
WAKIL Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Rano Karno menyebut Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memperkuat pembangunan daerah, baik di bidang pendidikan, ekonomi kreatif, pemberdayaan masyarakat, maupun pengembangan sumber daya manusia.
Transformasi Sekolah Tinggi Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Sekretaris Tarakanita (Starki) menjadi Universitas Tarakanita (UTarki) menurutnya sejalan dengan visi misi pemerintah, khususnya DKI Jakarta.
Ia berharap UTarki bisa menjadi mitra strategis Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam memperkuat pembangunan daerah, baik di bidang pendidikan, ekonomi kreatif, pemberdayaan masyarakat, maupun pengembangan sumber daya manusia.
"Langkah ini sejalan dengan visi Pemprov DKI Jakarta untuk keperluan akses pendidikan berkualitas agar setiap warga memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi bagi kemajuan daerah maupun bangsa," ujar Rano Karno.
Senada dengan Rano, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah III Henri Togar Hasiholan Tambunan menyebutkan pihaknya memandang transformasi ini sebagai model kelembagaan yang layak dijadikan oleh contoh bagi sesama.
Menurut Henri, komitmen untuk menghadirkan pendidikan tinggi yang bermutu, terjangkau dan relevan dengan kebutuhan zaman, merupakan bukti nyata bahwa semangat Tarakanita tidak hanya hidup, tetapi juga terus berkembang menyesuaikan dengan konteks masa kini.
"LLDikti Wilayah III berkomitmen untuk terus mendukung dan berkolaborasi dengan seluruh perguruan tinggi di wilayah ini, termasuk Universitas Tarakanita. agar bersama-sama kita dapat mewujudkan tujuan besar pendidikan tinggi, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, memperkuat karakter, dan memajukan peradaban," tutur Henri Tambunan.
Rektor Universitas Tarakanita, Antonius Setiawan, mengutarakan,Utarki mengusung pendidikan yang humanis dan inklusif karena Utarki lahir dari semangat kesetaraan. Pihaknya membuka akses pendidikan untuk semua, tidak hanya bagi perempuan, tetapi juga laki-laki. "Target kami tahun pertama adalah 1.000 mahasiswa baru, dan dalam lima hingga 10 tahun mendatang diharapkan meningkat mahasiswa kami,” kata Antonius.
Antonius menambahkan kampus menerapkan sistem uang kuliah tunggal (UKT) tanpa biaya tambahan seperti uang gedung atau uang pangkal. Biaya kuliah terjangkau dan mahasiswa juga dapat mencicil per bulan. "Ini bukti nyata bahwa pendidikan berkualitas dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat,” tukasnya.
Pada tahap awal, Universitas Tarakanita membuka dua fakultas utama, yaitu fakultas eksakta dan fakultas non-eksakta. Program studi yang tersedia antara lain S-1 teknik sipil, S-1 informatika, S-1 sistem informasi, dan S-1 bisnis digital. Selain itu, dua prodi lama tetap dilanjutkan, yaitu D-3 sekretari dan S-1 komunikasi.
Sementara itu Ketua Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Tarakanita (YPTT) Yustiana Wiwiek Iswanti menekankan transformasi Sekolah Tinggi Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Sekretaris Tarakanita (Starki) menjadi Universitas Tarakanita (UTarki) mengedepankan peningkatan kualitas pendidikan pada masyarakat menengah ke bawah.
"Salah satu misi adalah membidik menengah ke bawah. Mengapa demikian? Karena layanan pendidikan menengah ke bawah kurang mendapatkan akses," kata Yustiana
"Kami siap untuk mencerdaskan bangsa dengan memilih atau membidik masyarakat menengah ke bawah. Kami merasa bersyukur dan bangga bisa ambil bagian dalam mencerdaskan bangsa. Itu kebahagiaan yang kami alami dan rasakan," ucap Yustiana.(H-2)