Supaya Balik Modal, Kereta Cepat Harus Diperpanjang hingga Surabaya

4 hours ago 2
Supaya Balik Modal, Kereta Cepat Harus Diperpanjang hingga Surabaya Kereta cepat Whoosh melintas di Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat.(Dok. Antara)

PENELITI senior Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang menilai agar pengembalian investasi atau return of investment (ROI) proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau dikenal Whoosh, diperpanjang hingga Surabaya. Menurutnya, hal ini juga sejalan dengan Rencana Induk Perkeretaapian Nasional, yang menetapkan kebutuhan kereta cepat Jakarta–Surabaya pada 2030.

“Kalau sampai Surabaya, tarif kereta cepat bisa disetarakan dengan tarif penerbangan, sekitar Rp1 juta hingga Rp2 juta. Dengan begitu, investasi akan lebih cepat kembali,” ujar Deddy dalam keterangan yang diterima Media Indonesia, Senin (27/10).

Ia menilai, sangat disayangkan apabila sarana kereta cepat yang berteknologi tinggi dan berbiaya besar hanya melayani rute pendek Jakarta–Bandung sejauh 142 kilometer. Padahal, sistem kereta cepat sejatinya dirancang untuk menjangkau ribuan kilometer.

Deddy menambahkan, di Tiongkok, stasiun kereta cepat dibangun megah layaknya bandara, karena sama-sama melayani perjalanan jarak jauh dengan kecepatan tinggi. Namun demikian, ia menekankan perlunya studi mendalam terkait biaya dan manfaat (cost and benefit) untuk pembangunan jalur kereta cepat Jakarta–Surabaya.

"Perlunya kajian cost and benefit pembangunan kereta api cepat relasi Jakarta-Surabaya," imbuhnya.

Di satu sisi, Deddy berpandangan rute ke Surabaya berpotensi mengurangi kepadatan lalu lintas penerbangan sipil di jalur udara utara Jawa, mengingat jalur udara selatan saat ini lebih banyak digunakan untuk penerbangan militer. Karena itu, ia memandang perlu ada pembagian moda transportasi jarak jauh, di mana perjalanan di bawah 1.000 kilometer (km) dapat dilayani kereta cepat, sementara di atas 1.000 kilometer tetap menggunakan penerbangan.

Restrukturisasi

Selain itu, Deddy juga mendukung rencana pemerintah soal restrukturisasi utang proyek sepur kilat itu dari tenor 40 tahun menjadi 60 tahun dengan masa tenggang (grace period) yang lebih panjang agar angsuran tahunan lebih ringan.

“Kalau tenor utang lebih panjang, otomatis bunga bisa turun, atau minimal mengikuti suku bunga mengambang (floating),” tuturnya.

Deddy menambahkan, meski sejak awal proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung ditegaskan tanpa dukungan APBN sesuai Perpres 172/2015, evaluasi pada 2021 membuka peluang adanya dukungan fiskal dari pemerintah. Kendati begitu, Deddy menegaskan semangat business to business (B to B) tetap dijaga, dengan PT Danantara berperan memastikan kesehatan keuangan BUMN yang tergabung dalam PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI).

Sementara itu, Deddy mengutip laporan Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Septian Hario Seto yang menyebutkan, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) telah mencatatkan keuntungan operasional dalam dua tahun terakhir, sedangkan kereta cepat di Tiongkok membutuhkan waktu hingga sepuluh tahun untuk mencapai keuntungan operasional.

Kinerja KCIC juga dikatakan lebih cepat mencapai titik impas dibanding proyek kereta cepat di China yang baru menutup biaya operasional setelah 10 tahun.  KCIC bahkan sudah menyetor pajak sebesar Rp9,1 triliun ke negara, dengan rata-rata 16.000–18.000 penumpang per hari kerja dan 18.000–21.000 pada akhir pekan, serta lonjakan hingga lebih dari 25.000 penumpang pada masa liburan.

"Bagusnya pula KCJB sudah  bayar pajak ke negara sebesar Rp9,1 triliun. Artinya, tarikan perjalanan KCJB ini bagus karena sehari bisa mendapatkan pengguna harian Whoosh belasan ribu," kata Deddy.

Dikonfirmasi terpisah, Seto membenarkan KCIC berhasil mencatatkan kinerja operasional yang positif. Berdasarkan laporan yang diterimanya, proyek KCJB diklaim mencatatkan laba operasional (EBITDA) selama dua tahun berturut-turut hingga semester I 2025.

“Benar, laba operasional EBITDA per Juni 2025 sudah tercatat positif,” ujar Seto kepada Media Indonesia melalui pesan singkatnya. (H-3)

Read Entire Article
Global Food