Cuaca Ekstrem dan Rob Akibatkan Banjir di Pantura Jawa Tengah Semakin Tinggi dan Meluas

12 hours ago 1
Cuaca Ekstrem dan Rob Akibatkan Banjir di Pantura Jawa Tengah Semakin Tinggi dan Meluas Banjir rob merendam di Wonokerto, Kabupaten Pekalongan selama bertahun-tahun mengakibatkan ratusan rumah rusak dan ditinggalkan penghuninya.(MI/AKHMAD SAFUAN)

BANJIR di sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah semakin meluas dan meninggi Selasa (28/10), cuaca ekstrem yakni hujan lebat disertai angin kencang dan sambaran petir di 20 daerah serta air laut pasang (rob) juga masih berlangsung.

Pemantauan Media Indonesia Selasa (28/10) banjir disebabkan hujan lebat dan air laut pasang (rob) masih merendam sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah, selain mengakibatkan transportasi antar wilayah dan  daerah terhambat, juga aktivitas warga lainnya terganggu bahkan nyaris melumpuhkan perekonomian.

Banjir di ruas jalur Pantura Semarang-Demak kembali tersendat dan banyak kendaraan mati mesin (mogok) akibat banjir dengan ketinggian 20-60 centimeter masih merendam di Jalan Kaligawe Raya, bahkan dikhawatirkan akan semakin meninggi karena hujan lebat dan rob masih berlangsung. "Ada 14 titik banjir di daerah ini," demikian Kepala BPBD Kota Semarang Endro P Martanto.

Demikian juga puluhan desa di Kabupaten Pati, Jepara, Demak, Kendal dan Pekalongan kembali terendam banjir akibat air laut pasang (rob) dengan ketinggian maksimum 1 meter berlangsung pukul 01.00-05.00 WIB. "Banjir rob semakin tinggi, kami tidak dapat ke pasar dan tempat pelelangan ikan juga tutup," kata Khusaini,50, warga Wonokerto, Kabupaten Pekalongan.

Hal serupa juga diungkapkan Jafar,58, warga Loireng, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak mengaku sangat terdampak akibat banjir merendam jalur Pantura Semarang-Demak tersebut, karena saat istrinya mengalami sakit dan kritis tidak dapat dibawa ke rumah sakit hingga akhirnya meninggal dunia.

"Saat itu Sabtu (25/10) kondisi hujan lebat, banjir parah merendam Jalan Kaligawe Raya Kota Semarang, hingga macet panjang mencapai 24 kilometer di Pantura Semarang-Demak, istri saya sakit dan kritis tidak dapat dibawa ke rumah sakit hingga akhirnya meninggal dunia," ujar Jafar.

Warga Ketitang, Kabupaten Pati Harmanto,40, mengatakan banjir sudah menjadi langganan di daerah ini Selana bertahun-tahun, setiap hujan lebat mengguyur kawasan Gunung Kendeng dan Muria l, sejumlah sungai meluap bahkan tanggul tidak kuat menahan derasnya air hingga jebol. "Kami minta perhatian pak gubernur agar segera mengatasi hal ini," imbuhnya.

Perpanjang Modifikasi Cuaca 

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengungkapkan menghadapi bencana banjir di tiga daerah yakni Kota Semarang, Demak dan Grobogan yang hingga kini belum surut, maka BNPB akan memperpanjang Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

Upaya melakukan langkah OMC, menurut  Abdul Muhari, adalah  untuk pencegahan dini terhadap potensi hujan ekstrem, yakni dengan meredistribusi curah hujan tinggi agar tidak menyebabkan banjir atau melampaui batas normal di daratan, bahkan di Jawa Tengah OMC sudah berjalan sejak Sabtu (25/10).

"Perpanjangan OMC di Jabar diputuskan mengingat prakiraan BMKG menunjukkan masih ada potensi hujan intensitas tinggi sepanjang minggu kelima Oktober, sehingga diminta warga untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem tersebut," tutur Abdul Muhari.

Selain fokus  untuk mempercepat pengeringan genangan banjir di wilayah Pantura, demikian Abdul Muhari, dalam dua hari pelaksanaan OMC tersebut, tim telah menaburkan total 9 ton bahan semai (5 ton Natrium Klorida/NaCl dan 4 ton Kalsium Oksida/CaO) melalui 9 sorti penerbangan selama lebih dari 16 jam. 

Cuaca Ekstrem dan Rob 

Sementara itu Badan Metrologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kembali mengingatkan bahwa cuaca ekstrem dan air laut pasang (rob) masih berlangsung di Jawa Tengah, sehingga diminta warga untuk kewaspadai bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor, banjir dan angin puting beliung.

"Cuaca ekstrem masih berlangsung di 20 daerah di Jawa Tengah, diminta warga untuk waspada bencana hidrometeorologi," kata Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Arif N Selasa (28/10).

Daerah di Jawa Tengah berpotensi cuaca ekstrem, ungkap Arif, terutama di kawasan pegunungan dan dataran tinggi yakni Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Mungkid, Boyolali, Klaten, Karanganyar, Sragen, Kudus, Temanggung, Kajen, Slawi, Magelang, Salatiga, Majenang dan Ambarawa.

Sedangkan daerah lain diguyur hujan ringan-sedang sejak siang, sore hingga awal malam, menurut Arif, angin bertiup dari arah barat ke utara dengan kecepatan 10-25 kilometer per jam, suhu udara berkisar 18-32 derajat celcius dan kelembaban udara berkisar 60-95 persen.

Prakirawan BMKG Stasiun Maritim Tanjung Emas Semarang Shafira Tsanyfadhila secara terpisah mengatakan selain cuaca ekstrem di darat, air laut pasang (rob) dengan ketinggian maksimum 1 meter juga masih berlangsung di perairan utara Jawa Tengah, sehingga berdampak banjir rob merendam sejumlah daerah di Pantura.

Banjir rob datang pada pukul 01.00-05.00 WIB tersebut, demikian Shafira Tsanyfadhila, selain mengganggu aktivitas warga seperti transportasi, bongkar muat barang di pelabuhan, budidaya perikanan darat dan petani garam, juga semakin membuat banjir di sejumlah daerah semakin meluas dan tinggi karena bersamaan dengan hujan lebat. (H-2)

Read Entire Article
Global Food