
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump menyerukan agar otoritas Brasil menghentikan proses hukum terhadap mantan Presiden Jair Bolsonaro, dan menyebut tindakan tersebut sebagai "perburuan penyihir".
Pernyataan Trump langsung memicu respons keras dari Presiden Brasil saat ini, Luiz Inácio Lula da Silva. Lula menegaskan Brasil adalah negara berdaulat dan "tidak akan menerima intervensi dari siapa pun".
“Tak ada yang berada di atas hukum, terlebih mereka yang menyerang kebebasan dan supremasi hukum,” kata Lula.
Bolsonaro saat ini menjalani proses hukum atas dugaan percobaan kudeta terhadap pemerintahan Lula, pasca kekalahannya dalam pemilu 2022. Ia membantah segala tuduhan dan menyebut kasus tersebut sebagai “persekusi politik”.
Dalam unggahan di media sosial, Trump menyebut Bolsonaro “tidak bersalah” dan hanya dihukum karena “berjuang untuk rakyat.”
“Tinggalkan Bolsonaro! Ini hanya serangan terhadap lawan politik. Saya tahu persis bagaimana rasanya,” tulis Trump, membandingkan kasus Bolsonaro dengan tuntutan hukum yang juga dihadapinya di AS.
Trump juga memuji Bolsonaro sebagai “pemimpin kuat” yang mencintai negaranya.
Bolsonaro menyambut baik dukungan tersebut, dan menyebut tuduhan terhadapnya sebagai “persekusi politik yang jelas”.
Namun, kritik dari Brasil tak terbendung. Menteri Urusan Institusional, Gleisi Hoffmann, menegaskan masa ketika Brasil tunduk pada AS sudah berakhir.
“Presiden AS sebaiknya mengurus masalahnya sendiri, yang tidak sedikit, dan menghormati kedaulatan serta sistem peradilan Brasil,” ujarnya.
Ketegangan Memanas Jelang KTT BRICS
Pertukaran pernyataan panas ini terjadi saat Brasil menjadi tuan rumah KTT BRICS di Rio de Janeiro, yang dihadiri perwakilan dari Tiongkok, Rusia, dan negara berkembang lainnya.
Trump sebelumnya juga melontarkan ancaman tarif tambahan kepada negara-negara anggota BRICS, yang ia anggap menganut kebijakan "anti-Amerika".
Trump dan Bolsonaro dikenal memiliki hubungan hangat selama masa kepemimpinan mereka. Keduanya sempat bertemu di Gedung Putih pada 2019. Baik Trump maupun Bolsonaro sempat menolak mengakui kekalahan dalam pemilu dan menuding adanya kecurangan.
Percobaan Kudeta
Pada Januari 2023, hanya seminggu setelah pelantikan Lula, ribuan pendukung Bolsonaro menyerbu gedung pemerintahan di Brasilia, dalam aksi yang disebut penyelidik federal sebagai upaya kudeta. Saat itu, Bolsonaro berada di Amerika Serikat dan membantah terlibat dalam aksi tersebut.
Ia kini telah dilarang mencalonkan diri hingga 2030, karena menyebarkan disinformasi soal sistem pemilu Brasil. Namun, Bolsonaro bertekad menggugat larangan tersebut dan berencana kembali maju pada pemilu 2026.
Dalam persidangan bulan lalu, Bolsonaro menyebut kudeta sebagai “tindakan yang menjijikkan”. Jika terbukti bersalah, pria berusia 70 tahun itu terancam hukuman penjara selama puluhan tahun. (BBC/Z-2)