Pelatihan usaha di Garut.(Dok YIS)
UNTUK memperluas lapangan kerja dan mendorong kemandirian ekonomi masyarakat, Yayasan Indonesia Setara (YIS) menggandeng OK OCE Forever, UMKM Sahabat Sandi, serta PT Central Horti Agro Makro Potato (CHAMP) menggelar pelatihan usaha mikro bertajuk Si Iklas: Kreasi Usaha Komoditas Lokal Olahan Kentang-Keripik & Pizza Kentang.
Pelatihan ini diikuti 50 peserta dari kalangan pelaku UMKM dan ibu rumah tangga di Garut, Jawa Barat. Kegiatan yang berlangsung di Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Kampung Cilame, Cisurupan, itu berfokus pada peningkatan keterampilan mengolah kentang lokal menjadi produk bernilai jual, seperti keripik dan pizza kentang.
Selain pelatihan produksi, peserta juga diperkenalkan pada pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) untuk strategi pemasaran digital, serta penguatan jejaring usaha di antara pelaku UMKM, khususnya perempuan.
Founder YIS Sandiaga Salahuddin Uno menjelaskan bahwa yayasan yang ia dirikan berangkat dari semangat kesetaraan, dengan tujuan membuka peluang yang sama bagi semua orang untuk berkembang di bidang pekerjaan, pendidikan, dan ekonomi.
"Melalui program ini, kami ingin menghadirkan kegiatan yang tidak hanya memberdayakan perempuan, tetapi juga mengangkat potensi daerah melalui komoditas lokal, seperti kentang khas Garut, yang diolah menjadi produk bernilai tambah," ujarnya dikutip dari siaran pers, Senin (27/10).
Sandiaga menilai pelatihan kuliner dipilih karena mudah diterapkan dan cepat menghasilkan, terutama bagi ibu rumah tangga. Selain membuka peluang usaha rumahan, kegiatan ini juga memperkuat ekonomi lokal lewat keterlibatan petani dan pelaku UMKM setempat.
Ia menambahkan, semangat utama YIS adalah kolaborasi dan silaturahmi, bukan kompetisi. Karena itu, pelatihan ini juga menjadi bagian dari program inkubasi tahap kedua yang menggabungkan pelatihan produksi dengan pembelajaran digital marketing berbasis AI.
"Dengan cara ini, peserta bisa belajar pemasaran digital secara sederhana dan berani mempromosikan produk mereka sendiri," kata Sandiaga Uno.
Dukungan serupa disampaikan oleh Direktur PT CHAMP Muhammad Khudori, yang turut memberikan materi tentang jenis-jenis kentang dan potensi pengembangannya. Ia menilai pendampingan seperti ini dapat mendorong lebih banyak perempuan untuk terlibat dalam usaha pengolahan kentang.
"Kentang yang digunakan dalam pelatihan ini merupakan jenis kentang industri khusus olahan. Teksturnya lebih padat, kadar airnya rendah, dan ukuran umbinya seragam, sehingga menghasilkan produk yang renyah dan konsisten," ujarnya.
Khudori menekankan, potensi kentang lokal Garut sangat besar bila dikelola melalui kemitraan antara petani, UMKM, dan industri pengolahan.
"Pemanfaatan komoditas lokal seperti kentang tidak hanya memberikan nilai tambah ekonomi, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan dan kemandirian usaha berbasis sumber daya daerah," katanya. (E-4)

3 hours ago
1
















































