
PENGEMBANGAN teknologi artificial intelligence (AI) di Indonesia masih tertinggal dibanding negara lain di Asia.
Indonesia masih membutuhkan dukungan ekosistem bagi kemajuan AI, baik dari sisi akademis maupun infrastruktur telekomunikasi.
"Kita berharap generasi muda ke depan akan lebih produktif dengan kehadiran AI. Saat ini, SDM yang ada di Indonesia kebanyakan memiliki keahlian yang didapat secara otodidak, jarang yang dipersiapan sejak awal," ungkap Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif di sela penandatanganan kerja sama riset dan survei dengan Telkom University di Bandung, Selasa (18/3).
Kondisi itu, lanjutnya, sangat memprihatinkan. Pasalnya, dunia usaha tidak bisa hanya mengandalkan SDM yang berlatar belakang hobi saja.
Dia berharap ke depan yang diharapkan ialah SDM yang mengerti industri dan tantangan baru. Potensinya di Indonesia sebenarnya masih sangat banyak.
"Penggunaan AI tidak menggerus lapangan pekerjaan. Pengguna AI akan lebih baik dalam melakukan pekerjaan," tandasnya.
Kolaborasi antara Telkom University dan APJII bertujuan untuk mendukung riset dan survei dalam tata kelola internet berbasis AI, serta pengembangan kebijakan dan etika teknologi, khususnya Etika AI.
Kedua institusi melakukan penguatan kerja sama akademik dan riset dalam tata kelola internet berbasis AI. Kolaborasi ini akan diwujudkan dalam berbagai program riset dan survei terkait tata kelola internet, serta pengembangan etika di bidang teknologi, khususnya Etika AI.
Arif menambahkan bahwa kerja sama ini diharapkan dapat mengoptimalkan tata kelola internet berbasis AI guna meningkatkan efisiensi dan keamanan digital di Indonesia.
"Kami optimis, kolaborasi ini akan memperkuat sinergi antara Telkom University dan APJII dalam membangun ekosistem digital yang berkelanjutan," ungkapnya.
Kolaborasi ini juga membuka peluang luas bagi pengembangan jaringan kemitraan antara Telkom University, APJII, serta berbagai pemangku kepentingan dalam mendukung pertumbuhan ekosistem digital di Indonesia.
Lebih berperan
Sementara itu, Rektor Telkom University Prof Suyanto menyatakan kerja sama dengan APJII menyangkut optimasi jaringan internet di Indonesia hingga regulasinya. Telkom University akan bergerak di masalah regulasinya.
"Kami akan membuat teknologi AI ini berguna untuk banyak bidang. Kolaborasi dengan APJII ini diarahkan untuk mengelola penggunaan internet di Indonesia yang lebih baik," tambahnya.
Melalui kerja sama ini, dia berharap dapat mendorong inovasi dan kolaborasi antara akademisi dan profesional dalam menghadapi tantangan regulasi internet. Telkom University dan APJII siap berperan sebagai mitra strategis bagi pemerintah dalam penyusunan kebijakan di bidang TIK, AI, dan Etika AI.
Terkait AI di kampusnya, Prof Suo, panggilan akrabnya, pada 2030 Telkom University akan menggunakan AI secara masif dengan mengadopsi adaptasi dan implementasinya. Penggunaannya dari mulai seleksi mahasiswa baru, admisi, kurikulum, tata kelola hingga pengelolaan alumni.
"AI akan menghemat anggaran dan waktu kerja. Tidak akan ada pemangkasan pekerjaan, karena kami ingin menjangkau masyarakat lebih banyak di Indonesia, sehingga tenaga dosen dan pegawai penunjang masih sangat diperlukan," tandasnya.
Pada hari yang sama, Telkom University (Tel-U) bersama APJII juga menggelar talkshow bertajuk "Implementasi Kecerdasan Artifisial untuk Mendukung Tata Kelola Internet Indonesia" di Tel-U Coffee.
Acara ini menghadirkan diskusi mendalam mengenai peran kecerdasan artifisial (AI) dalam membentuk ekosistem digital yang lebih baik. Diskusi melibatkan akademisi, profesional, serta pemangku kepentingan di industri internet.
Talkshow ini diselenggarakan melalui Center of Excellence (CoE) ICT Policy and Ethic Technology bekerja sama dengan APJII.
Acara ini menghadirkan dua pembicara utama, yakni Rektor Tel-U, Prof Suyanto yang membawakan materi berjudul "Menuju Generasi Indonesia Emas 2045: Perspektif Gen-Z Terkait Implementasi AI dalam Tata Kelola Internet yang Berkelanjutan".
Pembicara kedua ialah Ketua Umum APJII, Muhammad Arif, yang mengupas topik "Masa Depan Tata Kelola Internet: Bagaimana AI Mengubah Cara Kita Berinternet?".