Trump Dorong Kesepakatan Dagang Baru di ASEAN, Malaysia Dapat Keuntungan Terbesar

4 hours ago 1
Trump Dorong Kesepakatan Dagang Baru di ASEAN, Malaysia Dapat Keuntungan Terbesar Malaysia juga memperoleh ketenangan pikiran karena terhindar dari tarif tinggi yang sempat diancamkan Trump.(Biro Pers Sekretariat Presiden)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump menghadiri KTT ke-47 ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, untuk memperkuat hubungan ekonomi dan membentuk arah baru kebijakan perdagangan AS di kawasan Asia Tenggara.

Dalam pertemuan tersebut, Trump memimpin penandatanganan perjanjian gencatan senjata antara Thailand dan Kamboja, serta mengumumkan beberapa kesepakatan perdagangan dengan negara-negara ASEAN.

Gedung Putih mengonfirmasi bahwa AS menandatangani perjanjian perdagangan timbal balik dengan Malaysia dan Kamboja, serta perjanjian kerangka kerja dengan Thailand dan Vietnam.

Meski Malaysia mendapat pengecualian tarif untuk sejumlah ekspor utamanya, kebijakan perdagangan Trump tetap menyisakan banyak pertanyaan, terutama terkait tarif baru yang direncanakan untuk semikonduktor dan praktik transshipment, yakni ekspor dari Tiongkok yang dialihkan lewat negara ketiga guna menghindari bea masuk tinggi.

Belum ada kejelasan mengenai bagaimana AS akan menentukan negara asal untuk produk yang melintasi banyak perbatasan sebelum selesai diproduksi.

Tidak satu pun kesepakatan yang ditandatangani menyebutkan secara spesifik industri semikonduktor atau aturan negara asal, meskipun kawasan ini sangat bergantung pada rantai pasokan lintas negara.

Perjanjian dengan Malaysia, Thailand, Kamboja, dan Vietnam menetapkan tarif AS sebesar 19 hingga 20%, sementara negara-negara tersebut setuju untuk menurunkan hambatan non-tarif terhadap barang AS. Kamboja dan Thailand bahkan berkomitmen untuk menghapus sebagian besar tarif impor produk dari AS.

Sebagai imbalannya, Malaysia, Thailand, dan Vietnam akan meningkatkan impor produk pertanian dan pesawat buatan AS, serta membuka akses bagi layanan digital Amerika. Malaysia juga menjanjikan investasi modal senilai 70 miliar dolar AS di Amerika Serikat.

Thailand dan Malaysia menandatangani nota kesepahaman tambahan untuk memperkuat kerja sama di sektor mineral penting, termasuk nikel dan kobalt, guna mendukung rantai pasokan tanah jarang yang dibutuhkan industri teknologi.

Jaideep Singh dari Institute of Strategic & International Studies Kuala Lumpur menilai sebagian besar komitmen Malaysia hanyalah kelanjutan kebijakan perdagangan yang sudah ada.

“Untuk banyak komitmen pengurangan hambatan non-tarif yang tercantum dalam perjanjian, tidak ada beban regulasi tambahan bagi pemerintah Malaysia,” katanya kepada Al Jazeera.

Malaysia Terhindar dari Tarif Tinggi

Menurut Priyanka Kishore dari Asia Decoded di Singapura, Malaysia juga memperoleh ketenangan pikiran karena terhindar dari tarif tinggi yang sempat diancamkan Trump. Ia menilai kesepakatan ini bisa menjadi model bagi negara ASEAN lain seperti Vietnam dan Thailand untuk mendapatkan tarif lebih ringan.

Namun, Jayant Menon dari ISEAS-Yusof Ishak Institute mengingatkan bahwa masih ada ketidakjelasan mengenai dasar hukum dan pelaksanaan kesepakatan tersebut.

“Status hukum dan keberlakuan dari kesepakatan perdagangan yang sedang dilakukan, maupun perjanjian kerangka kerja, masih belum jelas karena ini bukan perjanjian perdagangan bebas dalam pengertian tradisional,” ujarnya.

Menon menambahkan bahwa kesepakatan tersebut kemungkinan akan ditegakkan lewat ancaman tarif tambahan jika negara peserta gagal memenuhi isi perjanjian. (Al Jazeera/Fer/I-1)

Read Entire Article
Global Food