Ilustrasi(Dok ist)
UNIVERSITAS Dian Nusantara (Undira) merayakan duamomen bersejarah dengan menggelar Wisuda ke-3 sekaligus memperingati Dies Natalis ke-6 di ICE , BSD, Serpong , Minggu (1/11). Dengan mengusung tema “Membangun Generasi Unggul yang Visioner, Integritas, dan Profesional di Era Digital”, wisuda kali ini menandakan pencapaian Undira sebagai institusi pendidikan yang berkomitmen dalam mencetak lulusan yang Visioner, Integritas dan Profesional guna memenuhi kebutuhan industri tahun 2030 kelak.
Dalam sambutannya,Rektor Undira, Prof. Dr. H. Suharyadi memberi apresiasi para wisudawan yang berhasil menyelesaikan tahapan perkuliahannya dengan baik.
Suharyadi mengutarakan Undira tahun ini meluluskan 971 wisudawan dari Fakultas Bisnis dan Ilmu Sosial (FBIS) serta Fakultas Teknik dan Informatika (FTI). Hal tersebut merupakan kontribusi yang diberikan dari hasil kerja keras bersama selama 6 tahun ini.
Dikatakannya ,sejalandengan komitmen Undira sebagai institusi pendidikan yang telah terakreditasi Baik Sekali oleh BAN-PT, meskipun usianya masih relatif muda. Suharyadi mengingatkan bahwa toga yang dianugerahi saat ini merupakan realisasi atas cinta dan doa para orangtua kepada para wisudawanyang telah berjuang dalam dunia perkuliahan, sekaligus kepercayaan Undira sebagai institusi pendidikan kepada generasi muda yang akan menjadi arsitek bangsa kelak.
“Toga yang dikenakan saat ini merupakan hasil kerja keras, namun perjalanan sesungguhnya baru akan dimulai setelah kelulusan. Dalam era digital dan disrupsi saat ini, gelar maupun title bukan penentu kesuksesan dalam jangka panjang. Kreativitas, inovasi, keteguhan beserta integritas merupakan pondasi sesungguhnya yang mampu mengokohkan keberhasilan kalian di masyarakat,"papar Suharyadi.
Ia berpesan para wisudawan mampu menjadi pencipta solusi, kompas moral, dan simbol intelektual dengan berpegang teguh kepada nilai VIP UNDIRA bagi bangsa dan negara.
Tantangan AI
Puncak acara wisuda Undira diisi orasi ilmiah mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno bertajuk “Peluang dan Tantangan generasi Muda dalam Dunia Usaha dan Industri di Era Digital”.
Sandiaga menekankan kelulusan adalah langkah awal menuju "universitas dunia nyata", di mana ilmu, karakter, dan semangat juang akan benar-benar diuji. "Berdasarkan studi, wisudawan berpikir untuk bekerja setelah lulus. Ilmu dan karakter sertasemangat juang akan diuji di dunia nyata. Kelulusan ini adalah langkah awal menuju universitas dunia nyata," paparnya.
Menurutnya, di era disrupsi ini, universitas telah bertransformasi menjadi laboratorium lifelong learning, di mana proses upskilling, reskilling, dan new skilling terjadi secara berkelanjutan agar para lulusan mampu menjaga relevansi diri.
Menghadapi tantangan kecerdasan buatan (AI), Sandiaga Uno mengingatkan bahwa teknologi memiliki batasan dan peran manusia tidak tergantikan. "AI tidak dapat mendidik kita (sepenuhnya), namun hati adalah qolbu sesungguhnya. Profesionalisme yang dibangun dari hati inilah yang kita perlukan untuk mencapai Indonesia Emas 2045," tegasnya
Sandiaga mendorong para lulusan tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi menjadi penggerak ekonomi. "Jadi kita bekerja bukan hanya untuk menghasilkan juga menggerakan. Kita harus kembali lagi kepada ekonomi kreatif yang menggerakan masyarakat," tukasnya.
Sebagai penutup, Sandiaga Uno memberikan pesan penting bahwa Indonesia dengan bidang kreativitas yang mampu menerobos pasar luar negeri sesungguhnya memberikan peluang besar bagi kita semua.
"Kini, selain menjadi follower, jadilah pula seorang inovator yang mampu menggerakan bangsa. Jadilah bagian dari pembelajaran menuju Indonesia Emas 2045. Bukalah peluang dan berkontribusilah bagi bangsa dan negara," pungkas Sandiaga.
Dalam kesempatan sama, Ketua Yayasan Dian Asra, Sagoro Darmawan menyampaikan apresiasinya bagi wisudawan Undira. Ia mengingatkan refleksi sesungguhnya yang harus dipikirkan setelah wisuda mengenai tantangan masa depan, khususnya menyoroti fenomena mengapa generasi saat ini cenderung sulit meraih kesuksesan yang diraih orangtua mereka dahulu.
“Saya teringat ketika saya melihat sekolah ayah saya yang meskipun sederhana, mampu menghasilkan kesuksesan besar. Hal ini menjadi instrospeksi bagi saya. Akhirnya sayapun mengetahui bahwa di tengah kesederhanaan terdapat kekuatan untuk mengukir hari selanjutnya," ujar Sagoro Darmawan.
Hemat dia, kita saat ini dikaruniai dengan kemudahan, namun hal tersebut justru membelenggu kita dalam zona kenyamanan. Sejenak marilah kita refleksikan values yang orangtua kita terapkan, mereka dikejar dengan kehidupan yang diibaratkan sebagai singa - maka dari itu pula mereka selalu berpikir kedepan dengan keinginan untuk mencapai tujuan yang lebih baik.
"Era digital yang penuh tantangan justru seharusnya menjadi motivasi bagi kita untuk lebih kritis, adaptif, kreatif untuk membangun resilience dan daya juang, sebagaimana yang dilakukan orangtua kita dahulu," tandas Sagoro
Momentum
Mewakili Kepala LLDIKTI Wilayah III Jakarta, Kabag LL Dikti III Tri Munanto mengutarakan momentum wisuda berkat buah kerja keras para wisudawan serta doa dari orang tua dan bimbingan para dosen. Menurutnya, gelar sarjana merupakan tanggung jawab moral sekaligus katalis untuk mendorong inovasi.
Terkait Dies Natalis Undira ke-6, Tri Munanto menilai ini adalah momen refleksi dan evaluasi bagi Undira. Melalui pencapaian Undira sebagai institusi yang mampu mencetak daya saing, inovasi, dan prestasi berdampak kepada masyarakat. Dikatakan akreditasi “Unggul” bagi Undira sudah berada pada tipologi 1. "Kami yakin akreditasi Unggul tinggal masalah waktu saja. Selamat Dies Natalis ke-6, semoga Undira selalu tumbuh sebagaiinstitusi inovatif dan berdaya saing menuju Indonesia Emas 2045," pungkasnya.(H-2)

8 hours ago
1
















































