
UKRAINA pada Selasa (11/3) menyatakan siap untuk melakukan gencatan senjata selama 30 hari dengan Rusia, seiring dengan pertemuan delegasi Kyiv dan Washington di Arab Saudi.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyambut baik penerimaan gencatan senjata tersebut dan berharap Moskow segera menanggapi hal ini secara konstruktif.
Sikap Turki terhadap perang Rusia-Ukraina sudah jelas sejak awal. Erdogan kembali menegaskan kesediaan Turki untuk menjadi tuan rumah perundingan damai lebih lanjut, sebuah tawaran yang telah diajukan Ankara beberapa kali sebelumnya.
"Jika perkembangan terbaru membawa Rusia dan Ukraina kembali ke meja perundingan," kata Erdogan dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Polandia Donald Tusk di ibu kota Ankara.
Adapun keinginan kedua negara untuk mengakhiri perang dengan perdamaian yang adil. Dia tak menungkiri bahwa kawasan ini sudah lelah dengan peperangan dan konflik.
"Harapan kami adalah agar kawasan kami dapat segera keluar dari perangkap yang telah dialaminya selama ini dan mencapai perdamaian dan stabilitas," ucapnya seperti dilansir dari Anadolu, Kamis (13/2).
Hubungan bilateral
Selama pertemuan tersebut, Tusk dan Erdogan menegaskan kembali tekad mereka untuk memperkuat dan mendiversifikasi hubungan antara Polandia dan Ankara.
Erdogan mengatakan kedua negara adalah sekutu utama yang ditempatkan di sisi timur dan selatan NATO dan memimpin dua pasukan darat aliansi terbesar di Eropa.
Mereka juga membahas potensi di berbagai bidang seperti perdagangan, investasi dan kerja sama pertahanan.
"Kami bertekad untuk lebih meningkatkan volume perdagangan kami, yang akan mencapai sekitar $12 miliar pada tahun 2024, dan investasi bersama kami. Kami telah menetapkan target volume perdagangan baru sebesar US$15 miliar," lanjutnya.
Pertemuan hari ini membahas masa depan keamanan Eropa, kata Erdogan, seraya menambahkan bahwa ia dan Tusk juga membahas proyek baru untuk meningkatkan kerja sama industri pertahanan antara keduanya.
Menurutnya Polandia merupakan salah satu pasar penting bagi sektor kontrak luar negeri Turki, Erdogan menyatakan kepuasannya terhadap meningkatnya jumlah proyek yang dikerjakan oleh perusahaan-perusahaan Turki.
Erdogan mengaku bahwa memperkuat hubungan dalam berbagai bidang mulai dari pendidikan dan budaya hingga sains dan pariwisata merupakan investasi penting bagi masa depan persahabatan keduanya.
"Kami sangat mementingkan penyelesaian masalah visa bagi para pebisnis, pelajar, dan warga negara kami," ujar Erdogan.
Kedua pemimpin juga membahas hubungan Turki-Uni Eropa, serta isu-isu regional dan global terkini dalam kerangka Kepresidenan Dewan Uni Eropa Polandia.
Dia menggarisbawahi pada setiap kesempatan bahwa keanggotaan penuh Uni Eropa merupakan tujuan strategis Ankara.
“Kami sering menyampaikan kepada mitra kami bahwa kami bersemangat untuk memajukan kerja sama kami dengan UE berdasarkan pada rasa saling menguntungkan dan saling menghormati,” pungkasnya.
Erdogan mengatakan kedua negara adalah sekutu utama yang ditempatkan di sisi timur dan selatan NATO dan memimpin dua pasukan darat aliansi terbesar di Eropa. (Fer/I-1)