MENDIKDASMEN Abdul Mu'ti (kanan) memberikan cendera mata kepada Shiratullah, pengurus Kompleks Masjid Hazrati Imam Tashkent, didampingi Dubes Indonesia untuk Uzbekistan Siti Ruhaini (kedua dari kanan) dan Kepala Badan Bahasa Hafidz Muksin (kiri).(MI/ABDUL KOHAR)
MENTERI Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti berharap Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Uzbekistan mampu menjadi bagian penting dari penginternasionalan bahasa Indonesia di negeri Asia Tengah itu. "Apalagi antara Indonesia dan Uzbekistan sudah memiliki sejarah hubungan bilateral yang sangat panjang, sejak Presiden Soekarno. Jejak itu bisa terus dikembangkan agar bahasa Indonesia kian mendunia," kata Abdul Mu'ti di Kantor KBRI Uzbekistan di Tashkent, Senin (3/11).
Menurut Mu'ti pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing (non penutur bahasa Indonesia) sangat penting untuk kian digerakkan karena bahasa merupakan identitas bangsa. "Dengan bahasa, orang akan makin mengenal Indonesia. Setelah mengenal, hal ihwal lain akan lebih mudah dijalankan. Dalam konteks ini, KBRI adalah garda terdepan," papar Mendikdasmen.
Abdul Mu'ti memimpin delegasi Indonesia dalam pertemuan UNESCO di Samarkand, Uzbekistan, Selasa (4/11). Dalam pertemuan tersebut, Mendikdasmen mewakili Indonesia akan menyampaikan pidato (Country Statement) dalam bahasa Indonesia sekaligus menandai diresmikannya bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi sidang-sidang UNESCO.
Hingga kini, ada 10 bahasa yang diakui secara resmi sebagai bahasa di sidang-sidang dan pertemuan UNESCO, termasuk bahasa Indonesia. "Ini sangat membanggakan bagi Indonesia, karena bahasa kita termasuk satu dari sedikit bahasa di dunia yang digunakan UNESCO," papar Abdul Mu'ti.
Bahasa Indonesia resmi menjadi salah satu bahasa resmi di sidang UNESCO sejak 20 November 2023, namun baru digunakan secara resmi dalam sidang umum mulai Selasa, 4 November 2025, di Samarkand, Uzbekistan tersebut. Penetapan itu menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi ke-10 di forum internasional tersebut, setara dengan bahasa Inggris, Arab, Mandarin, Prancis, Spanyol, Rusia, Hindi, Italia, dan Portugis.
Dalam pertemuan itu, turut hadir sebagai delegasi dan perwakilan Indonesia ialah Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Hafidz Muksin, dan jurnalis Media Indonesia Abdul Kohar.
Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Uzbekistan Siti Ruhaini Dzuhayatin menyatakan kesiapannya. "Alhamdulillah, kami semua mendapatkan penguatan dari Pak Mendikdasmen. Apalagi, Pak Mendikdasmen ini adalah menteri pertama yang berkunjung ke Uzbekistan sejak saya diberi amanat menjadi dubes," papar Ruhaini.
Ia menyatakan bahwa minat orang Uzbekistan untuk mendalami bahasa Indonesia dan hal ihwal terkait dengan Indonesia cukup tinggi. Selain bahasa, Ruhaini mencontohkan pencak silat Indonesia yang sangat diminati. "Bayangkan, sudah ada lebih dari 10 ribu orang Uzbekistan yang mendaftar menggeluti pencak silat Indonesia. Orang Uzbekistan juga sangat menghormati Presiden Soekarno karena Bung Karno lah yang mengenalkan makam perawi hadist terkemuka, Imam Buhari. Jadi, mereka sangat respek dengan Indonesia," paparnya. (H-2)

8 hours ago
3
















































