Tim Dokter Hewan USK Ajari Peternak di Aceh Besar Membuat Bahan Pengendali Larva Serangga pada Sapi

1 day ago 3
Tim Dokter Hewan USK Ajari Peternak di Aceh Besar Membuat Bahan Pengendali Larva Serangga pada Sapi Pelatihan pembuatan larvasida nabati (pembunuh larva serangga berbahan tumbuhan) berbasis daun kecombrang untuk pengendalian penyakit miasis pada ternak sapi, kambing dan lainnya.(MI/Amiruddin Abdullah Reubee)

KEBERADAAN Universitas Syiah Kuala (USK) bukan sekedar melahirkan sarjana dan mengeluarkan ijazah kepada setiap lulusan. Kampus yang lahir pada 2 September 1961 ini terus berinovasi dan memberi perhatian khusus untuk kesejahteraan serta perekonomian masyarakat. 

Misalnya pada Rabu (15/10) kemarin, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala (FKH USK) melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Produk Teknologi Tepat Guna (PKMBP-TTG). Pelatihan yang mendapat sambutan hangat oleh para peternak itu digelar di Desa Lamreung, Meunasah Papeun, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Kabupaten Aceh Besar.

Kegiatan itu adalah pelatihan pembuatan larvasida nabati (pembunuh larva serangga berbahan tumbuhan) berbasis daun kecombrang. Ini merupakan inovasi pengendalian penyakit miasis (kasus belatung atau larva lalat pada luka) ternak sapi. 

Program yang menyentuh dan terjun langsung mengedukasi peternak ini didanai melalui Skim PKMBP-TTG Tahun 2025 dari sumber dana PTNBH USK. Tiga dosen berpengalaman yang terlibat dalam tim pelaksana itu masing-mading adalah drh. Lian Varis Riandi M Si (Ketua, Dosen Parasitologi FKH USK), Dr drh Farida M Si, dan Nura SP, M Si (Dosen Fakultas Pertanian USK) sebagai anggota.

Ketua tim yang Dosen Parasitologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, drh Lian Baris Riandi, kepada Media Indonesia, Kamis (16/10) mengatakan, sedikitnya ada 18 peserta dari Kelompok Ternak Jaya Abadi asal Desa Lamreung Meunasah Papeuen yang mendapat pelatihan tersebut. Mereka juga ditemani  mahasiswa KKN Tematik FKH USK mengikuti kegiatan ini. 

"Tujuan utama adalah memanfaatkan potensi lokal daun kecombrang (Etlingera elatior), yang melimpah di wilayah tersebut namun belum dimanfaatkan secara optimal" tutur Lian Varis Riandi. 

Teuku Reza Aulia, tokoh masyarakat setempat mewakili aparatur gampong (aparatur desa) Desa Lamreung Meunasah Papeun, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, menyambut gembira dan berterima kasih atas kehadiran tim FKH USK. Pihaknya berharap kegiatan serupa dapat terus berlanjut untuk memberdayakan peternak melalui inovasi berbasis sumber daya alam lokal.

Sebelum memasuki sesi Pelatihan cara membuat larvasida nabati, perseta lebih dulu diberikan penyuluhan mengenai penyakit miasis dan strategi pengendaliannya. Materi kesehatan hewan ini disampaikan langsung oleh ketua tim, drh Lian Varis Riandi.

Dalam materi yang disampaikan, Lian lebih menekan terkait pentingnya pemanfaatan larvasida nabati sebagai alternatif untuk lebih ramah lingkungan dalam sistem pengendalian ektoparasit. Kemudian mengenai kaitannya dengan penerapan higiene (upaya kesehatan dengan cara memelihara serta melindungi kebersihan) dan sanitasi kandang untuk mendukung kesehatan ternak yang berkelanjutan.

Sedangkan pelatihan teknis dipandu oleh Nura, sekaligus pembimbing peserta dalam proses ekstraksi sederhana, formulasi, dan aplikasi larvasida. Itu dilakukan sesuai dengan pendekatan teknologi tepat guna yang mudah diterapkan oleh peternak. 

Sebagai bagian dari kegiatan, dilakukan pula serah terima alat produksi larvasida sederhana kepada kelompok mitra disertai praktik langsung pembuatan larvasida.

Karena itu masyarakat sangat antusiasme dan komitmen tinggi untuk melanjutkan produksi secara mandiri. Mereka berharap inovasi ini dapat berkembang menjadi usaha mikro di bidang kesehatan ternak.

Adapun Dekan FKH USK, Teuku Reza Ferasyi, mengatakan program pelatihan itu merupakan wujud nyata implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam pengabdian kepada masyarakat melalui inovasi berbasis potensi lokal. Kemudian kegiatan ini tidak hanya berfokus pada peningkatan kesehatan ternak, tetapi juga mendorong lahirnya ekonomi produktif berbasis biopestisida lokal bernilai tambah.

Sefangkan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kemitraan, Faisal Jamin, juga memberi dukungan penuh atas peran aktif mahasiswa KKN Tematik dalam mendampingi masyarakat. Itu sebagai bagian dari upaya pemberdayaan berkelanjutan.

"Antusias perserta dan masyarakat sangat tinggi. Harapannya inovasi larvasida “Combet-Sis” (Kecombrang Bio Larvasida Sistemik) dapat terus dikembangkan sebagai solusi pengendalian miasis sekaligus memperkuat kemandirian ekonomi peternak," tambah Ketua Kelompok Ternak, Helmi Hasyifuddin. (MR/E-4) 
 

Read Entire Article
Global Food