Hati-Hati, Makanan Basi Bisa Mengandung Racun Mematikan

10 hours ago 2
Hati-Hati, Makanan Basi Bisa Mengandung Racun Mematikan Ilustrasi(freepik)

MAKANAN yang terlihat sedikit berjamur atau berbau asam sering kali membuat kita bimbang, dibuang sayang, dimakan takut sakit. Namun, garis antara fermentasi yang aman dan pembusukan berbahaya sangat tipis. Mengonsumsi makanan yang sudah rusak dapat memaparkan tubuh pada racun mikroba yang berpotensi mengganggu fungsi biologis penting. Dampaknya bisa ringan seperti mual, hingga berat seperti kerusakan hati dan kanker.

Menurut seorang toksikolog, banyak makanan basi mengandung mikroorganisme yang menghasilkan zat beracun. Karena kadar racun dan sensitivitas tubuh tiap orang berbeda, tidak ada batas aman pasti untuk dikonsumsi. Namun, mengenali tanda-tandanya bisa membantu mencegah risiko.

Kacang dan Biji-Bijian

Jamur menjadi penyebab utama pembusukan pada bahan nabati seperti jagung, beras, atau kacang tanah. Jamur berwarna hijau, kuning, atau hitam sering kali menghasilkan mikotoksin, zat kimia beracun yang berbahaya bagi tubuh.

Dua jenis jamur yang umum ditemukan adalah Aspergillus flavus dan A. parasiticus, yang menghasilkan aflatoksin, racun yang dapat memicu mutasi DNA dan dikaitkan dengan kanker hati. Jamur lain seperti Fusarium menghasilkan trichothecenes dan fumonisin, racun yang dapat merusak saluran pencernaan, hati, serta ginjal.

Jika biji-bijian terlihat berjamur, berubah warna, atau berbau apek, sebaiknya segera dibuang. Aflatoksin dikenal sangat berbahaya bahkan dalam kadar kecil.

Buah-Buahan

Buah yang lembek, memar, atau disimpan di tempat lembap mudah ditumbuhi jamur. Salah satunya adalah Penicillium expansum, jamur biru yang sering muncul pada apel, pir, atau persik, dan menghasilkan patulin, racun yang dapat merusak DNA dan organ penting seperti hati serta ginjal.

Walau menggoda, memotong bagian buah yang berjamur tidak sepenuhnya aman. Jamur memiliki struktur halus bernama hyphae yang bisa menyebar ke bagian dalam buah, bahkan pada area yang tampak bersih.

Keju

Tidak semua jamur pada keju berbahaya, beberapa memang digunakan untuk memberi cita rasa khas, seperti Penicillium roqueforti pada keju biru atau P. camemberti pada Brie. Namun, jika muncul jamur berwarna hijau kehitaman atau kemerahan, keju tersebut harus dibuang karena bisa menghasilkan racun seperti cyclopiazonic acid, yang dapat mengganggu fungsi saraf dan otot.

Untuk keamanan, keju lembut seperti ricotta atau krim keju harus langsung dibuang bila terlihat jamur. Keju keras seperti cheddar masih bisa diselamatkan dengan memotong bagian sekitar satu inci dari area berjamur.

Daging

Pada daging, pembusukan disebabkan bakteri. Ciri utamanya adalah tekstur berlendir, warna kehijauan, dan bau asam atau busuk. Bakteri seperti E. coli, Salmonella, dan Clostridium botulinum dapat menghasilkan racun berbahaya yang memicu diare, kram perut, demam, hingga keracunan berat.

Meski proses memasak dapat membunuh bakteri, racun yang sudah terbentuk sering kali tahan panas dan tidak hilang meski dimasak. Karena itu, jangan ambil risiko: bila daging berbau aneh atau berubah warna, sebaiknya langsung dibuang.

Menghindari makanan basi bukan sekadar soal rasa, tapi soal kesehatan dan keselamatan. Lebih baik membuang satu potong makanan yang mencurigakan daripada mempertaruhkan tubuh terhadap racun yang tak terlihat. (Live Science/Z-2)

Read Entire Article
Global Food