Alasan petisi pembatalan gladi bersih TKA muncul di Change.org.(Dok. Change.org)
Pelaksanaan Gladi Bersih Tes Kemampuan Akademik (TKA) 2025 pada 27-30 Oktober menuai gelombang protes dari siswa di seluruh Indonesia. Banyak pihak menilai ujian ini dilakukan tanpa kesiapan matang. Bahkan, muncul petisi pembatalan TKA 2025 di Change.org yang telah ditandatangani lebih dari 157 ribu orang.
Berikut tujuh alasan kuat mengapa banyak siswa menuntut agar gladi bersih dan pelaksanaan TKA 2025 dibatalkan atau ditinjau ulang:
1. Persiapan Terlalu Singkat
Guru dan siswa hanya memiliki waktu sekitar 3,5 bulan untuk mempersiapkan diri. Kisi-kisi baru dibagikan pada Juli 2025, sementara simulasi baru dilakukan menjelang ujian. Waktu yang singkat membuat siswa sulit memahami pola soal dengan baik.
2. Kisi-Kisi dan Soal Tidak Selaras
Menurut banyak laporan, soal gladi bersih TKA tidak sesuai dengan perkiraan guru maupun lembaga bimbingan belajar. Hal ini membuat siswa merasa latihan mereka sia-sia dan menimbulkan kebingungan menghadapi soal sebenarnya.
3. Cakupan Materi Terlalu Luas
Cakupan materi TKA dinilai terlalu besar dan tidak proporsional dengan waktu belajar yang tersedia. Siswa merasa kesulitan memprediksi soal yang mungkin muncul, sehingga persiapan menjadi tidak fokus dan penuh tekanan.
4. Ketimpangan akibat Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka memberi kebebasan bagi sekolah dalam menentukan materi ajar. Akibatnya, standar pembelajaran antar sekolah berbeda-beda. Banyak siswa merasa dirugikan karena materi yang mereka pelajari tidak sesuai dengan yang diujikan di TKA.
5. Minimnya Dukungan Sekolah dan Fasilitas
Beberapa sekolah dilaporkan tidak menyediakan dukungan memadai bagi siswa, baik dalam bentuk pendampingan belajar maupun fasilitas teknis. Ada yang bahkan masih dibebani ujian praktik tambahan, membuat jadwal siswa semakin padat menjelang TKA.
6. Tekanan Mental yang Tinggi
Banyak siswa mengaku merasa stres dan tertekan karena perubahan sistem ujian yang tiba-tiba. Ketidakpastian format, kesalahan teknis saat gladi bersih, serta jadwal yang padat membuat banyak peserta kehilangan motivasi belajar.
7. Kurangnya Sosialisasi dan Transparansi
TKA dinilai diumumkan dan disahkan tanpa pemberitahuan yang cukup jelas kepada sekolah dan siswa. Minimnya informasi mengenai teknis ujian dan tujuan penyelenggaraan membuat banyak pihak merasa tidak siap dan kebingungan.
Kesimpulan
Pelaksanaan TKA 2025 memang bertujuan mengukur kemampuan akademik siswa secara nasional. Namun, tanpa persiapan matang, kebijakan ini justru berpotensi menimbulkan ketimpangan, tekanan psikologis, dan ketidakadilan pendidikan.
Banyak pihak berharap pemerintah meninjau ulang jadwal dan format TKA, agar evaluasi akademik benar-benar mencerminkan kemampuan siswa secara adil, bukan seberapa cepat mereka mampu beradaptasi dengan sistem yang berubah mendadak. (Z-10)

4 hours ago
1
















































