KEK Industropolis Batang menorehkan capaian signifikan di awal kuartal IV dengan bergabungnya enam tenant baru senilai total investasi Rp456,76 miliar.(KEK Industropolis Batang)
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang menorehkan capaian signifikan di awal kuartal IV tahun ini dengan bergabungnya enam tenant baru senilai total investasi Rp456,76 miliar. Penandatanganan Perjanjian Pemanfaatan Tanah Industri (PPTI) dan Tanah Komersial (PPTK) berlangsung di Ballroom Gedung Pengelola KEK Industropolis Batang pada 17 dan 30 Oktober 2025.
Direktur Utama KEK Industropolis Batang, Ngurah Wirawan, menegaskan bahwa masuknya tenant baru mencerminkan kepercayaan investor terhadap potensi kawasan tersebut sebagai destinasi investasi strategis di Indonesia. “Kehadiran investor baru menunjukkan keyakinan dunia usaha untuk berekspansi di Indonesia. Hal ini akan mendorong peningkatan investasi asing langsung (FDI) dan membuka lapangan kerja baru,” ujarnya.
Ngurah menjelaskan, para tenant komersial yang bergabung akan menjadi pondasi awal transformasi KEK Industropolis Batang menuju kawasan industri dan rekreasi terintegrasi. “Kami sedang membangun ekosistem bisnis yang menyatukan sektor manufaktur, hiburan, kuliner, serta layanan pendukung lainnya,” tambahnya.
Dua perusahaan pertama yang menandatangani PPTK adalah PT San Bao Canyin dan PT Cinlong Culinary Indonesia, yang akan menjadi tenant F&B perdana di kawasan tersebut. PT San Bao Canyin menginvestasikan Rp4,3 miliar untuk membangun restoran di lahan seluas 2.002 m², dengan konstruksi dimulai November 2025 dan beroperasi Februari 2026. Sementara PT Cinlong Culinary Indonesia menanamkan Rp717 juta untuk pembangunan restoran seluas 598 m², yang direncanakan beroperasi Juni 2026.
Dari sektor industri, PT WKI, produsen global sol sepatu yang menjadi mitra merek internasional seperti Nike, adidas, dan PUMA, menanamkan investasi Rp120 miliar di atas lahan 16.440 m². Pembangunan akan dimulai April 2026 dan diharapkan beroperasi Juni 2027, dengan potensi menyerap hingga 1.000 tenaga kerja.
Selain itu, PT Novatex Industry Indonesia, perusahaan tekstil berfokus pada benang ramah lingkungan (eco-yarn), menginvestasikan Rp102 miliar di lahan 2,4 hektare, dengan kapasitas produksi mencapai 4.000 ton per tahun dan orientasi ekspor sebesar 95%.
Dari sektor furnitur, PT Woodpark Mebel Perkasa, anak usaha Mitragreen Industry Pte Ltd (Singapura), berencana menanamkan Rp225 miliar untuk membangun pabrik furnitur berorientasi ekspor. Produknya telah menembus pasar Amerika Serikat, Eropa, dan Asia Tenggara, melayani merek global seperti B&B Italia, ARHAUS, dan Restoration Hardware.
“Batang dipilih karena memiliki posisi strategis dekat dengan bandara, pelabuhan, dan akses tol langsung, didukung infrastruktur yang kuat serta insentif fiskal menarik seperti tax holiday,” ujar Presiden Direktur PT Woodpark Mebel Indonesia Eddy Wibowo.
Adapun PT ISNI Teknologi Konstruksi Indonesia turut menanamkan investasi Rp4 miliar untuk membangun fasilitas mixed-use seluas 3.792 m², yang akan difungsikan sebagai kantor representatif sekaligus restoran guna memperkuat layanan bisnis di kawasan.
Ngurah menutup bahwa masuknya investor baru bukan hanya menambah nilai ekonomi kawasan, tetapi juga memperkuat peran KEK Industropolis Batang sebagai platform manufaktur modern berstandar internasional. “Kami ingin memastikan kawasan ini tumbuh menjadi pusat investasi yang berdaya saing dan mampu menghadirkan produk global dari Indonesia,” pungkasnya. (E-3)

20 hours ago
6
















































