Mengapa Sebagian Orang Ragu Menjadi Nasabah Bank Digital?

3 weeks ago 20

Selular.ID – Meskipun bank – bank digital semakin populer, ada beberapa alasan mengapa sebagian orang masih ragu untuk menggunakannya sepenuhnya.

Beberapa alasan yang mengemuka adalah:

Masalah Keamanan

Banyak orang khawatir tentang keamanan informasi pribadi dan keuangan mereka secara daring. Pelanggaran data dan insiden pencurian identitas yang menjadi sorotan publik dapat menghalangi orang untuk menggunakan platform perbankan daring.

Literasi Digital

Sebagian orang, terutama orang dewasa yang lebih tua, mungkin tidak nyaman menggunakan teknologi atau mungkin tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk menavigasi sistem perbankan daring secara efektif.

Kepercayaan pada Perbankan Tradisional

Banyak orang memiliki hubungan jangka panjang dengan bank fisik mereka dan mungkin lebih menyukai sentuhan pribadi melalui interaksi tatap muka, terutama untuk masalah keuangan yang rumit.

Akses ke Teknologi

Di ​​beberapa daerah, khususnya daerah pedesaan atau berpendapatan rendah, akses ke layanan internet yang andal atau telepon pintar mungkin terbatas, sehingga perbankan digital kurang memungkinkan.

Baca Juga: Tertarik Jadi Nasabahnya, Berikut 13 Bank Digital Yang Ada di Indonesia

Preferensi untuk Transaksi Tunai

Sebagian orang masih lebih suka menggunakan uang tunai untuk bertransaksi dan mungkin tidak melihat perlunya menggunakan jasa bank digital.

Takut Melakukan Kesalahan

Potensi terjadinya kesalahan, seperti mengirim uang ke rekening yang salah atau gagal memahami fitur perbankan digital, dapat membuat beberapa pengguna ragu.

Masalah Regulasi dan Hukum

Di wilayah tertentu, mungkin ada hambatan regulasi atau kurangnya kejelasan hukum terkait layanan perbankan daring, yang dapat memengaruhi adopsi pengguna.

Secara keseluruhan, meskipun perbankan daring menawarkan kemudahan dan efisiensi, kekhawatiran dan preferensi ini dapat memengaruhi keputusan dan tingkat adopsi orang menggunakan jasa bank digital.

Terlepas dari berbagai tantangan tersebut, jumlah bank digital di Indonesia justru terus bertambah.

Lihat Juga:

Dalam catatan Selular, hingga semester I-2024, sudah terdapat 18 bank digital yang beroperasi di Indonesia.

Meningkatnya jumlah bank digital disebabkan pemain lama (bank konvensional yang mengubah layanannya menjadi bank digital) dan pemain baru yang fokus menyediakan layanan perbankan digital.

Khusus bank konvensional yang bertransformsi menjadi bank digital, jumlahnya mencapai 10 bank.

Bank-bank tersebut adalah Bank Royal Indonesia (Blu By BCA), Bank Fama (Superbank), Bank Mayora (HiBank), Bank Artos Indonesia (Bank Jago), Bank Harda Internasional (Alo Bank), Maybank Nusa Internasional (Aladin Bank), Bank Bisnis Internasional (Krom Bank), Bank Jasa Jakarta (Bank Saqu), Bank Agro (Bank Raya), Anglomas Internasional Bank/Amin Bank (Amar Bank).

Di sisi lain, tahun 2024 dinilai menjadi momentum penting bagi industri perbankan digital di Indonesia, dengan mayoritas bank digital mencatatkan kinerja positif, setidaknya hingga kuartal ketiga 2024.

Didukung oleh data Bank Indonesia yang mencatat pertumbuhan transaksi digital banking sebesar 40,1% (YoY) pada November 2024, tren ini mencerminkan meningkatnya adopsi dan kepercayaan masyarakat terhadap layanan perbankan berbasis teknologi.

Prospek industri ini pun tetap menjanjikan, dengan Pendapatan Bunga Bersih (NII) diproyeksikan mencapai US$3,63 miliar pada 2025.

Hal itu menegaskan peran bank digital dalam ekosistem keuangan nasional serta daya saingnya dengan bank konvensional melalui inovasi layanan yang lebih aman, kompetitif, dan fleksibel.

Baca Juga: 5 Tips Aman Menabung di Bank Digital

Read Entire Article
Global Food