7 Fenomena Langit Menarik yang akan Terjadi Sepanjang November 2025

3 hours ago 3
7 Fenomena Langit Menarik yang akan Terjadi Sepanjang November 2025 Fenomena langit sepanjang November 2025.(Dok. Starwalk)

NOVEMBER 2025 akan dipenuhi dengan berbagai peristiwa langit yang spektakuler. Dari kemunculan supermoon hingga hujan meteor, sejumlah kejadian astronomi akan mempercantik malam-malam di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.

Bagi para penggemar astronomi maupun masyarakat umum, bulan ini menjadi waktu yang istimewa untuk menikmati keindahan langit yang menawan.

Seluruh fenomena ini bisa diamati dengan mata telanjang, namun penggunaan teleskop atau alat observasi lainnya tentunya akan memberikan pengalaman yang lebih mendalam.

Berikut adalah daftar fenomena langit yang akan berlangsung sepanjang bulan November 2025 lengkap dengan waktu dan penjelasan singkatnya.

1. Purnama Beaver Supermoon - 5 November 2025

Fenomena pertama yang akan muncul adalah fase Bulan Purnama atau Beaver Moon, yang kali ini dikategorikan sebagai Supermoon. Peristiwa ini akan terjadi pada 5 November 2025, ketika Bulan mencapai fase purnama bersamaan dengan posisinya yang paling dekat dengan Bumi (perigee).

Supermoon akan membuat Bulan terlihat sedikit lebih besar dan cahayanya lebih terang dari biasanya. Istilah Beaver Moon berasal dari tradisi masyarakat asli Amerika yang menandai waktu untuk menyiapkan perangkap berang-berang sebelum musim dingin.

2. Jupiter Mulai ‘Bergerak Mundur’ - 11 November 2025

Fenomena berikutnya terjadi saat planet Jupiter terlihat seolah bergerak mundur di langit, atau yang dikenal dengan istilah gerak retrograde, pada 11 November 2025.

Meskipun tampak seperti bergerak mundur, ini hanyalah ilusi optik akibat posisi Bumi yang melintas di depan Jupiter saat mengorbit Matahari.

Selama periode ini, Jupiter akan terlihat bergeser ke arah barat setiap malam. Pergerakan ilusi ini menjadi momen menarik untuk diamati menggunakan teleskop sederhana.

3. Hujan Meteor Taurid Utara - 12 November 2025

Puncak dari hujan meteor Taurid Utara akan berlangsung pada 12 November 2025. Meteor-meteor ini berasal dari sisa debu komet Encke yang terbakar saat memasuki atmosfer Bumi.

Meskipun jumlah meteor yang terlihat per jam tergolong sedikit, namun cahayanya cukup terang.

Waktu terbaik untuk menyaksikan fenomena ini adalah setelah tengah malam hingga menjelang fajar dengan mengarahkan pandangan ke konstelasi Taurus di bagian timur langit.

4. Hujan Meteor Leonid - 17 November 2025

Pada 17 November 2025, langit malam akan disinari oleh hujan meteor Leonid. Fenomena ini disebabkan oleh partikel debu dari komet Tempel-Tuttle yang melintasi orbit Bumi setiap tahun.

Pada periode tertentu, Leonid bisa berubah menjadi badai meteor dengan ratusan meteor muncul setiap jam. Meskipun tahun ini tidak diperkirakan seintens itu, pengamat tetap bisa menikmati pemandangan puluhan meteor melesat cepat di langit malam.

5. Hujan Meteor Alpha Monocerotid - 21 November 2025

Selanjutnya, hujan meteor Alpha Monocerotid akan mencapai puncaknya pada 21 November 2025. Meteor ini tampak berasal dari konstelasi Monoceros, yang dikenal dengan sebutan “Sang Unicorn”.

Fenomena ini termasuk langka karena intensitasnya bervariasi dari tahun ke tahun. Dalam kondisi langit yang bersih dan minim polusi cahaya, kilatan meteor dapat terlihat jelas di sekitar rasi Orion dan Monoceros pada dini hari.

6. Hujan Meteor Orionid - 28 November 2025

Menjelang akhir bulan, tepatnya pada 28 November 2025, hujan meteor Orionid akan kembali menghiasi langit. Meteor ini berasal dari sisa debu legendaris Komet Halley.

Hujan meteor ini biasanya bergerak dengan kecepatan tinggi dan memiliki cahaya yang sangat terang. Waktu terbaik untuk melihatnya adalah setelah tengah malam dengan memandang arah konstelasi Orion di bagian timur langit.

7. Saturnus Akhiri ‘Gerak Mundur’ - 28 November 2025

Pada tanggal yang sama, planet Saturnus juga akan menyelesaikan fase retrograde-nya atau gerak mundur. Dalam beberapa bulan terakhir, Saturnus terlihat bergerak berlawanan dengan trajektori biasanya di angkasa.

Akhir dari fase retrograde menandakan kembalinya Saturnus ke arah gerak normalnya dari barat ke timur. Momen ini sering kali disertai dengan peningkatan kejelasan cincin Saturnus bagi mereka yang menggunakan teleskop, menjadikannya objek yang menarik untuk difoto. (In The Sky/Z-10)

Read Entire Article
Global Food