bisa menimbulkan peradangan, kerusakan sel, dan gangguan fungsi pelindung epitel. Karena itu, masyarakat perlu lebih waspada, terutama di musim hujan, di mana risiko terpapar mikroplastik dari udara meningkat.

“BMKG telah memperingatkan intensitas hujan yang akan meningkat dalam waktu dekat. Ini berarti potensi paparan mikroplastik dari udara dan air hujan juga bisa lebih tinggi,” katanya.

Tjandra juga menekankan pentingnya riset lebih lanjut mengenai hubungan antara pencemaran mikroplastik dan penyakit paru seperti asma, PPOK, fibrosis paru, hingga emfisema. Selain itu, penelitian juga perlu menelusuri mekanisme bagaimana tubuh manusia memproses dan mengeluarkan partikel-partikel tersebut.

Sementara itu, peneliti BRIN, Muhammad Reza Cordova, menyebutkan hasil studi sejak 2022 menemukan mikroplastik pada seluruh sampel air hujan yang diteliti di Jakarta.

“Sumbernya berasal dari berbagai hal seperti serat pakaian sintetis, debu kendaraan, sisa pembakaran plastik, dan degradasi plastik di ruang terbuka. Bahaya utamanya bukan pada air hujan, melainkan partikel mikroplastik di dalamnya yang mengandung bahan kimia atau menyerap polutan lain,” jelas Reza.

Dari hasil pengamatan, ditemukan rata-rata 15 partikel mikroplastik per meter persegi per hari di wilayah pesisir Jakarta. Fenomena ini menunjukkan bahwa siklus plastik telah mencapai atmosfer, dan mikroplastik yang beterbangan di udara bisa turun kembali ke permukaan bumi bersama air hujan.

Untuk mengurangi paparan mikroplastik, para ahli menyerukan agar masyarakat mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan memilih produk yang lebih ramah lingkungan.

“Setiap orang bisa berkontribusi dengan cara sederhana, seperti menghindari pakaian berbahan sintetis dan mengurangi barang dengan lapisan plastik,” tutur Reza.

Dengan kesadaran dan tindakan kolektif, ancaman mikroplastik terhadap kesehatan dan lingkungan dapat ditekan sebelum dampaknya semakin meluas. (Ant/Z-10)

Read Entire Article
Global Food