Sulsel Berhasil Terangi 80 Desa Terpencil, 1.486 SuperSUN PLN Wujudkan Keadilan Energi

5 hours ago 3
Sulsel Berhasil Terangi 80 Desa Terpencil, 1.486 SuperSUN PLN Wujudkan Keadilan Energi Program SuperSUN PLN diresmikan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman di Pulau Samalona, Sulawesi Selatan.(Dok. PLN)

SENJA di Pulau Samalona, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, biasanya diiringi deru genset yang mengganggu kedamaian. Tapi, pada Jumat (24/10) itu, suasana berbeda. 

Yang terdengar justru suara ombak dan tawa riang anak-anak yang bermain di bawah lampu-lampu baru yang telah menyala sejak siang. 

Sebuah babak baru dimulai bagi 41 warga pulau kecil ini, dengan diresmikannya listrik 24 jam dari program SuperSUN PLN.

"Rasanya seperti mimpi. Dulu, kami harus memilih, menerangi rumah atau mengisi daya freezer untuk ikan. Sekarang, tidak lagi," ujar Kamaruddin, seorang pengelola homestay di sana. 

Ia dengan detail menjelaskan transformasi ekonomi yang dialaminya. "Dulu, untuk genset yang hanya menyala 6 jam di malam hari, saya harus mengeluarkan uang hampir Rp3 juta untuk solar. Sekarang dengan listrik PLN dari matahari, biayanya turun drastis ke angka Rp300 ribuan sebulan. Penghematan hampir 90% ini akan saya gunakan untuk mempercantik homestay saya," urainya.

Kisah Kamaruddin adalah gambaran nyata dari dampak program elektrifikasi yang diresmikan Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, hari itu. Peresmian di Samalona ini bersifat simbolis, mewakili kehadiran 1.486 unit SuperSUN yang dipasang di 80 desa terpencil di 11 kabupaten/kota di Sulsel, dengan nilai investasi puluhan miliar rupiah.

Dalam sambutannya, Sudirman menyampaikan apresiasi mendalam atas terselenggaranya program ini. "Peresmian Listrik Desa Sulsel dengan 1.486 titik dengan nilai puluhan milyar untuk 80 desa terpencil baik Selayar, Sinjai, Luwu Raya di 11 kabupaten/Kota di Sulsel tentu sangat membantu. Kali ini secara simbolis dilauncing SuperSUN di Pulau Samalona," jelasnya.

Ia pun menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada PLN dan Presiden Prabowo Subianto atas komitmennya melalui Program Energi Terbarukan (ETB) yang menghadirkan listrik bagi wilayah terpencil dan kepulauan.

"Lebih jauh langkah ini menjadi bagian dari upaya besar kita untuk memerdekakan wilayah-wilayah terpencil agar masyarakat dapat menikmati pelayanan dasar dan kesempatan yang lebih baik," lanjut Sudirman.

Ia juga menyampaikan visi besarnya untuk pengembangan energi terbarukan di Sulsel. "Kami berharap ke depan semakin banyak daerah dengan listrik EBT (Energi Baru Terbarukan) oleh KemenESDM dan PLN. Bahkan kami berencana mendorong Kabupaten Kepulauan Selayar sebagai pulau hijau (Green Island) yang menjadi percontohan penerapan energi ramah lingkungan di Indonesia," seru Sudirman.

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, yang turut hadir, menyampaikan apresiasi yang sama. "Program yang telah diinisiasi Pak Gubernur bersama PLN untuk menghadirkan listrik di pulau-pulau melalui super sun ini adalah bukti hadirnya negara sampai ke wilayah pulau," tambahnya.

Munafri juga menyampaikan kondisi riil pulau-pulau di Makassar. "Saat ini Kota Makassar memiliki delapan pulau dan masih ada empat pulau terluar yang membutuhkan sentuhan infrastruktur dasar," ungkapnya.

"Insya Allah keberadaan listrik ini membawa manfaat dan keberkahan bagi seluruh warga, sekaligus membuka peluang usaha baru dan peningkatan pendapatan masyarakat," sambung Munafri.

Edyansyah, General Manager PLN Unit Indik Distribusi Sulawesi Selatan Tenggara dan Barat (UID Sulselrabar), membeberkan capaian dan tantangan teknis.

Hingga September 2025, sebanyak 1.486 unit SuperSUN di 80 desa telah terpasang di Sulawesi Selatan. 

"Membawa peralatan seperti panel surya dan baterai yang beratnya bisa mencapai 100 kg per unit melintasi lautan bukan hal mudah. Tapi, tekad kami untuk menerangi Sulselrabar lebih besar daripada semua tantangan itu," kata Edyansyah.

Bagi nelayan seperti Arif, kehadiran listrik adalah jawaban atas kegelisahan bertahun-tahun. "Ikan yang tadinya harus cepat-cepat dijual murah sebelum busuk, sekarang bisa disimpan di kulkas. Nilai jualnya jadi lebih tinggi. Ini langsung menambah penghasilan keluarga," ceritanya dengan semangat.

Sementara bagi Sari, ibu rumah tangga di pulau itu, dampaknya terasa pada rutinitas sehari-hari. "Anak-anak tidak lagi kesulitan belajar di malam hari. Kami juga bisa menikmati hiburan dari televisi," terangnya.

Dengan rasio elektrifikasi Sulsel yang kini menyentuh 99,99%, proyek 1.486 SuperSUN di 80 desa ini menjadi penutup yang sempurna. Cahaya dari panel surya itu tidak hanya menerangi jalanan, tetapi juga masa depan warga Pulau Samalona dan puluhan desa lainnya. 

Read Entire Article
Global Food