Greta Thunberg Pulang dari Penjara Israel: Kami Melihat Genosida Disiarkan Langsung

1 week ago 11
 Kami Melihat Genosida Disiarkan Langsung Aktivis Swedia Greta Thunberg berbicara dengan wartawan saat tiba di Bandara Roissy-Charles de Gaulle, setelah meninggalkan Israel dengan penerbangan ke Swedia melalui Prancis.(Hugo MATHY / AFP)

ISRAEL telah mendeportasi aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg bersama 170 aktivis pro-Palestina dalam rombongan Global Sumud Flotilla (GSF) lainnya yang sempat ditahan setelah pasukan Israel mencegat armada kapal bantuan menuju Gaza pekan lalu. Setibanya di Athena, Yunani, Thunberg disambut sorak-sorai para pendukung yang berkumpul di bandara.

Menurut Kementerian Luar Negeri Israel, para aktivis telah diterbangkan ke Yunani dan Slovakia. Di antara mereka terdapat warga negara dari Prancis, Italia, Inggris dan Amerika Serikat. Israel membantah laporan bahwa para aktivis mengalami penyiksaan atau perlakuan buruk selama dalam tahanan.

Ratusan Aktivis Masih Ditahan

Hingga kini, otoritas Israel menyebut telah mendeportasi 341 dari 479 orang yang berada di atas 42 kapal dalam rombongan Global Sumud Flotilla (GSF). Sekitar 138 aktivis lainnya masih ditahan di Israel, sementara lebih dari 40 orang dilaporkan melakukan mogok makan.

GSF menyatakan bahwa tujuan armada tersebut adalah untuk menembus blokade laut Israel terhadap Gaza, membuka jalur kemanusiaan dan mengakhiri genosida terhadap warga Palestina. Mereka menegaskan bahwa intersepsi kapal melanggar hukum maritim dan humaniter internasional.

Namun, Israel menolak tuduhan tersebut, menyebut blokade sebagai tindakan legal dan menilai misi itu hanya sebagai aksi propaganda karena membawa kurang dari dua ton bantuan.

Kementerian Luar Negeri Yunani mengonfirmasi bahwa 161 warga dari 16 negara Eropa, termasuk Thunberg, diterbangkan ke Athena pada Senin (6/1), Slovakia menyatakan telah menerima 10 orang lainnya melalui penerbangan terpisah.

Berbicara di bandara Athena, Thunberg menegaskan bahwa misi GSF merupakan upaya solidaritas global terbesar untuk menembus blokade Gaza.

"Ini adalah kisah solidaritas global dan internasional, tentang orang-orang yang bangkit ketika pemerintah mereka gagal bertindak," katanya dikutip BBC News, Selasa (7/10).

"Misi ini harus ada adalah sebuah hal yang memalukan," tambahnya.

Thunberg juga menyinggung perlakuan buruk yang dialaminya di penjara Israel, namun menekankan bahwa isu utama adalah penderitaan warga Gaza yang masih berlangsung.

Sejumlah aktivis dari Spanyol, Swiss, dan negara lain menuduh aparat Israel melakukan penganiayaan fisik dan mental selama penahanan. Pengacara asal Spanyol, Rafael Borrego, mengaku mereka dipukuli, ditutup matanya dan diikat. Namun, Israel membantah keras tuduhan tersebut. 

"Hak-hak hukum para aktivis flotila telah ditegakkan sepenuhnya. Kebohongan yang mereka sebarkan adalah bagian dari kampanye berita palsu yang direncanakan," tulis pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Israel.

Otoritas juga menyebut satu-satunya insiden kekerasan terjadi ketika seorang warga Spanyol menggigit tenaga medis perempuan saat menjalani pemeriksaan di penjara Ketziot.

Kapal-kapal GSF berangkat dari Barcelona setelah laporan Integrated Food Security Phase Classification (IPC) yang didukung PBB mengonfirmasi adanya kelaparan di Gaza.  Laporan itu memperingatkan risiko penyebaran kelaparan ke wilayah tengah dan selatan Gaza dalam beberapa minggu.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sedikitnya 460 warga telah meninggal akibat malnutrisi sejak perang dimulai, termasuk 182 orang setelah deklarasi kelaparan.

PBB menegaskan bahwa Israel, sebagai kekuatan pendudukan, wajib memastikan pasokan makanan dan obat-obatan mencukupi bagi warga Gaza. Namun Israel tetap bersikeras bahwa mereka bertindak sesuai hukum internasional dan memfasilitasi masuknya bantuan.

Israel juga membantah tuduhan genosida yang dilontarkan oleh komisi penyelidikan PBB, menyebut laporan tersebut tidak berdasar. Serangan Israel ke Gaza dimulai setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang. Sejak itu, Kementerian Kesehatan Gaza mencatat lebih dari 67.000 korban jiwa akibat serangan balasan Israel. (H-4)

Read Entire Article
Global Food