
AIR laut pasang (rob) dan gelombang tinggi 1,25-2,5 meter berlangsung di perairan utara Jawa Tengah Jumat (19/9), ribuan warga maupun nelayan di sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah diminta waspada menghadapi kondisi ini.
Pemantauan Media Indonesia Jumat (19/9) ribuan nelayan di sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah enggan untuk melaut, karena selain hujan ringan mengguyur, ancaman gelombang tinggi hingga mencapai 2,5 meter di sejumlah kawasan perairan utara, sehingga cukup berisiko terhadap aktivitas pelayaran.
Selain itu air laut pasang (rob) dengan ketinggian maksimum 1 meter juga masih berlangsung di perairan utara pada pukul 04.00-08.00 WIB, sehingga diminta warga di sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah seperti Pekalongan, Kendal, Semarang, Demak, Jepara dan Pati untuk siaga menghadapi banjir rob.
"Cuaca bagus, tetapi gelombang tinggi seringkali mengganggu kegiatan saat mencari ikan, kami tidak berani ambil resiko," ujar Harsono,45, nelayan di Pelabuhan Perikanan Banyutowo, Kabupaten Pati.
Hal serupa juga diungkapkan Hanafi,30, nelayan di Bandengan, Kabupaten Jepara bahwa gelombang tinggi tidak saja mengganggu aktivitas nelayan terutama dengan kapal kecil dan sedang, juga dikhawatirkan akan mengganggu aktivitas penyeberangan antar pulau Jepara-Karimunjawa.
"Rob masih berlangsung dengan puncak ketinggian berdurasi hingga 4 jam, diminta warga di Pantura Jawa Tengah untuk tetap siaga terhadap banjir rob terutama pada dini hari," kata Prakirawan BMKG Stasiun Maritim Tanjung Emas Semarang Doni Prastio Jumat (19/9).
Menurut Doni Prastio gelombang tinggi 1,25-2,5 meter juga menjadi ancaman di sejumlah kawasan di perairan utara terutama di Karimunjawa bagaian timur dan barat, Jepara, Pati-Rembang diperkirakan akan berlangsung hingga Senin (21/9) mendatang, sehingga aktivitas pelayaran terutama nelayan untuk waspada terhadap kondisi ini.
Gelombang tinggi disertai tiupan angin kencang, ungkap Doni Prastio, cukup berisiko terhadap aktivitas pelayaran terutama untuk kapal berukuran kecil dan sedang seperti kapal nelayan dan tongkang, karena dapat membalikkan dan menenggelamkan kapal. "Waspada terhadap aktivitas melaut," imbuhnya.
Cuaca Ekstrem
Sementara itu Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Risca Maulida mengungkapkan pada pagi cuaca di Jawa Tengah curah dan berawan, namun memasuki sore hingga awal malam memperkirakan peluang hujan ringan-sedang kembali mengguyur sejumlah daerah, sehingga diminta warga untuk waspada terhadap kondisi alam ini.
Tidak hanya hujan ringan-sedang, lanjut Risca Maulida, cuaca ekstrem yakni hujan lebat disertai angin kencang dan sambaran petir juga berpotensi di 20 daerah di Jawa Tengah terutama di kawasan pegunungan, dataran tinggi, Jawa Tengah bagian utara, selatan dan sebagian Solo Raya, sehingga diminta warga untuk waspada bencana hidrometeorologi.
Puluhan daerah berpotensi dilanda cuaca ekstrem, menurut Risca Maulida, pada Jumat (19/9) yakni Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Mungkid, Boyolali, Wonogiri, Grobogan, Blora, Kudus, Temanggung, Batang, Kajen, Pemalang, Brebes, Magelang, Salatiga, Pekalongan, Tegal dan Majenang.
"Angin bertiup dari arah timur ke selatan dengan kecepatan 5-25 kilometer per jam, suhu udara berkisar 18-34 derajat celcius dan kelembaban udara berkisar 45-95 persen," ujar Risca Maulida. (H-2)