Penyakit yang mengintai di musim hujan.(Freepik)
MEMASUKI musim hujan, masyarakat diimbau untuk lebih waspada terhadap penyakit yang menyerang sistem pernapasan. Salah satu yang kini tengah menjadi perhatian tenaga medis adalah Respiratory Syncytial Virus (RSV).
Virus ini dapat menginfeksi saluran pernapasan bagian atas maupun bawah, dan berpotensi menyebabkan gangguan serius terutama pada bayi, anak kecil, dan orang lanjut usia.
Mengutip dari laman halodoc, RSV merupakan salah satu penyebab paling umum infeksi pernapasan akut di seluruh dunia. Virus ini menular dengan sangat mudah melalui percikan air liur (droplet) saat penderita batuk atau bersin, serta melalui kontak langsung dengan permukaan yang terkontaminasi. Lingkungan padat seperti sekolah, penitipan anak, atau rumah sakit menjadi tempat ideal bagi virus ini menyebar dengan cepat.
Lebih Berbahaya dari Flu
Pada tahap awal, gejala infeksi RSV sering kali menyerupai flu biasa. Penderita mungkin mengalami hidung tersumbat, pilek, batuk ringan, atau demam rendah. Namun, dalam beberapa hari, gejala dapat berkembang menjadi lebih berat, terutama pada kelompok usia rentan. Beberapa tanda yang perlu diwaspadai antara lain:
- Batuk berdahak yang makin sering atau parah.
- Demam sedang hingga tinggi.
- Napas cepat, pendek, atau terdengar “mengi”.
- Kesulitan makan atau menyusu pada bayi.
- Lemas, rewel, dan tampak lesu.
Pada kasus yang berat, bayi dapat menunjukkan tanda kekurangan oksigen, seperti bibir dan ujung jari yang membiru. Bila gejala ini muncul, orang tua harus segera membawa anak ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis.
Selain bayi, lansia di atas 65 tahun dan penderita penyakit jantung atau paru kronis juga berisiko tinggi mengalami komplikasi berat jika terinfeksi RSV. Virus ini dapat memperparah penyakit yang sudah ada, seperti gagal jantung atau PPOK (penyakit paru obstruktif kronis).
Belum Ada Obat Spesifik
Hingga kini, belum ditemukan obat yang secara langsung dapat membunuh virus RSV. Pengobatan dilakukan untuk meringankan gejala, menjaga agar pasien tetap nyaman, dan mencegah komplikasi.
Berikut beberapa langkah yang dianjurkan:
1. Istirahat dan cukup cairan
Tubuh membutuhkan energi untuk melawan infeksi. Pastikan pasien beristirahat dengan cukup dan tetap terhidrasi. Untuk bayi, pemberian ASI tetap dilanjutkan sesering mungkin.
2. Gunakan obat pereda demam dan nyeri
Paracetamol atau ibuprofen dapat diberikan untuk menurunkan panas dan mengurangi rasa tidak nyaman. Penggunaannya harus sesuai dengan dosis dan petunjuk dokter, terutama untuk anak-anak.
3. Gunakan humidifier atau uap hangat
Udara lembap dapat membantu melegakan saluran pernapasan dan mengurangi hidung tersumbat.
4. Bersihkan hidung bayi secara rutin
Jika bayi sulit bernapas karena lendir, gunakan alat penyedot lendir (aspirator) untuk membantu membuka jalan napasnya.
5. Konsultasi medis bila gejala memburuk
Bila demam tak kunjung turun, batuk semakin parah, atau bayi tampak kesulitan bernapas, segera periksakan ke dokter. Dalam kasus berat, pasien mungkin memerlukan perawatan rumah sakit untuk mendapatkan oksigen tambahan, cairan infus, atau pengawasan intensif.
Langkah Pencegahan
Karena penularan RSV sangat cepat, pencegahan menjadi langkah utama untuk mengurangi risiko penyebaran, terutama di rumah tangga dengan bayi atau lansia. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit yang menyerang saluran pernafasan ini:
- Cuci tangan secara rutin dengan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik.
- Hindari kontak langsung dengan orang yang sedang flu atau batuk.
- Gunakan masker bila sedang sakit agar tidak menularkan virus ke orang lain.
- Tutup mulut dan hidung dengan tisu atau siku bagian dalam saat batuk atau bersin.
- Bersihkan barang pribadi dan lingkungan sekitar secara rutin. (Halodoc/Z-10)

5 hours ago
6
















































