Veo 2 dari Google DeepMind Digadang Saingi Sora

2 months ago 39

SELULAR.ID – Google DeepMind meluncurkan generator video AI bernama Veo 2, yang digadang-gadang bisa menyaingi Sora milik OpenAI. Veo 2 tersedia di Video FX, yang saat ini masih bersifat eksklusif.

VP produk di DeepMind, Eli Collins mengatakan, Google akan menyediakan Veo 2 melalui platform pengembang Vertex AI, jika model AI tersebut siap digunakan secara luas.

Veo 2 yang merupakan penerus Veo ini, dapat membuat klip berdurasi lebih dari dua menit dalam resolusi hingga 4k atau 4096 x 2160 piksel. Ukuran resolusi itu empat kali lebih besar dan durasinya 6 kali lebih panjang dari Sora.

Secara teori, Veo 2 saat ini lebih menguntungkan ketimbang Sora. Meski pun Veo 2 hasil videonya dibatasi pada 720p dan berdurasi delapan detik. Jika menilik Sora, generatif AI video itu dapat menghasilkan klip berdurasi 20 detik dengan ukuran hingga 1080p.

Collins menegaskan, pihaknya terus melakukan iterasi berdasarkan masukan dari pengguna. Jika sudah siap, Veo 2 akan diintegrasikan ke dalam seluruh ekosistem Google.

Baca juga: Whisk, Generator AI Baru Milik Google

Veo 2 tak jauh berbeda dengan Veo, yang bisa menerima tugas dengan menggunakan teks, atau teks sekaligus gambar. Hal yang baru dari Veo 2 adalah, model AI tersebut bisa menghasilkan klip dalam berbagai gaya, memiliki pemahaman yang lebih baik tentang fisika dan kontrol kamera, serta menghasilkan rekaman yang lebih jelas atau lebih jernih, dan tajam dalam banyak gerakan.

Veo 2 juga terdapat peningkatan pada kontrol kamera yang untuk memposisikan ‘kamera’ virtual dalam video yang dihasilkannya dengan lebih tepat, serta menggerakkan kamera tersebut untuk menangkap objek dan orang dari berbagai sudut pandang.

DeepMind mengklaim, Veo 2 dapat memodelkan gerakan seperti dinamika fluida. Contohnya, gerakan pada kopi yang dituangkan ke dalam cangkir; dan sifat cahaya, seperti bayangan dan pantulan lebih realistis. DeepMind mengatakan hal itu mencakup berbagai lensa dan efek sinematik, serta ekspresi manusia yang bernuansa.

Kemajuan ini menggambarkan Veo 2 memiliki pemahaman yang kuat tentang refraksi dan cairan yang rumit, seperti sirup maple, dan kemampuan untuk meniru animasi bergaya Pixar.

Mengutip TechCrunch, masih ada celah halusinasi pada AI meski kecil, seperti model AI pada umumnya yang sulit menginterpretasikan jari tangan dan mata. Veo 2 masih memiliki celah menghasilkan animasi video AI dengan mata binatang yang kosong. Selain itu, jalanan yang licin dengan latar banyak orang di belakangnya, membaur, dan ada gedung yang aneh, adalah hal yang masih menjadi celah di luar harapan untuk Veo 2.

Collins tak menampik dengan kekurangan itu. Menurutnya, koherensi dan konsistensi perlu dikembangkan lagi. Mengatasi masalah itu, DeepMind masih menjalin kerja sama dengan para seniman dan produser untuk menyempurnakan Veo 2.

Nama-nama tokoh tenar dalam penggarapan Veo 2 disebutkan Collins, seperti, Donald Glover, the Weeknd, d4vd, dan lainnya.

“Veo dapat secara konsisten mengikuti perintah selama beberapa menit, tetapi tidak dapat mengikuti perintah yang rumit dalam jangka waktu yang panjang. Demikian pula, konsistensi karakter dapat menjadi tantangan. Ada juga ruang untuk perbaikan dalam menghasilkan detail yang rumit, gerakan yang cepat dan rumit, dan terus mendorong batas-batas realisme,” terang Collin mengutip TechCrunch, Selasa 17 Desember 2024.

Baca juga: 3 Masalah Sering Terjadi di Google Play Store dan Cara Mengatasinya

Veo 2 dilatih dari berbagai sumber video. YouTube salah satunya. DeepMind, melalui Google, menyediakan alat yang memungkinkan webmaster memblokir bot lab agar tidak mengekstrak data pelatihan dari situs web mereka, DeepMind tidak menawarkan mekanisme yang memungkinkan kreator menghapus karya dari set pelatihan yang ada.

Untuk mengurangi risiko deepfake, DeepMind mengatakan bahwa mereka menggunakan teknologi watermarking miliknya, SynthID, untuk menanamkan penanda tak terlihat ke dalam bingkai yang dihasilkan Veo 2.

Ikuti informasi menarik lainnya dari Selular.id di Google News

Read Entire Article
Global Food