Kisah Timothy Anugerah, Korban Bullying di Unud dan Kronologi Kasusnya

8 hours ago 2
Kisah Timothy Anugerah, Korban Bullying di Unud dan Kronologi Kasusnya Ilustrasi.(freepik)

PADA 15 Oktober 2025, kampus Universitas Udayana (Unud) di Bali diguncang oleh berita duka. Timothy Anugerah Saputra, mahasiswa semester VII jurusan Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), ditemukan meninggal dunia. Ia diduga bunuh diri dengan melompat dari lantai empat gedung FISIP. Kasus ini menjadi viral di media sosial karena dugaan perundungan (bullying) yang dialami Timothy dari teman-temannya. Kisah ini mengingatkan kita betapa pentingnya lingkungan kampus yang aman dan penuh empati.

Timothy berasal dari Bandung, Jawa Barat, lahir pada 25 Agustus 2003. Ia dikenal sebagai mahasiswa yang ramah, santun, dan berprestasi. Namun, di balik senyumnya, Timothy menyimpan luka dalam akibat ejekan berkepanjangan. Cerita ini bukan hanya tentang satu kejadian, tapi panggilan untuk melawan bullying di mana saja.

Profil Timothy

Timothy Anugerah Saputra merupakan mahasiswa Sosiologi, ia sering terlibat dalam diskusi mendalam tentang masyarakat. Teman-temannya menggambarkannya sebagai pribadi lembut yang selalu siap membantu. Meski berasal dari luar Bali, Timothy cepat beradaptasi dan menunjukkan prestasi di kelas.

Kronologi Bullying: Dari Ejekan Hingga Tragedi

Bullying terhadap Timothy dimulai dari hal-hal kecil. Ia sering diejek di grup WhatsApp teman-temannya. Tangkapan layar percakapan yang beredar menunjukkan ejekan kasar yang membuatnya merasa sendirian. Bahkan, setelah kematiannya, sebagian mahasiswa malah menjadikan tragedi itu sebagai bahan candaan di media sosial. Ini menambah luka bagi keluarga dan teman-temannya.

Pada pagi 15 Oktober 2025, sekitar pukul 09.00 WITA, Timothy melompat dari lantai empat Gedung FISIP. Berita ini langsung menyebar luas, memicu kemarahan netizen. Kasus ini menyoroti betapa cepat bullying bisa merusak jiwa  seseorang, terutama di lingkungan kampus yang seharusnya mendukung.

Respons Universitas: Sanksi bagi Pelaku Perundungan

Unud tidak tinggal diam. Enam mahasiswa yang terlibat dalam percakapan tidak empati pasca-kematian Timothy dipecat dari organisasi kemahasiswaan mereka. Empat di antaranya adalah pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (Himapol) FISIP Unud, yaitu Vito Simanungkalit, Muhammad Riyadh Alvitto Satriyaji Pratama, Maria Victoria Viyata Mayos, dan Anak Agung Ngurah Nanda Budiadnyana. Dua lainnya adalah Leonardo Jonathan Handika Putra dari BEM Fakultas Kelautan dan Perikanan, serta Putu Ryan Abel Perdana Tirta dari DPM FISIP.

Pemecatan ini diumumkan pada 17 Oktober 2025. Himapol bahkan mengeluarkan pernyataan sikap, menyebut tindakan itu "amoral dan menambah luka bagi yang berduka." Selain itu, pelaku mendapat sanksi akademik seperti nilai D. Mereka juga meminta maaf melalui video di media sosial, mengakui kesalahan dan siap bertanggung jawab.

Dampak Sosial dan Pelajaran dari Tragedi Ini

Kisah Timothy menjadi sorotan nasional, memicu diskusi tentang bullying di kampus. Banyak netizen berbagi cerita serupa, menuntut perubahan. Keluarga Timothy disebut ikhlas dan tidak melapor ke polisi, tapi ini tak mengurangi kesedihan mereka.

Pelajaran utama? Bullying bukan lelucon. Ia bisa berujung pada hilangnya nyawa. Kampus harus punya konselor yang mudah diakses, dan kita semua perlu belajar empati. Jika Anda atau teman Anda merasa tertekan, hubungi layanan kesehatan jiwa terdekat. Mari ciptakan lingkungan di mana setiap orang merasa aman. (H-4)

Read Entire Article
Global Food