Kapan Seseorang Dikatakan Terkena HIV/AIDS?

3 months ago 39
Portal Berita News Malam Viral Non Stop
Kapan Seseorang Dikatakan Terkena HIV/AIDS? Ilustrasi(Freepik)

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, dan dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome), yaitu tahap lanjut dari infeksi HIV.

HIV terjadi ketika virus masuk ke dalam tubuh. Setelah masuk ke dalam tubuh, virus menyerang sel-sel imun, terutama sel CD4. 

Sel CD4 adalah jenis sel darah putih yang sangat penting dalam pertahanan tubuh terhadap infeksi, seperti bakteri, virus, parasit, jamur, dan lainnya. 

Virus ini menginfeksi dan berkembang biak dalam sel darah putih (terutama sel CD4). Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan oleh virus HIV, semakin lemah sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh menjadi lebih rentan terhadap berbagai penyakit.

Seseorang dikatakan terinfeksi HIV jika viral load (jumlah virus dalam darah) sudah mencapai 100.000 kopi atau lebih per 1 ml darah. Namun, untuk diagnosis HIV, tidak hanya viral load yang dilihat, tetapi juga tes antibodi atau antigen yang mendeteksi infeksi HIV. 

Tes HIV dapat dilakukan pada fasilitas kesehatan terdekat seperti praktik dokter mandiri, puskesmas, rumah sakit daerah/swasta, atau pada lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang menyediakan fasilitas kesehatan pemeriksaan HIV.

Jenis Tes HIV 

Ada berbagai jenis tes untuk mendeteksi HIV. Namun, tidak ada tes HIV yang sepenuhnya akurat, sehingga sering kali diperlukan beberapa tes atau tes ulang untuk memastikan diagnosisnya. 

Dilansir dari beberapa sumber secara umum, ada tiga jenis tes HIV yang sering digunakan, yaitu:

1. Tes Antibodi

Tes ini digunakan untuk mendeteksi antibodi HIV dalam darah, yang diproduksi tubuh setelah terinfeksi. Biasanya, antibodi terbentuk dalam 1–3 bulan. Tes ini sering digunakan untuk skrining awal, dan terdiri dari dua jenis utama:

  • ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay): Memasukkan sampel darah ke wadah berisi antigen HIV, dan jika ada antibodi, warna darah berubah.
  • Rapid HIV test: Tes yang lebih cepat dengan hasil yang keluar pada hari yang sama, meski akurasinya lebih rendah dan memerlukan tes lanjutan untuk konfirmasi dan membedakan jenis virus HIV (HIV-1 atau HIV-2).

2. Tes PCR (Polymerase Chain Reaction)

Tes PCR mendeteksi materi genetik (RNA atau DNA) HIV dalam darah dan dilakukan di laboratorium. Tes ini sangat akurat, bahkan bisa mendeteksi HIV sebelum tubuh menghasilkan antibodi. Namun, tes ini jarang digunakan karena biayanya mahal dan memerlukan waktu lebih lama.

3. Tes Kombinasi Antibodi-Antigen (Ab-Ag Test)

Tes ini mendeteksi antigen HIV (p24) dan/atau antibodi HIV-1 atau HIV-2. Karena antigen bisa ditemukan lebih cepat daripada antibodi, tes ini dapat mendeteksi HIV dalam 2–6 minggu setelah infeksi.

Jika seseorang sudah dikatakan terkena HIV, mereka perlu waspada karena jika HIV tidak mendapatkan penanganan yang baik, infeksi ini dapat berkembang menjadi AIDS. 

AIDS adalah kondisi tubuh yang sangat rentan terhadap penyakit karena sistem kekebalan tubuh telah sangat melemah. 

Proses perkembangan dari HIV menjadi AIDS bisa memakan waktu sekitar tiga hingga sepuluh tahun, tergantung pada penanganan medis dan kondisi kesehatan penderita.

Seseorang dapat dikatakan mengalami AIDS jika jumlah sel CD4 dalam darahnya turun di bawah 200 sel per milimeter kubik darah. Pada orang yang sehat, jumlah normal sel CD4 adalah sekitar 500 hingga 1.500 sel per milimeter kubik darah.

Dengan demikian, HIV adalah infeksi yang menyerang kekebalan tubuh, dan jika tidak ditangani dengan baik, dapat berkembang menjadi AIDS. 

Penanganan medis yang tepat dan terapi antiretroviral dapat membantu menekan perkembangan virus dan menjaga sistem kekebalan tubuh tetap berfungsi. (berbagai sumber/Z-1)

Read Entire Article
Global Food