atmos, retail streetwear dan sneakers asal Jepang hadir di 23 Paskal Bandung(ISTIMEWA)
BANDUNG sejak lama dikenal sebagai salah satu episentrum budaya sneakers di Indonesia. Bagi komunitas muda di kota ini, sneakers bukan sekadar alas kaki, melainkan simbol identitas, gaya hidup, dan medium ekspresi diri.
Dari komunitas kreatif, musisi, hingga fesyen enthusiast, sneakers menjadi penghubung lintas budaya yang merefleksikan semangat urban Bandung yang dinamis. Tak heran bila Bandung menjadi destinasi penting bagi brand global untuk berinteraksi langsung dengan energi komunitas lokalnya.
Melihat pesatnya pertumbuhan sneaker culture di Bandung, atmos, retail streetwear dan sneakers ternama asal Jepang yang berbasis di Tokyo, membuka flagship store di 23 Paskal Bandung, Jawa Barat. Ini untuk menghadirkan pengalaman berbelanja yang tidak hanya fungsional, tetapi juga hangat dan penuh cerita.
“Bandung adalah jantung sneaker culture Indonesia. Bandung memiliki peran penting perkembangan budaya sneakers di Indonesia. Kota ini dikenal sebagai pusat kreativitas dan gaya hidup anak muda yang kuat, yakni budaya streetwear tumbuh secara organik sejak lama. Komunitasnya solid, aktif, dan memiliki apresiasi tinggi pada fesyen serta kolektibilitas sneakers," ujar Brand Manager atmos Indonesia Herlina Winardo, di Bandung, Jumat (24/10).
Menurut dia, Bandung memiliki sejarah panjang dalam industri kreatif, termasuk brand fesyen independen yang ikut mendorong antusiasme terhadap sneaker culture.
"Bagi kami, Bandung bukan hanya pasar potensial, tapi juga jantung dari gerakan budaya yang terus berkembang,” tambahnya.
Melengkapi pengalaman belanja, atmos Bandung menghadirkan Otaku Room yakni area khas yang menjadi bentuk apresiasi terhadap kreativitas dan semangat budaya Jepang.
Paduan tradisional dan modern
Di ruang ini, pengunjung dapat menikmati hand-drip coffee by Fuglen, matcha, serta Japanese cream soda, sambil menjelajahi koleksi item kolektibel yang memperkaya karakter dan atmosfer toko.
Mengusung konsep Japanese Machiya, desain interior atmos Bandung memadukan elemen tradisional dan modernitas khas Jepang.
"Melalui desain interior, kami ingin menciptakan pengalaman berbelanja berbeda, tak hanya fungsional, tetapi juga immersive dan inspiratif,” jelas Herlina.
Machiya bukan sekadar gaya arsitektur, melainkan filosofi hidup dan estetika yang merefleksikan keseimbangan antara tradisi, fungsionalitas, dan koneksi emosional dengan pengunjung.
Saat pembukaan flagship store di 23 Paskal Bandung, atmos menggandeng empat figur kreatif Bandung dalam kampanye local hero yaitu Dendy Darman (creativepreneur), Arin Sunaryo (artis), Rekti Yoewono (musisi), dan Syagini Ratna Wulan (artis).
Keempatnya dipilih karena merepresentasikan energi kreatif Bandung dari berbagai bidang, menegaskan bahwa sneakers adalah medium ekspresi lintas disiplin.
Herlina menambahkan pembukaan atmos 23 Paskal Bandung menandai perpaduan antara desain ruang inspiratif, kolaborasi kreatif, dan aktivasi komunitas yang kuat.
"Lebih dari sekadar toko, atmos Bandung hadir sebagai destinasi utama bagi pecinta sneakers, fashion-forward youth, dan komunitas kreatif kota ini sekaligus memperkaya dinamika budaya street fesyen yang telah lama hidup di Bandung," pungkas Herlina.
atmos sudah membuka sejumlah gerai sebagai pusat sneakers culture antara lain di Plaza Indonesia, Plaza Senayan, Pondok Indah Mall, Grand Indonesia, dan Tunjungan Plaza 3 Surabaya.

3 hours ago
3
















































