Tiongkok Protes Keras kepada Australia Terkait Insiden di Laut China Selatan

4 hours ago 1
Tiongkok Protes Keras kepada Australia Terkait Insiden di Laut China Selatan Kapal militer Tiongkok di Laut China Selatan.(AFP/TED ALJIBE)

PEMERINTAH Tiongkok melayangkan peringatan keras kepada Australia agar menghentikan tindakan provokatif di wilayah udara Laut China Selatan. Peringatan dikeluarkan menyusul insiden berbahaya antara pesawat militer kedua negara akhir pekan lalu.

Beijing menilai langkah Australia dapat merusak hubungan bilateral yang baru saja membaik.

Kementerian Pertahanan Tiongkok pada Rabu (22/10) menyatakan telah mengajukan protes tegas kepada Canberra setelah Australia menuduh pesawat tempur Tiongkok melakukan pencegatan secara tidak aman dan tidak profesional terhadap pesawat patroli maritim P-8A Poseidon milik Angkatan Udara Australia pada Minggu (19/10).

Menurut Australia, jet tempur Su-35 milik Tentara Pembebasan Rakyat (PLA-AF) melepaskan suar di jarak yang sangat dekat dari pesawatnya.

Dalam tanggapan resminya, Beijing menolak tudingan tersebut dan menilai pernyataan Australia memutarbalikkan fakta serta menuduh Tiongkok secara keliru untuk menutupi pelanggaran terhadap wilayah udara Tiongkok. 

“Pesawat militer Australia telah secara ilegal memasuki wilayah udara kami,” demikian isi pernyataan Kementerian Pertahanan Tiongkok seperti dilaporkan Bloomberg.

Menteri Pertahanan Australia Richard Marles membantah tudingan itu. Ia menegaskan pesawat P-8A Poseidon tengah menjalankan misi patroli maritim rutin di wilayah udara internasional. 

“Pesawat kami beroperasi sepenuhnya sesuai hukum internasional di atas perairan internasional,” kata Marles.

Ketegangan itu muncul di tengah upaya kedua negara memperbaiki hubungan yang sempat memburuk selama masa pandemi. Tiongkok masih menjadi mitra dagang terbesar Australia, sementara Amerika Serikat merupakan sekutu pertahanan terdekat Canberra.

Persaingan strategis antara Washington dan Beijing membuat Australia harus menyeimbangkan posisi di antara dua kekuatan besar itu.

“Kami mendesak Australia segera menghentikan provokasi dan retorika yang memanas-manasi, menahan pasukan laut dan udara di garis depan, serta menghindari tindakan yang dapat merusak hubungan militer dan diplomatik kedua negara,” tegas pihak militer Tiongkok.

Insiden tersebut terjadi hanya tiga bulan setelah Perdana Menteri Anthony Albanese melakukan kunjungan ke Tiongkok dalam upaya memperkuat kembali hubungan ekonomi.

Pekan ini, Albanese juga menandatangani kesepakatan dengan Amerika Serikat terkait pasokan mineral penting, guna membantu perusahaan Barat mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku dari Tiongkok.

Tanggapan keras Beijing dinilai mencerminkan meningkatnya ketegangan militer di kawasan Asia-Pasifik. Marles sebelumnya menggambarkan situasi keamanan saat ini sebagai yang paling kompleks sejak Perang Dunia II.

Australia kini sedang menjalankan program modernisasi pertahanan besar-besaran, termasuk rencana pembelian armada kapal selam bertenaga nuklir melalui pakta pertahanan Aukus bersama Amerika Serikat dan Inggris.

Meski demikian, Canberra tetap optimistis dapat menjaga keseimbangan hubungan dengan dua kekuatan besar tersebut. Menteri Keuangan Jim Chalmers, kepada Bloomberg mengatakan Australia mampu menjalin kerja sama erat dengan AS sekaligus menstabilkan hubungan dengan Tiongkok pada waktu yang sama. (I-3)

Read Entire Article
Global Food