PM Baru Nepal akan Bekerja Sesuai Cara Pikir Gen-Z

3 hours ago 1
PM Baru Nepal akan Bekerja Sesuai Cara Pikir Gen-Z Perdana Menteri interim Nepal, Sushila Karki.(AFP/ Prabin Ranabhat)

PERDANA Menteri interim Nepal Sushila Karki membuat komitmen tidak biasa saat memulai tugasnya. Dalam pidato publik perdana, Minggu (14/9), Karki yang merupakan perdana menteri perempuan pertama Nepal itu menyatakan akan mengikuti cara pikir Generasi-Z (Gen-Z).

“Kita harus bekerja sesuai dengan cara berpikir generasi Z. Apa yang mereka minta adalah diakhirinya korupsi, pemerintahan yang baik, dan keadilan ekonomi,” ujar Karki dalam pidato publik perdananya dikutip dari the New Indian Express, Minggu (14/9).

Gen-Z memang menjadi motor gelombang aksi unjuk rasa yang berujung pada pembakaran Gedung Parlemen dan mundurnya Perdana Menteri Nepal KP Sharma Oli pada Selasa (9/9). Beberapa jam sesudahnya tersiar kabar juga bahwa Presiden Ram Chandra Paudel, ikut mengundurkan diri. Namun kemudian terbukti ia masih memegang jabatan.

Kerusuhan di Nepal pecah setelah pemerintah menutup akses 26 platform media sosial di negara itu. Langkah pemerintah itu membuat rakyat, khususnya generasi muda, yang sebelumnya sudah berunjuk rasa akan masalah korupsi di negara itu, semakin marah.

Karki yang juga merupakan perempuan pertama yang menjadi Ketua Mahkamah Agung Nepal berjanji untuk menjalankan aspirasi kaum muda yang menuntut penghapusan praktik korupsi, usai aksi protes besar-besaran menggulingkan pemerintah sebelumnya.

Karki yang berusia 73 tahun, resmi memulai tugasnya pada Jumat (12/9). Ia diberi mandat untuk memulihkan ketertiban sekaligus memenuhi tuntutan generasi muda menjelang pemilu yang dijadwalkan berlangsung pada 5 Maret 2026. “Anda dan saya harus bertekad untuk mewujudkannya,” lanjut Karki dalam pidatonya.

Korban Kerusuhan Nepal

Begitu resmi bertugas, Karki juga membuat pengumuman bahwa pemerintah memberikan pendampingan kepada seluruh korban kerusuhan. Menurut Sekretaris Kabinet Eaknarayan Aryal, sedikitnya 72 orang tewas dan 191 lainnya luka-luka dalam bentrokan dua hari, angka yang meningkat dari laporan sebelumnya. Insiden ini menjadi kerusuhan terburuk sejak berakhirnya perang saudara dan penghapusan monarki pada 2008.

Dalam prosesi pelantikannya di kompleks pemerintahan Singha Durbar, Karki mengheningkan cipta untuk para korban sebelum memimpin rapat kabinet. “Situasi yang saya hadapi ini bukanlah sesuatu yang saya harapkan. Nama saya diusulkan langsung dari jalanan,” kata dia.

Penunjukan Karki dilakukan setelah serangkaian perundingan intensif antara Presiden Ram Chandra Paudel, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Ashok Raj Sigdel, dan perwakilan gerakan demonstran muda yang banyak berkoordinasi melalui aplikasi Discord.

Parlemen Nepal Dibubarkan

Parlemen kini resmi dibubarkan. Dalam pidatonya kepada bangsa, Karki menegaskan pemerintah transisi hanya akan bertugas enam bulan. “Kami tidak akan bertahan lebih dari itu. Kami akan menuntaskan tanggung jawab dan menyerahkan mandat kepada parlemen serta kabinet berikutnya,” tuturnya.

Presiden Paudel menyebut kesepakatan politik terbaru sebagai “solusi damai yang lahir dari proses sulit.” Ia pun menyerukan semua pihak menjaga momentum hingga pemilu.

Meski situasi mulai mereda dan pasukan militer ditarik dari jalanan, pemerintah menghadapi tantangan besar setelah lebih dari 12.500 narapidana melarikan diri ketika kerusuhan berlangsung.

Dukungan bagi Karki juga datang dari luar negeri. Perdana Menteri India Narendra Modi menegaskan komitmen New Delhi untuk mendukung perdamaian dan kemakmuran di Nepal, sementara Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyatakan kesiapan memperkuat hubungan bilateral.

Pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama turut menyampaikan doa bagi Karki agar sukses memenuhi harapan rakyat Nepal di masa-masa penuh tantangan ini. (M-1)

Read Entire Article
Global Food