Update Tragedi Ponpes Al Khoziny: 17 Korban Berhasil Diidentifikasi, Total 61 Jiwa Tewas

1 week ago 11
 17 Korban Berhasil Diidentifikasi, Total 61 Jiwa Tewas Jenazah tiba di RS Bhayangkara.(MI/Faishol Taselan)

TRAGEDI ambruknya musala Ponpes Al Khoziny menyisakan duka. Sebanyak 17 korban meninggal dunia ditemukan dan berhasil diidentifikasi. Hingga kini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut total 61 korban meninggal dan 104 lainnya selamat. BNPB pun yakin semua jenazah korban meninggal akibat musala ambruk tersebut sudah ditemukan.

Apa yang Terjadi di Ponpes Al Khoziny?

Pada 29 September 2025, sekitar pukul 15.00 WIB, sebuah bangunan empat lantai di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk saat salat Asar. Bangunan itu adalah mushala yang sedang dipakai santri laki-laki di lantai dasar. Kejadian ini menewaskan banyak orang dan melukai puluhan lainnya. Total ada 167 orang yang terlibat dalam insiden ini. Sampai Rabu (7/10), 61 korban meninggal dunia, sementara 104 selamat dan sedang dirawat.

Penemuan 17 Korban Ponpes Al Khoziny yang Diidentifikasi

Salah satu kabar terbaru adalah penemuan dan identifikasi 17 korban ponpes al khoziny. Tim Identifikasi Korban Bencana (DVI) dari Polda Jawa Timur berhasil mengenali mereka. Identifikasi terakhir dilakukan pada malam 6 Oktober 2025, dengan tujuh jenazah baru ditemukan. Nama-nama ini sudah diserahkan ke keluarga setelah disalatkan di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya.

Berikut daftar 17 nama korban yang berhasil diidentifikasi:

  1. Muhammad Soleh (22 tahun), dari Bangka Belitung.
  2. Maulana Alfan Ibrahimavic (15 tahun), dari Pabean Cantikan, Surabaya.
  3. Muhammad Mashudulhaq (14 tahun), dari Dukuh Pakis, Surabaya.
  4. Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas (17 tahun), dari Putat Jaya Sekolahan, Surabaya.
  5. M. Agus Ubaidillah (14 tahun), dari Krembangan, Surabaya.
  6. Firman Nur (16 tahun), dari Tembok Lor, Surabaya.
  7. M Azka Ibadur Rahman (13 tahun), dari Kenjeran, Surabaya.
  8. Daul Milal (15 tahun), dari Sitok Kapasan, Surabaya.
  9. Nurudin (13 tahun), dari Blega, Bangkalan.
  10. Ahmad Rijalul Haq (16 tahun), dari Dapuan Baru, Surabaya.
  11. Moh. Royhan Mustofa (17 tahun), dari Kamal, Bangkalan.
  12. Abdul Fattah (18 tahun), dari Asem Manunggal, Sampang.
  13. Wasiyur Rohib (17 tahun), dari Jalan Gayungan, Surabaya.
  14. Moh. Aziz Pratama Yudistira (16 tahun), dari Cikarang Utara, Bekasi.
  15. Moh. Dafin (13 tahun), dari Bulu Lor, Semarang.
  16. M. Ali Rahbini (19 tahun), dari Tambelang, Sampang.
  17. Sulaiman Hadi (15 tahun), dari Kolla Modung, Bangkalan.

Proses identifikasi ini penting agar keluarga bisa segera membawa jenazah pulang. Beberapa jenazah ditemukan utuh, tapi ada juga bagian tubuh yang masih dicek.

Upaya Penyelamatan dan Update dari BNPB

Tim Gabungan Pencarian dan Pertolongan (SAR) bekerja siang malam sejak kejadian. Selain menggunakan alat berat untuk mengangkat puing, tim juga mencari secara manual agar tidak merusak bukti di lokasi kejadian. Sampai sekarang, 165 orang dan tujuh bagian tubuh sudah ditemukan. Dua santri masih dicari berdasarkan daftar ponpes.

"Kami yakin yang dua (orang) ini adalah body parts tujuh yang ditemukan," ungkap Deputi III Tanggap Darurat BNPB, Mayor Jenderal Budi Irawan.

Sementara itu, untuk korban selamat total terdapat 104 orang yang dirawat di rumah sakit. Empat sudah pulang, 99 masih diobati, dan satu tidak perlu perawatan khusus.

Dampak dan Harapan Keluarga

Tragedi ini bukan hanya soal angka, tapi cerita kehilangan. Keluarga korban meminta penyelidikan. , bilang pada 6 Oktober 2025, "Berarti ada pelanggaran di situ dan harus diproses," kata salah satu perwakilan keluarga, Fauzi, pada Selasa (6/10). Mereka curiga ada kesalahan manusia atau bangunan yang tidak aman.

Polisi Jawa Timur, lewat Komisaris Besar Jules Abraham Abast, menyatakan pihaknya akan fokus dulu pada bantuan kemanusiaan. "Nanti (penyidikan), kami masih fokus pada sisi kemanusiaan," katanya. (E-4)

Read Entire Article
Global Food