Target Ekonomi 8% Tidak Mustahil, HIPKA Dorong UMKM Tembus Pasar Global

5 hours ago 1
Target Ekonomi 8% Tidak Mustahil, HIPKA Dorong UMKM Tembus Pasar Global Ilustrasi(Dok ist)

PEMERINTAH optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 8% dalam beberapa tahun mendatang. Untuk mewujudkannya, para pelaku usaha sepakat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) harus jadi mesin utama yang menggerakkan roda ekonomi nasional hingga ke pasar dunia.
Hal itu ditegaskan pada Forum Bisnis Himpunan Pengusaha KAHMI (HIPKA) 2025 di Jakarta, yang juga menjadi momentum sinergi antara HIPKA dan pemerintah dalam memperkuat kewirausahaan dan ekspor produk Indonesia.

Ketua Umum HIPKA Kamrussamad menyatakan pihaknya terus membangun lini kolaborasi di berbagai daerah. Mulai dari percepatan akses keuangan di Aceh, peningkatan konektivitas bisnis di Sumatra Utara, hingga akselerasi pertumbuhan ekonomi di Lampung. “Wirausaha adalah kekuatan inti menuju Indonesia maju. Kami butuh sedikitnya 3% penduduk menjadi wirausaha aktif untuk menopang pertumbuhan ekonomi yang tinggi,” kata Kamrussamad.

HIPKA, lanjutnya, mendorong agar produk UMKM dapat terkurasi di marketplace, memiliki akses ekspor, dan mendapatkan nilai jual lebih tinggi.

Menurutnya, hilirisasi tidak hanya harus terjadi pada sektor minerba, tetapi juga pertanian, industri kreatif, hingga komoditas unggulan daerah.

“HIPKA siap menjadi jembatan dengan Kementerian Perdagangan, BUMN, perguruan tinggi, dan diaspora global untuk memperluas pasar UMKM Indonesia,” tambahnya.

Sebagai informasi, dalam keterlibatan HIPKA dan Kadin Indonesia di Trade Expo Indonesia 2025, tercatat transaksi sebesar US$22,8 miliar. Ini menjadi bukti produk Indonesia memiliki daya saing tinggi di pasar dunia.

Wakil Ketua Umum HIPKA Yana Aditya juga mengingatkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi harus inklusif. “Jika kita ingin ekonomi tumbuh 8%, sektor UMKM juga harus tumbuh. Pemerataan ekonomi harus dirasakan semua lapisan masyarakat,” tegasnya.

Menurut Yana, kolaborasi multipihak adalah kunci agar strategi besar ini benar-benar terjadi, dan bukan sekadar wacana.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Budi Santoso, melalui sambutan yang dibacakan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Iqbal Shoffan Shofwan mengungkapkan, ada kabar baik di tengah ketidakpastian global.
Indonesia masih mencatat surplus neraca perdagangan Januari–Agustus 2025 sebesar US$29,14 miliar yang merupakan sinyal kuatnya ketahanan pelaku usaha nasional.

“UMKM menyumbang 60,51% PDB, dengan 64,2 juta UMKM menyerap 120,59 juta tenaga kerja. Mereka adalah fondasi utama perekonomian Indonesia,” jelas Iqbal.

Untuk mendorong kebanggaan pada produk lokal, Kementerian Perdagangan meluncurkan Gerakan Kamis Pakai Lokal (Gaspol) yang mewajibkan pemakaian produk UMKM setiap pekan. “Bangga pada produk lokal bukan hanya diucapkan, tapi dibeli dan digunakan,” tegasnya.

Dikatakannya, Kemendag saat ini fokus pada tiga langkah strategis yakni pengamanan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor, dan UMKM Bisa Ekspor (Berani Inovasi, Siap Adaptasi). “Mari kita jaga semangat kolaborasi dan UMKM Bisa Ekspor agar ekonomi Indonesia semakin berdaya saing di dunia," ujar Iqbal.

Pada forum ini juga disepakati transformasi UMKM bukan hanya soal peningkatan kapasitas produksi, tetapi menjadi pemain global dengan standar tinggi dan branding yang kuat.

HIPKA dan pemerintah juga sepakat jika UMKM bukan pelengkap tetapi justru sebagai lokomotif ekonomi. Selain itu, ekspor UMKM harus diperluas hingga level global dan pertumbuhan ekonomi tinggi harus dirasakan semua masyarakat. (H-2)

Read Entire Article
Global Food